Pemkot Pematangsiantar Pindahkan Operasional Bus AKAP/AKDP ke Terminal Tanjung Pinggir
Pemerintah Kota Pematangsiantar mengambil langkah strategis dengan memindahkan seluruh operasional Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) ke Terminal Tipe A Tanjung Pinggir. Keputusan ini merupakan upaya serius untuk menertibkan perusahaan otobus (PO) yang selama ini masih beroperasi di pusat kota, yang kerap menimbulkan kemacetan dan mengganggu ketertiban umum.
Sekretaris Daerah Pemkot Pematangsiantar, Junaedi Antonius Sitanggang, menegaskan bahwa pemindahan ini didasarkan pada Surat Keputusan Wali Kota mengenai Tim Optimalisasi Pemanfaatan Terminal Tanjung Pinggir. “Ini atas kesepakatan bersama agar PO yang selama ini beroperasi di inti kota pindah ke Terminal Tanjung Pinggir dan permanen kita fungsikan,” jelas Junaedi pada Rabu (17/12/2025).
Terminal Tipe A Tanjung Pinggir, yang berlokasi di Jalan Letda Usmansjah Saragih, Kecamatan Siantar Martoba, telah diresmikan sejak Februari 2023 dan berada di bawah pengelolaan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD). Menurut Junaedi, meskipun merupakan salah satu dari lima terminal tipe A di Sumatera Utara, terminal ini belum berfungsi secara optimal. Salah satu penyebab utamanya adalah menjamurnya terminal bayangan di pusat kota yang berkontribusi pada kepadatan lalu lintas.
Untuk memastikan kelancaran operasional dan kenyamanan pengguna, Pemkot Pematangsiantar berkomitmen penuh dalam meningkatkan sarana dan prasarana di Terminal Tanjung Pinggir. Peningkatan ini mencakup pengaspalan jalan, pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) yang memadai, serta penambahan rambu-rambu lalu lintas yang jelas. “Kami juga menyediakan meubelair di dalam gedung,” tambah Junaedi, menunjukkan keseriusan dalam mempersiapkan terminal ini.
Imbauan kepada Perusahaan Otobus: Segera Mendaftar dan Pindah
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Tipe A Tanjung Pinggir, Rita Sinaga, menyatakan bahwa kondisi sarana dan prasarana di terminal sudah memenuhi standar yang ditetapkan. Ia secara tegas mengimbau seluruh perusahaan otobus untuk segera mendatangi terminal dan memilih lokasi yang telah disediakan untuk mendirikan loket.
“Sehingga tidak ada lagi yang di luar terminal. Untuk lokasi PO, sudah kita sediakan. Seluruh PO segera daftar untuk penempatan loket,” ujar Rita. Harapannya, dengan adanya imbauan ini, semua PO dapat beroperasi secara terpusat di Terminal Tanjung Pinggir, menciptakan ekosistem transportasi yang lebih tertata.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Pematangsiantar, Daniel Hamonangan Siregar, menjelaskan bahwa proses optimalisasi terminal akan dilakukan secara bertahap. Selain melakukan sosialisasi intensif kepada para PO Bus, pihaknya juga telah mengerahkan personel gabungan dari Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Tugas mereka adalah memastikan agar bus tidak lagi masuk dan beroperasi di area pusat kota. “Kami juga telah memasang rambu-rambu yang menyatakan bus dilarang masuk,” tegas Daniel.
Tantangan dan Harapan dari Pihak Perusahaan Otobus
Meskipun langkah pemindahan operasional telah diambil, implementasinya tidak serta-merta berjalan mulus. Beberapa loket bus AKDP dan AKAP masih terlihat beroperasi di luar Terminal Tanjung Pinggir, dengan bus yang masih “ngetem” dan melintas melalui rute biasa menuju loket-loket di Jalan Pattimura (seperti loket PT Eldivo dan Ohana), serta di Jalan Sutomo dan Jalan Renville.
Perwakilan PT Eldivo, Dongan Pandiangan, menyatakan kesiapannya untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Namun, ia menekankan pentingnya keseragaman dalam pelaksanaan. “Kami siap mengikuti aturan. Tapi semua PO harus sama-sama pindah ke Terminal Tanjung Pinggir,” tuturnya. Pernyataan ini mencerminkan harapan agar semua pihak, termasuk PO lainnya, turut serta dalam proses transisi ini demi terciptanya keadilan dan efektivitas.
Senada dengan itu, perwakilan PT Intra-PT Sentra, Hendriben Situmorang, turut menyampaikan aspirasinya. Ia meminta agar angkutan desa (angdes) juga diarahkan untuk masuk ke Terminal Tanjung Pinggir. “Mengingat banyak calon penumpang yang juga berasal dari sejumlah kecamatan di luar Kota Pematangsiantar,” jelasnya. Dengan mengintegrasikan angkutan desa, diharapkan Terminal Tanjung Pinggir dapat menjadi simpul transportasi yang lebih komprehensif, melayani kebutuhan penumpang dari berbagai wilayah.
Langkah Pemkot Pematangsiantar ini diharapkan tidak hanya mampu menertibkan lalu lintas di pusat kota, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem transportasi darat di wilayah tersebut. Kolaborasi antara pemerintah, pengelola terminal, dan perusahaan otobus menjadi kunci utama keberhasilan program ini.
