Miskonsepsi Gempa Jepang: Video Beredar dengan Klaim Tanggal yang Salah
Sebuah video yang menampilkan tiang listrik dan bangunan bergoyang hebat di sebuah jalanan telah menyebar luas di media sosial. Video ini seringkali disertai dengan narasi yang mengaitkannya dengan peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,5 magnitudo yang dilaporkan mengguncang lepas pantai utara Jepang pada tanggal 8 Desember lalu, yang mengakibatkan puluhan orang terluka. Namun, penelusuran lebih lanjut mengungkap bahwa klaim tersebut tidak akurat. Video tersebut sebenarnya direkam pada momen yang berbeda, yaitu saat gempa bumi dahsyat yang melanda Jepang di awal tahun 2024.
Postingan di platform Facebook, yang diunggah pada 9 Desember 2025, dengan keterangan “Gempa Jepang 8 desember 2025,” menjadi salah satu contoh penyebaran informasi yang keliru ini. Dalam rekaman yang dibagikan, terlihat jelas bagaimana guncangan gempa menyebabkan bangunan-bangunan dan tiang-tiang listrik berayun dengan hebat, menimbulkan kesan kepanikan yang mendalam.
Fenomena ini muncul di tengah pemberitaan mengenai gempa berkekuatan 7,5 magnitudo yang memang menggegerkan wilayah Aomori di bagian utara Jepang. Gempa tersebut dilaporkan menyebabkan kerusakan pada bangunan, merusak infrastruktur jalan, memecahkan kaca jendela, dan bahkan memicu gelombang tsunami setinggi 70 cm. Pihak berwenang Jepang menyatakan bahwa setidaknya 51 orang mengalami luka-luka akibat guncangan tersebut. Mereka juga mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk tetap siaga, mengingat kemungkinan terjadinya gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.
Namun, terlepas dari kejadian gempa pada bulan Desember tersebut, investigasi mendalam terhadap video yang beredar menunjukkan bahwa rekaman tersebut tidak berkaitan dengan peristiwa terkini. Sebaliknya, video itu adalah rekaman asli dari gempa dahsyat yang melanda Jepang pada hari pertama tahun 2024.
Menelusuri Jejak Video: Kebenaran di Balik Rekaman Guncangan
Tim pemeriksa fakta AFP sebelumnya juga telah pernah melakukan klarifikasi terkait penyebaran misinformasi yang menggunakan video serupa. Postingan berbahasa Spanyol juga pernah kedapatan mengaitkan video ini dengan peristiwa yang berbeda dari kenyataan.
Melalui teknik pencarian gambar terbalik menggunakan Google, yang memanfaatkan potongan-potongan gambar dari video yang beredar, ditemukan bahwa video yang sama telah pernah dibagikan di kanal YouTube milik stasiun televisi Jepang, MBS News, pada tanggal 11 Januari 2024. Hal ini secara meyakinkan menunjukkan bahwa video tersebut berasal dari kejadian di awal tahun 2024, bukan gempa yang terjadi di akhir tahun 2025.
Lebih lanjut, analisis terhadap video yang beredar di media sosial menunjukkan adanya manipulasi. Video tersebut telah dipotong dan dibalik secara horizontal dari rekaman aslinya.

Keterangan yang menyertai laporan berbahasa Jepang dari MBS News mengkonfirmasi bahwa video tersebut direkam dari dalam sebuah mobil yang sedang melintas di Kota Anamizu, Prefektur Ishikawa, pada saat gempa terjadi. Kecocokan antara rekaman video dengan citra dari Google Street View di area tersebut semakin memperkuat keaslian dan lokasi pengambilan video.
Gempa berkekuatan 7,5 magnitudo yang terjadi pada 1 Januari 2024, beserta rangkaian gempa susulannya, telah menyebabkan kehancuran parah di sebagian wilayah Ishikawa, yang terletak di pesisir Laut Jepang. Insiden ini tidak hanya merobohkan banyak bangunan dan merusak jaringan jalan, tetapi juga memicu kebakaran berskala besar. Gempa ini tercatat sebagai gempa paling mematikan di Jepang dalam satu dekade terakhir, dengan jumlah korban jiwa mencapai 470 orang.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu melakukan verifikasi informasi sebelum menyebarkannya, terutama ketika menyangkut peristiwa penting seperti bencana alam. Mengaitkan video dengan kejadian yang salah dapat menimbulkan kepanikan yang tidak perlu dan mengaburkan pemahaman kita tentang realitas peristiwa yang sebenarnya terjadi.
