Home / Pendidikan Tinggi / Paramadina: Evaluasi dan Prospek Pendidikan Tinggi Menuju Kampus Global

Paramadina: Evaluasi dan Prospek Pendidikan Tinggi Menuju Kampus Global

Menuju Kampus Global: Refleksi Kritis dan Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Riset Indonesia

Universitas Paramadina baru-baru ini menggelar sebuah forum diskusi publik yang sangat relevan bertajuk “Evaluasi & Outlook Pendidikan Tinggi Riset Menuju Kampus Global”. Acara ini dirancang sebagai wadah refleksi kritis terhadap arah kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia, terutama dalam menghadapi lanskap persaingan global yang semakin ketat. Diskusi ini secara strategis menghadirkan para pemangku kepentingan kunci, termasuk perwakilan dari lembaga legislatif dan para pimpinan perguruan tinggi terkemuka di tingkat nasional, guna mendapatkan pandangan yang komprehensif dan multidimensional.

Acara diskusi yang berlangsung interaktif ini dimoderatori oleh Dr. Handi Risza Idris, yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Paramadina. Beliau memandu jalannya diskusi dengan mahir, memfasilitasi pertukaran gagasan antara para panelis yang merupakan tokoh-tokoh berpengaruh di bidang pendidikan tinggi. Para pembicara yang turut hadir dan memberikan pandangannya antara lain:

  • Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, M.PP. (Ketua Komisi X DPR RI)
  • Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D. (Rektor Universitas Paramadina)
  • Prof. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D. (Rektor Universitas Bakrie)
  • Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU. (Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung)
  • Prof. Andi Adriansyah, M.Eng.

Krisis Arah dan Kualitas Pendidikan Tinggi Indonesia

Dalam forum tersebut, Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, tidak ragu menyampaikan pandangannya yang lugas mengenai kondisi pendidikan tinggi di Indonesia saat ini. Ia menegaskan bahwa perguruan tinggi Indonesia sedang menghadapi krisis arah dan kualitas yang cukup serius.

“Dunia kampus kita telah kehilangan momentum untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi, daya inovasi, riset dan lainnya, apalagi untuk mengejar ketertinggalan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan negara-negara seperti Singapura dan Malaysia,” ungkap Prof. Didik dengan nada prihatin. Pernyataannya ini menggarisbawahi urgensi untuk segera mengevaluasi dan mereformasi sistem pendidikan tinggi agar mampu bersaing di kancah internasional.

Korelasi Kualitas Pendidikan Tinggi dan Daya Saing Ekonomi

Prof. Didik kemudian menekankan sebuah korelasi yang sangat kuat antara kualitas perguruan tinggi dengan daya saing ekonomi suatu bangsa. Ia memberikan contoh konkret dari Vietnam, sebuah negara yang berhasil memacu pertumbuhan ekonominya hingga mencapai angka 7,5 persen per tahun. Keberhasilan ini, menurut Prof. Didik, merupakan buah dari upaya serius dalam membangun kualitas SDM melalui peningkatan mutu pendidikan tinggi.

Kampus Swasta Palembang Unggulan: Magang Langsung Tersedia

Pendidikan tinggi yang berkualitas bukan hanya menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga mendorong inovasi, riset, dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Sebaliknya, ketika kualitas pendidikan tinggi menurun, maka daya saing bangsa secara keseluruhan juga akan tergerus.

Kritik terhadap Ekspansi Perguruan Tinggi Negeri

Lebih lanjut, Prof. Didik juga melontarkan kritik terhadap praktik ekspansi masif yang dilakukan oleh sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN). Ia menilai bahwa ekspansi tersebut seringkali dilakukan tanpa memperhatikan kualitas yang memadai, yang pada akhirnya justru dapat merusak ekosistem pendidikan tinggi secara keseluruhan.

“Ketika rasio dosen dan mahasiswa dilakukan di kampus negeri, maka ketahuan rasio dosen vs mahasiswa ternyata 1 : 250. Jelas hal itu tidak sehat bagi kampus negeri dan tidak sehat bagi ekosistem pendidikan tinggi secara keseluruhan,” tegasnya. Rasio dosen dan mahasiswa yang terlalu tinggi seperti ini dapat berdampak negatif pada kualitas pengajaran, bimbingan mahasiswa, serta kemampuan dosen untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Akibatnya, proses pembelajaran menjadi kurang efektif, dan lulusan yang dihasilkan mungkin tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Diskusi ini diharapkan dapat menjadi momentum awal untuk merumuskan langkah-langkah strategis dan kebijakan yang lebih efektif guna membawa pendidikan tinggi riset Indonesia menuju standar global, serta meningkatkan daya saing bangsa di era persaingan yang semakin dinamis.

Magang FPEB UPI: Kuatkan Kompetensi Industri di PT Diwangkara