Ribuan Warga Aceh Barat Pulang ke Rumah Pasca Banjir Bandang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat mengonfirmasi bahwa seluruh masyarakat yang sebelumnya mengungsi akibat bencana banjir bandang dan luapan air telah kembali ke kediaman masing-masing. Pihak BPBD menegaskan tidak ada lagi warga yang masih berada di lokasi pengungsian setelah bencana tersebut melanda wilayah itu.
“Alhamdulillah, seluruh pengungsi korban bencana alam banjir saat ini sudah berada di rumah,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah, di Aceh Barat pada hari Senin (22/12). Pernyataan ini menandakan bahwa fase tanggap darurat untuk penampungan pengungsi telah berakhir, meskipun upaya pemulihan pasca-bencana masih terus berjalan.
Dampak Luas Banjir Bandang di Aceh Barat
Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Aceh Barat ternyata berdampak sangat luas, menimpa sebanyak 39.890 jiwa atau setara dengan 13.826 kepala keluarga (KK). Skala dampak ini menunjukkan betapa seriusnya bencana tersebut dan memerlukan penanganan yang komprehensif dari berbagai pihak.
Korban dan warga terdampak bencana tersebar di sepuluh kecamatan yang berbeda, menunjukkan cakupan geografis bencana yang cukup luas di Aceh Barat. Rincian sebaran warga terdampak per kecamatan adalah sebagai berikut:
- Kecamatan Johan Pahlawan: Melibatkan 5.753 jiwa atau 1.971 KK.
- Kecamatan Kaway XVI: Terdampak sebanyak 6.871 jiwa atau 2.542 KK.
- Kecamatan Meureubo: Meliputi 3.989 jiwa atau 1.386 KK.
- Kecamatan Pante Ceureumen: Menjadi lokasi terdampak bagi 6.886 jiwa atau 2.121 KK.
- Kecamatan Sungai Mas: Melibatkan 862 jiwa atau 500 KK.
- Kecamatan Woyla: Terdampak sebanyak 6.402 jiwa atau 2.256 KK.
- Kecamatan Woyla Timur: Melibatkan 1.367 jiwa atau 458 KK.
- Kecamatan Woyla Barat: Terdampak sebanyak 4.486 jiwa atau 1.511 KK.
- Kecamatan Arongan Lambalek: Meliputi 3.219 jiwa atau 1.056 KK.
- Kecamatan Panton Reue: Menjadi lokasi terdampak bagi 55 jiwa atau 25 KK.
Bantuan Masa Panik Tersalurkan
Menyikapi situasi darurat tersebut, pemerintah daerah sigap menyalurkan berbagai bantuan yang dikategorikan sebagai bantuan masa panik. Bantuan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban banjir yang terdampak langsung oleh bencana.
Bantuan yang telah disalurkan meliputi berbagai kebutuhan pokok, di antaranya:
- Beras
- Telur
- Minyak goreng
- Mi instan
- Dan kebutuhan pokok lainnya yang sangat krusial di masa-masa awal pasca-bencana.
Penyaluran bantuan ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam meringankan beban masyarakat yang tengah menghadapi kesulitan akibat bencana alam.
Upaya Pemulihan Akses Jalan Menuju Desa Sikundo
Meskipun sebagian besar pengungsi telah kembali ke rumah, masih ada sejumlah warga yang terisolasi akibat rusaknya infrastruktur. Tercatat sebanyak 117 jiwa atau 37 KK yang masih terisolasi dan tersebar di Desa Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.
Kondisi isolasi ini disebabkan oleh rusaknya akses jalan menuju desa tersebut. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat saat ini tengah berfokus pada upaya perbaikan jalan yang menghubungkan ke kawasan Sikundo. Jalan sepanjang lima kilometer menuju ke desa terpencil ini mengalami kerusakan parah.
Kerusakan tersebut terjadi karena tergerus oleh aliran sungai ketika musibah banjir bandang melanda pada akhir November 2025 lalu. Perbaikan jalan menjadi prioritas utama agar pasokan logistik dan bantuan dapat tersalurkan dengan lancar ke Desa Sikundo, serta mempermudah mobilitas warga yang membutuhkan pertolongan atau ingin keluar dari area terisolasi. Upaya ini menunjukkan bahwa penanganan bencana tidak berhenti pada tahap tanggap darurat, tetapi juga mencakup pemulihan infrastruktur vital untuk kehidupan masyarakat.
