Home / Berita / 20 Mahasiswa Unib Relawan ke Sumbar, Rektor Bebaskan KKN

20 Mahasiswa Unib Relawan ke Sumbar, Rektor Bebaskan KKN

Gerakan Kemanusiaan Universitas Bengkulu untuk Korban Banjir Sumatera Barat: Pengabdian Mahasiswa sebagai Pengganti KKN

Universitas Bengkulu (Unib) menunjukkan komitmennya terhadap aksi kemanusiaan dengan mengirimkan 20 mahasiswa untuk menjadi relawan di tengah musibah banjir yang melanda Provinsi Sumatera Barat. Sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan atas dedikasi mereka, universitas memberikan kemudahan dengan membebaskan mereka dari kewajiban mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) reguler.

Rektor Universitas Bengkulu, Indra Candranita, menjelaskan bahwa ke-20 mahasiswa tersebut telah diberangkatkan ke Sumatera Barat untuk membantu para korban banjir. “Mereka yang kami berangkatkan ke Sumbar ini kami anggap sebagai pengganti Kuliah Kerja Nyata (KKN),” ujar Rektor Indra dalam keterangan tertulisnya. Para mahasiswa ini dijadwalkan akan bertugas selama dua bulan, sesuai dengan durasi normal pelaksanaan KKN. Dengan demikian, pengabdian mereka di lokasi bencana secara otomatis menggantikan kewajiban akademis tersebut. “Jadi, mahasiswa yang berangkat ke lokasi bencana banjir di Sumbar tidak mengikuti KKN lagi, karena sudah mengabdikan diri membantu masyarakat yang terkena musibah tersebut,” tegasnya.

Bantuan Komprehensif Melampaui Tenaga Relawan

Tidak hanya mengerahkan tenaga mahasiswa, Universitas Bengkulu juga menyalurkan bantuan materiil untuk para korban bencana banjir yang tersebar di tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Total bantuan kemanusiaan yang telah disalurkan oleh Unib kepada warga korban bencana di ketiga provinsi tersebut tercatat mencapai nilai Rp 60 juta.

Natal Jabar Aman: Dedi Mulyadi Pastikan

Penyaluran bantuan ini dilakukan secara terstruktur dengan melibatkan beberapa perguruan tinggi di daerah masing-masing. Untuk Aceh, bantuan disalurkan melalui Universitas Syiah Kuala; di Sumatera Barat, kolaborasi dilakukan dengan Universitas Andalas; sementara di Sumatera Utara, bantuan disalurkan melalui Universitas Sumatera Utara (USU).

“Ada enam perguruan tinggi yang kami libatkan dalam penyaluran bantuan korban bencana banjir Sumatera yang berasal dari Universitas Bengkulu. Semoga bantuan yang kita berikan ini dapat meringankan beban penderitaan saudara kita yang terkena musibah banjir di tiga provinsi tersebut,” harap Rektor Indra.

Selain bantuan finansial dan materiil, Universitas Bengkulu juga mengirimkan beberapa tenaga profesional di bidang kesehatan ke lokasi-lokasi banjir untuk memberikan dukungan medis yang sangat dibutuhkan oleh para korban.

Keringanan Biaya Pendidikan bagi Mahasiswa Terdampak Banjir

Lebih lanjut, Rektor Unib mengungkapkan bahwa hasil pendataan yang dilakukan oleh pihak universitas mencatat ada sebanyak 26 mahasiswa Unib yang terdampak langsung oleh bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menyadari kondisi sulit yang dihadapi mahasiswa-mahasiswa ini, Universitas Bengkulu berkomitmen untuk memberikan keringanan berupa pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang akan berlaku pada semester genap tahun 2026.

Koperasi Pertambangan Merah Putih Minta Presiden Evaluasi Direksi PT Antam UBPN Konawe Utara

Langkah ini diharapkan dapat sedikit meringankan beban finansial para mahasiswa dan keluarga mereka yang tengah berjuang memulihkan diri pasca-bencana. Universitas Bengkulu juga telah menyampaikan data mahasiswa yang terdampak banjir di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu. Tindakan ini merupakan respons atas permintaan Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, yang meminta Unib untuk melakukan pendataan mahasiswa yang menjadi korban bencana di wilayah Sumatera. Data tersebut nantinya akan digunakan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk memberikan bantuan lebih lanjut kepada para mahasiswa Unib yang berasal dari daerah-daerah yang terkena dampak banjir.

Melalui berbagai inisiatif ini, Universitas Bengkulu menunjukkan perannya tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama di saat-saat krisis. Aksi kemanusiaan yang digagas oleh Unib ini menjadi bukti nyata semangat gotong royong dan solidaritas yang kuat dalam menghadapi bencana.