Asnawi Mangkualam Ungkap Alasan Kegagalan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026
Perjalanan Tim Nasional Sepak Bola Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah berakhir pada putaran keempat. Dua kekalahan beruntun yang dialami Skuad Garuda, yaitu takluk 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak, secara definitif menutup peluang mereka untuk melaju ke putaran final. Hasil ini menandai akhir dari sebuah perjalanan yang dimulai sejak ronde pertama, di mana tim secara bertahap berupaya membangun kekuatan.
Asnawi Mangkualam, yang memegang peran krusial sebagai kapten tim sejak awal kualifikasi, menjadi saksi dan bagian integral dari setiap fase yang dilalui. Selama perjalanan tersebut, Timnas Indonesia mengalami berbagai transformasi komposisi pemain, termasuk kehadiran sejumlah pemain naturalisasi yang diharapkan dapat memperkuat skuad.
Penilaian Asnawi Terhadap Kualitas Pemain Timnas
Program naturalisasi telah berhasil mendatangkan pemain-pemain diaspora yang memiliki pengalaman bermain di kompetisi Eropa. Nama-nama seperti Jay Idzes, Calvin Verdonk, Thom Haye, Maarten Paes, Emil Audero, hingga Miliano Jonathans, sempat menarik perhatian publik dan digadang-gadang akan meningkatkan daya saing tim. Secara teori, materi pemain yang ada terlihat lebih kompetitif dibandingkan periode sebelumnya.
Namun, Asnawi Mangkualam menyampaikan pandangan yang lebih realistis. Menurutnya, kualitas keseluruhan pemain Timnas Indonesia saat ini belum sepenuhnya berada pada level yang dibutuhkan untuk bersaing di Piala Dunia 2026. Ia berpendapat bahwa hanya sebagian kecil pemain yang benar-benar siap untuk berkompetisi di panggung tertinggi tersebut.
“Di babak keempat ini, dengan komposisi tim yang ada sekarang, memang terasa lebih mudah,” ujar mantan pemain PSM Makassar tersebut. “Namun, untuk bisa lolos ke Piala Dunia, secara realistis dengan komposisi pemain yang ada saat ini, menurut saya hanya ada sekitar lima hingga tujuh pemain yang benar-benar layak untuk bermain di Piala Dunia.”
Meskipun demikian, Asnawi mengakui bahwa jurang pemisah antara kualitas tim saat ini dengan level putaran final Piala Dunia masih terasa. Penilaian ini ia sampaikan berdasarkan pengalamannya yang telah mengikuti dan berjuang bersama tim sejak awal babak kualifikasi.
Reaksi Emosional Pasca-Kegagalan Lolos ke Piala Dunia 2026
Kegagalan Timnas Indonesia untuk menembus Piala Dunia 2026 meninggalkan luka emosional yang mendalam bagi Asnawi Mangkualam. Ia mengaku sangat terpukul ketika hasil akhir tidak sesuai dengan harapan dan kerja keras yang telah dicurahkan. Perasaan kecewa itu muncul bukan tanpa alasan, mengingat perjuangan panjang yang telah dilalui sejak ronde pertama, termasuk pertandingan awal melawan Brunei Darussalam.
“Saya menangis. Sungguh. Pasti sangat kecewa karena kita sudah berjuang dari babak pertama, mulai dari melawan Brunei, berjuang dari awal, kita semua sama-sama berjuang,” ungkap Asnawi dengan nada prihatin.
Asnawi menekankan bahwa seluruh pemain telah memberikan upaya maksimal mereka sepanjang kualifikasi. Harapan untuk dapat membawa nama Indonesia tampil di Piala Dunia menjadi motivasi utama yang mendorong mereka selama proses yang panjang ini. Meskipun hasil akhir belum sesuai dengan target yang dicanangkan, ia menegaskan pentingnya untuk tetap bersikap realistis terhadap kondisi tim saat ini. Pengalaman panjang yang didapat selama menjalani babak kualifikasi ini diharapkan dapat memberikan banyak pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia di masa mendatang.
Perjalanan menuju Piala Dunia memang penuh tantangan dan membutuhkan lebih dari sekadar materi pemain yang mumpuni. Dibutuhkan pengalaman, mental baja, dan strategi yang matang untuk dapat bersaing di level internasional yang sangat kompetitif. Kegagalan ini, meskipun menyakitkan, dapat menjadi batu loncatan untuk evaluasi dan perbaikan yang lebih baik di masa depan.
Tantangan dan Langkah Selanjutnya
Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan kualitas pemain, masih ada kesenjangan yang perlu ditutupi. Beberapa faktor yang mungkin menjadi pertimbangan evaluasi ke depannya antara lain:
- Kedalaman Skuad: Memastikan adanya kedalaman skuad yang merata di setiap lini agar tim tetap kuat meskipun ada rotasi pemain atau jika ada pemain kunci yang berhalangan tampil.
- Pengalaman Internasional: Meningkatkan jam terbang pemain di pertandingan internasional yang lebih menantang untuk membiasakan diri dengan tekanan dan gaya bermain lawan dari berbagai konfederasi.
- Konsistensi Performa: Menjaga konsistensi performa baik di level klub maupun tim nasional agar setiap pemain selalu berada dalam kondisi terbaiknya.
- Psikologis Tim: Membangun mentalitas juara dan ketahanan psikologis agar pemain tidak mudah tertekan dalam situasi krusial.
Dengan melihat ke belakang dan belajar dari setiap pertandingan, Timnas Indonesia diharapkan dapat merumuskan strategi yang lebih efektif untuk menghadapi kualifikasi di masa mendatang. Dukungan dari seluruh elemen sepak bola Indonesia, termasuk federasi, pelatih, pemain, dan suporter, akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan mimpi untuk tampil di panggung dunia.
