Musim hujan yang masih melanda di berbagai wilayah, khususnya di perkotaan, kerap menghadirkan tantangan tersendiri bagi para pengendara. Salah satu tantangan terbesar adalah potensi banjir yang menggenangi sejumlah ruas jalan. Kondisi ini seringkali memaksa pengendara mobil matik untuk tetap nekat melintasi genangan air, meskipun kekhawatiran akan potensi kerusakan pada mesin dan transmisi terus menghantui.
Namun, perlu dipahami bahwa tidak semua genangan air berarti bencana bagi mobil matik. Dengan pemahaman yang tepat mengenai batas aman, pengendara dapat meminimalkan risiko saat mobil matik harus melewati banjir.
Menentukan Batas Aman Mobil Matik Saat Menerjang Banjir
Menurut Freddy, seorang pakar di bidang transmisi, batas aman bagi mobil matik saat melintasi genangan banjir dapat diidentifikasi berdasarkan ketinggian air relatif terhadap bagian bawah mesin mobil.
Secara umum, jika air hanya merendam area crankcase oli mesin, risiko kerusakan dianggap masih berada pada tingkat yang relatif kecil. Freddy menjelaskan bahwa crankcase dirancang dengan konstruksi yang rapat. Terdapat gasket dan sealant yang berfungsi untuk mencegah air masuk ke dalam komponen mesin.
Indikator sederhana yang dapat diamati oleh pengendara adalah tidak adanya tetesan atau rembesan oli dari area crankcase. Jika tidak terlihat adanya tanda-tanda kebocoran oli, ini menandakan bahwa sistem mesin masih tertutup dengan baik dan air dari luar belum berhasil masuk ke dalam komponen vital tersebut.
Namun, situasi menjadi jauh lebih berisiko dan mengkhawatirkan ketika ketinggian air sudah mencapai area torque converter atau komponen penting lainnya pada sistem transmisi. Pada kondisi seperti ini, potensi air untuk masuk ke dalam sistem transmisi meningkat secara signifikan. Jika air berhasil masuk, dapat menyebabkan kerusakan serius yang memerlukan biaya perbaikan yang tidak sedikit.
Freddy menekankan, “Kalau air sudah setinggi torque converter, itu sudah bahaya. Bukan cuma mobil matik, mobil manual juga berisiko.” Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini tidak spesifik hanya pada mobil matik, melainkan seluruh jenis kendaraan dapat terdampak jika ketinggian air sudah mencapai titik kritis tersebut.
Selain ketinggian air, desain kendaraan juga memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan kerentanan terhadap banjir. Beberapa mobil memiliki penempatan komponen elektrikal transmisi yang relatif rendah. Hal ini membuat komponen tersebut lebih rentan terkena air, bahkan meskipun ground clearance kendaraan tersebut terbilang tinggi.
Risiko Kerusakan Transmisi yang Disebabkan oleh Air
Penting untuk dicatat bahwa kerusakan transmisi akibat air tidak selalu disebabkan oleh genangan banjir saat berkendara. Freddy mengingatkan bahwa kasus masuknya air ke dalam sistem transmisi juga bisa terjadi akibat kebiasaan perawatan yang kurang tepat, seperti mencuci ruang mesin ( engine bay) secara berlebihan. Terutama jika tutup oli transmisi tidak terpasang dengan benar setelah proses pencucian.
“Pernah ada kasus mobil matik bunyi, ternyata air masuk karena tutup oli transmisi tidak ada, kemungkinan habis cuci engine bay,” ujar Freddy, menyoroti pentingnya perhatian terhadap detail-detail kecil dalam perawatan kendaraan.
Strategi Pencegahan Risiko Kerusakan Transmisi
Untuk mencegah terjadinya risiko kerusakan yang lebih besar, Freddy memberikan saran berharga bagi para pemilik mobil matik, khususnya yang menggunakan transmisi jenis CVT (Continuously Variable Transmission). Ia menyarankan agar pemilik kendaraan secara rutin memeriksa kondisi transmission cooler.
Komponen ini memiliki potensi kebocoran yang seringkali tidak disadari oleh pemilik kendaraan. Kebocoran pada cooler transmisi dapat menyebabkan masalah serius jika tidak segera ditangani.
“Kalau perlu, coolernya bisa diganti atau di-upgrade dengan dudukan yang lebih baik. Banyak orang tidak tahu kalau bagian itu juga bisa jadi sumber masalah,” ungkap Freddy. Dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin pada komponen ini, pemilik kendaraan dapat mengantisipasi potensi masalah sebelum menjadi lebih parah.
Dengan memahami batas aman ketinggian air dan titik-titik rawan pada kendaraan, para pengemudi diharapkan dapat mengambil keputusan yang bijak saat menghadapi genangan banjir. Jika ketinggian air sudah dipastikan melampaui batas aman yang telah dijelaskan, pilihan yang paling bijak adalah menunda perjalanan. Hal ini demi menghindari risiko kerusakan pada komponen vital kendaraan yang biayanya tentu tidak sedikit. Keselamatan dan kondisi kendaraan harus menjadi prioritas utama.
