Home / Ekonomi & Bisnis / Dosen Polindra Pacu Pemasaran BUMDes Segeran dengan Digital

Dosen Polindra Pacu Pemasaran BUMDes Segeran dengan Digital

Transformasi Digital BUMDes Segeran: Inovasi Pemasaran Melalui Teknologi

Banyak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam memasarkan produknya ke luar wilayah lokal. Keterbatasan ini seringkali disebabkan oleh sistem penjualan yang masih mengandalkan metode konvensional, menghambat potensi pertumbuhan dan jangkauan pasar. Salah satu contoh nyata dari kondisi ini dialami oleh BUMDes Desa Segeran, yang berlokasi di Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.

BUMDes Segeran memiliki potensi besar dengan beragam produk unggulan yang dihasilkan oleh masyarakat desa. Salah satu produk yang menonjol adalah olahan buah jeruk, yang memiliki kualitas baik dan daya tarik tersendiri. Namun, upaya pemasarannya masih sangat terbatas pada lingkup lokal, belum mampu menembus pasar yang lebih luas untuk meraih potensi keuntungan yang lebih optimal.

Menyadari urgensi permasalahan ini, sebuah tim dosen dari Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) mengambil inisiatif. Tim yang beranggotakan Rendi, Robieth Sohiburoyyan, dan Salamet Nur Himawan ini merancang dan melaksanakan kegiatan pendampingan serta sosialisasi pemanfaatan teknologi digital yang komprehensif bagi para pengelola BUMDes Segeran.

“Permasalahan utama yang kami temukan di lapangan adalah keterbatasan BUMDes dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Padahal, produk-produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan nilai jual yang baik,” ujar Rendi, salah satu dosen yang terlibat, pada hari Rabu, 17 Desember 2025. Pernyataannya menggarisbawahi jurang pemisah antara potensi produk dan realitas pemasaran yang dihadapi BUMDes.

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh tim dosen Polindra mencakup berbagai aspek penting dalam strategi promosi modern. Para pengelola BUMDes dibekali dengan pemahaman mendalam mengenai:

Asing Borong Saham BUMI, BKSL, MDKA, GOTO Rp 3,27 T

  • Strategi Promosi Melalui Media Sosial: Para dosen memberikan panduan praktis tentang bagaimana memanfaatkan platform media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas, membangun kesadaran merek, dan mendorong interaksi dengan calon konsumen.
  • Pemanfaatan Marketplace: Selain media sosial, pelatihan juga difokuskan pada cara efektif menggunakan berbagai platform marketplace online. Ini mencakup strategi listing produk, optimasi deskripsi, serta teknik promosi di dalam marketplace itu sendiri.
  • Manajemen Media Sosial: Pengelola BUMDes diajarkan prinsip-prinsip manajemen media sosial yang baik, termasuk penjadwalan posting, analisis performa, dan cara merespons interaksi pengguna secara profesional.
  • Pembuatan Konten Promosi yang Menarik: Pelatihan mencakup teknik pembuatan konten visual dan tekstual yang mampu menarik perhatian, seperti penulisan caption yang persuasif, pemilihan foto produk yang berkualitas, dan penyusunan narasi yang menggugah minat.
  • Desain Iklan dan Poster Digital: Untuk meningkatkan daya tarik visual, para pengelola juga mendapatkan bekal dalam mendesain iklan dan poster digital yang profesional dan menarik, yang dapat digunakan baik di media sosial maupun platform lainnya.

Lebih jauh, Robieth Sohiburoyyan, dosen Polindra lainnya, menekankan pentingnya pendekatan praktis dalam pelatihan ini. Untuk memastikan para pengelola BUMDes benar-benar dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat, pendampingan juga melibatkan praktisi pemasaran yang berpengalaman. “Kami ingin ibu-ibu pengelola BUMDes tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mempraktikkan langsung cara memasarkan produk secara digital,” tuturnya, menegaskan komitmen untuk menghasilkan lulusan pelatihan yang kompeten.

Selain fokus pada strategi pemasaran digital, tim dosen Polindra juga berinovasi dengan mengembangkan sebuah sistem berbasis web. Sistem ini berupa aplikasi Point of Sales (POS) atau kasir digital yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan BUMDes.

Aplikasi POS ini memiliki beberapa fungsi krusial yang diharapkan dapat mentransformasi cara BUMDes Segeran beroperasi:

  • Manajemen Stok Barang yang Efisien: Sistem ini memungkinkan pengelola untuk mencatat setiap barang yang masuk dan keluar dengan akurat. Hal ini meminimalkan risiko kehilangan stok, memudahkan pemantauan ketersediaan barang, dan membantu dalam perencanaan pengadaan.
  • Pencatatan Transaksi Penjualan yang Tertib: Setiap transaksi penjualan akan tercatat secara digital, mulai dari item yang dibeli, jumlah, harga, hingga metode pembayaran. Pencatatan ini memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap penjualan.
  • Peningkatan Efisiensi Operasional: Dengan sistem otomatis, proses pencatatan dan pengelolaan data menjadi jauh lebih cepat dan efisien dibandingkan metode manual. Hal ini membebaskan waktu pengelola untuk fokus pada aspek strategis lainnya.
  • Perluasan Jangkauan Pasar: Data transaksi yang terintegrasi dengan sistem digital ini juga dapat menjadi dasar untuk analisis penjualan, yang pada akhirnya dapat membantu dalam merencanakan strategi ekspansi pasar.

Salamet Nur Himawan, dosen lain yang turut berperan dalam kegiatan pendampingan ini, menjelaskan lebih lanjut mengenai manfaat sistem POS. “Melalui sistem ini, pengelolaan produk menjadi lebih rapi dan terdata. Harapannya, pemasaran produk BUMDes tidak lagi terbatas di Desa Segeran saja, tetapi bisa menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan nasional,” ungkapnya, memproyeksikan dampak positif jangka panjang dari adopsi teknologi ini.

Para pengelola BUMDes Segeran menunjukkan antusiasme yang luar biasa selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Mereka tidak hanya aktif berpartisipasi dalam sesi pelatihan pemasaran digital, tetapi juga dengan sigap mengikuti pelatihan langsung mengenai penggunaan sistem Point of Sales yang baru dikembangkan.

Saham Pilihan 17/12: IHSG Berpeluang Menguat

Diharapkan, peralihan dari sistem penjualan konvensional ke digital ini akan menjadi katalisator penting bagi produk-produk usaha BUMDes Segeran untuk semakin dikenal oleh publik luas. Peningkatan visibilitas ini diharapkan akan berujung pada peningkatan volume penjualan dan pendapatan desa.

Ke depannya, tim dosen Polindra memiliki visi yang lebih besar. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus direplikasi dan dilaksanakan di BUMDes lain yang ada di Kabupaten Indramayu. Pelatihan berkelanjutan semacam ini dinilai sangat krusial untuk membekali para pengelola BUMDes agar senantiasa adaptif terhadap pesatnya perkembangan teknologi. Kemampuan beradaptasi ini menjadi kunci agar BUMDes dapat terus bertahan dan bahkan unggul dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin modern dan kompetitif.