Gangguan KRL Bogor-Jakarta: Penggantian Wesel Picu Keterlambatan dan Rekayasa Operasi
Pada Rabu pagi (17/12), sejumlah pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) yang melakukan perjalanan dari Bogor menuju Jakarta mengeluhkan adanya keterlambatan yang signifikan. Gangguan ini berpusat di beberapa stasiun di sepanjang rute tersebut, menyebabkan penumpukan penumpang dan kekhawatiran mengenai kelancaran transportasi publik. Penyebab utama dari keterlambatan ini dilaporkan adalah adanya pekerjaan penggantian wesel yang sedang berlangsung di antara Stasiun Bogor dan Stasiun Cilebut.

Situasi ini berdampak langsung pada pola operasional KRL, memaksa PT KAI Commuter untuk menerapkan rekayasa pola operasi guna meminimalkan dampak negatif terhadap jadwal perjalanan.
Dampak dan Penjelasan Resmi
Pihak PT KAI Commuter melalui akun resmi media sosialnya memberikan penjelasan terkait insiden ini. “Terdapat penggantian wesel di antara Stasiun Bogor—Cilebut dan saat ini masih dalam penanganan petugas. Perjalanan Commuter Line di lokasi menggunakan satu jalur secara bergantian. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” demikian pernyataan yang diunggah.
Penggantian wesel merupakan bagian dari pemeliharaan infrastruktur kereta api yang krusial untuk memastikan keselamatan dan kelancaran operasional. Namun, proses ini seringkali memerlukan penutupan sementara salah satu jalur atau pembatasan kecepatan, yang secara otomatis menyebabkan penundaan pada jadwal kereta yang melintas. Penggunaan satu jalur secara bergantian (satu jalur dipakai untuk dua arah) merupakan solusi sementara untuk menjaga agar kereta tetap bisa beroperasi, meskipun dengan waktu tempuh yang lebih lama.
Rekayasa Pola Operasi yang Diberlakukan
Untuk mengatasi situasi darurat ini, PT KAI Commuter telah merancang serangkaian rekayasa pola operasi. Perubahan ini dirancang untuk mengelola perjalanan kereta yang terdampak secara efektif, meskipun beberapa di antaranya harus dipersingkat atau mengalami perubahan rute keberangkatan/kedatangan.
Berikut adalah rincian rekayasa pola operasi yang diterapkan:
KA 1116 (Depok-Bogor): Perjalanan kereta ini akan diperpendek. Kereta hanya akan berjalan hingga Stasiun Cilebut. Selanjutnya, kereta tersebut akan kembali beroperasi sebagai KA 1183 dengan rute Cilebut-Jakarta Kota.
KA 1002 (Manggarai-Bogor): Serupa dengan KA 1116, KA 1002 juga mengalami pemendekan rute. Perjalanan kereta ini hanya akan sampai di Stasiun Depok. Dari Depok, kereta akan kembali sebagai KA 1207 dengan tujuan akhir Jakarta Kota.
KA 1128 (Depok-Bogor): Kereta ini akan membatasi perjalanannya hingga Stasiun Bojonggede. Setelah itu, kereta akan kembali beroperasi sebagai KA 1203 dengan rute Bojonggede-Jakarta Kota.
KA 1152 (Jakarta Kota-Bogor): Untuk perjalanan dari arah Jakarta menuju Bogor, KA 1152 akan berhenti di Stasiun Bojonggede. Kereta tersebut kemudian akan melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta sebagai KA 1213 dengan rute Bojonggede-Jakarta Kota.
KA 1132 (Depok-Bogor): Kereta ini juga akan mengalami pembatasan rute hingga Stasiun Bojonggede. Dari Bojonggede, kereta akan kembali ke Jakarta sebagai KA 1209 dengan tujuan akhir Jakarta Kota.
Rekayasa pola operasi ini menunjukkan upaya PT KAI Commuter dalam mengelola dampak gangguan infrastruktur. Namun, perubahan ini tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penumpang yang jadwalnya terganggu. Pengguna KRL dihimbau untuk selalu memantau informasi terkini melalui kanal resmi PT KAI Commuter untuk mendapatkan pembaruan mengenai jadwal dan rute perjalanan. Kesabaran dan pengertian dari seluruh pengguna sangat diharapkan selama proses perbaikan wesel ini berlangsung demi terciptanya layanan transportasi yang lebih baik di masa mendatang.
