Home / Politik / Prabowo: Pecat Pejabat Tak Kompeten, Tanpa Tebang Pilih

Prabowo: Pecat Pejabat Tak Kompeten, Tanpa Tebang Pilih

Prabowo Subianto Tegaskan Pemberhentian Pejabat Tidak Kompeten Demi Jaga Kekayaan Negara

Presiden Prabowo Subianto telah memberikan sinyal tegas bahwa pemerintahannya tidak akan ragu untuk mengambil tindakan drastis terhadap pejabat yang terbukti tidak kompeten. Langkah ini merupakan bagian integral dari strategi besar untuk melindungi kekayaan negara dari berbagai ancaman kebocoran, termasuk korupsi, penyelundupan, dan penyalahgunaan kekuasaan yang merugikan rakyat.

Pernyataan keras ini disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo saat memberikan arahan kepada para kepala daerah se-Papua pada Selasa, 16 Desember 2025. Beliau menegaskan, “Kita tidak akan ragu-ragu copot, memecat pejabat yang tidak mampu tanpa memandang bulu, tanpa melihat partai mana asal usul, suku mana, agama mana, ras mana.”

Lebih lanjut, Presiden Prabowo menekankan bahwa setiap pejabat yang tidak mampu menjalankan tugas dan amanat rakyat dengan setia, harus bersedia untuk mundur dari jabatannya. “Siapa yang tidak bisa setia menjalankan tugas rakyat, kita persilakan untuk berhenti dari jabatan-jabatan pengabdian kepada negara dan rakyat,” tegasnya.

Langkah pembersihan birokrasi ini dinilai sangat krusial untuk memastikan potensi ekonomi Indonesia dapat berkembang optimal tanpa hambatan yang disebabkan oleh perilaku oknum pejabat yang merugikan. Korupsi, penyelundupan, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat negara hanya akan memperberat beban kehidupan masyarakat dan menghambat kemajuan bangsa.

Iwan Efendi Pimpin PDIP Sampang 2025-2030

Oleh karena itu, pemerintah pusat berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam memastikan penegakan hukum berjalan secara adil dan tanpa intervensi. “Karena itu, pemerintah pusat bekerja keras. Kita terus melakukan upaya-upaya menegakkan hukum mengusut segala penyelewengan,” ujar Presiden Prabowo, menunjukkan keseriusan dalam memberantas praktik-praktik ilegal di kalangan birokrasi.

Menurut Presiden Prabowo, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah pengelolaan kekayaan negara yang belum sepenuhnya dilakukan secara cakap dan andal. Kondisi ini perlu segera dibenahi demi kemaslahatan seluruh rakyat.

Upaya Pembenahan Internal Pemerintah

Menyadari adanya kekurangan tersebut, Presiden Prabowo menggarisbawahi bahwa pemerintah saat ini sedang giat melakukan upaya pembenahan diri di tingkat pusat. “Untuk itu, pemerintah pusat sedang bekerja keras untuk membenahi diri kita di tingkat pusat. Kita harus mengakui, tidak bisa kita tutupi, tidak bisa kita sembunyikan. Tidak baik untuk tidak kita hadapi kekurangan-kekurangan kita,” ungkapnya.

Presiden Prabowo juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak larut dalam keputusasaan ketika menghadapi kekurangan, melainkan justru menjadikannya sebagai momentum untuk membangkitkan semangat juang. “Saya selalu mengajak bukan untuk menurunkan semangat kita, tetapi untuk justru membangkitkan semangat kita,” tutupnya, menyiratkan optimisme dalam menghadapi perbaikan tata kelola pemerintahan.

Dampak Negatif Pejabat Tidak Kompeten

Pejabat yang tidak kompeten dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang merugikan negara dan masyarakat, di antaranya:

Habib Syarief: Negara Wajib Lindungi Anak di Dunia Digital

  • Kebocoran Anggaran Negara: Ketidakmampuan dalam mengelola anggaran dapat menyebabkan pemborosan, proyek mangkrak, atau bahkan dana yang dialokasikan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
  • Terhambatnya Pembangunan: Proyek-proyek vital yang seharusnya mempercepat pembangunan daerah dan nasional bisa tertunda atau gagal akibat keputusan yang tidak tepat dari pejabat yang tidak kompeten.
  • Meningkatnya Korupsi dan Penyelundupan: Lingkungan yang tidak diawasi dengan baik oleh pejabat yang cakap akan rentan terhadap praktik korupsi, suap, dan penyelundupan berbagai barang ilegal yang merugikan perekonomian nasional.
  • Ketidakpercayaan Publik: Ketika masyarakat melihat pejabat publik tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, kepercayaan terhadap pemerintah akan terkikis, yang dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial.
  • Lemahnya Pelayanan Publik: Sektor-sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, dan perizinan, akan mengalami penurunan kualitas pelayanan jika dikelola oleh individu yang tidak memiliki kompetensi yang memadai.

Oleh karena itu, penegasan Presiden Prabowo mengenai pemberhentian pejabat yang tidak kompeten merupakan langkah strategis untuk menciptakan pemerintahan yang lebih bersih, efisien, dan berorientasi pada pelayanan publik demi kemajuan Indonesia.