Evaluasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Menjelang Akhir Tahun
Provinsi Bengkulu menunjukkan progres yang signifikan dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025. Hingga pertengahan Desember, realisasi belanja daerah telah mencapai 74,24 persen dari total pagu anggaran yang ditetapkan. Angka ini mencerminkan upaya pemerintah provinsi dalam menyerap dan mengoptimalkan dana yang dialokasikan untuk berbagai program pembangunan dan pelayanan publik.
Berdasarkan data yang dihimpun, pagu anggaran belanja daerah Provinsi Bengkulu untuk tahun 2025 adalah sebesar Rp 3.066,14 miliar. Dari jumlah tersebut, dana yang telah berhasil direalisasikan hingga tanggal 17 Desember mencapai Rp 2.276,39 miliar. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar anggaran telah tersalurkan untuk membiayai berbagai kegiatan operasional dan pembangunan di lingkungan pemerintah provinsi.
Sementara itu, sisi pendapatan daerah juga menunjukkan performa yang positif. Hingga periode yang sama, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dana transfer dari pemerintah pusat serta sumber pendapatan lainnya telah terkumpul sebesar Rp 2.395,35 miliar. Angka ini setara dengan 80,13 persen dari target pendapatan daerah yang diproyeksikan sebesar Rp 2.989,23 miliar. Kinerja positif ini mengindikasikan bahwa strategi pengelolaan pendapatan daerah berjalan efektif, meskipun masih ada ruang untuk peningkatan guna mencapai target maksimal.
Rincian Realisasi Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah merupakan fondasi utama dalam pembiayaan pembangunan. Realisasi pendapatan daerah Provinsi Bengkulu dapat dirinci sebagai berikut:
Total Pendapatan Daerah:
- Anggaran/Pagu: Rp 2.989,23 Miliar
- Realisasi: Rp 2.395,35 Miliar
- Persentase: 80,13%
Pendapatan Asli Daerah (PAD):
- Anggaran/Pagu: Rp 1.231,30 Miliar
- Realisasi: Rp 899,91 Miliar
- Persentase: 73,09%
- PAD sendiri terdiri dari beberapa komponen penting:
- Pajak Daerah:
- Anggaran/Pagu: Rp 983,38 Miliar
- Realisasi: Rp 660,98 Miliar
- Persentase: 67,22%
- Retribusi Daerah:
- Anggaran/Pagu: Rp 187,62 Miliar
- Realisasi: Rp 171,16 Miliar
- Persentase: 91,23%
- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan:
- Anggaran/Pagu: Rp 16,36 Miliar
- Realisasi: Rp 15,08 Miliar
- Persentase: 92,18%
- Lain-Lain PAD yang Sah:
- Anggaran/Pagu: Rp 43,95 Miliar
- Realisasi: Rp 52,69 Miliar
- Persentase: 119,88% (terjadi surplus dari target)
- Pajak Daerah:
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat (TKDD):
- Anggaran/Pagu: Rp 1.756,81 Miliar
- Realisasi: Rp 1.494,59 Miliar
- Persentase: 85,07%
Pendapatan Lainnya:
- Anggaran/Pagu: Rp 1,12 Miliar
- Realisasi: Rp 0,85 Miliar
- Persentase: 76,21%
- Komponen ini sebagian besar berasal dari:
- Pendapatan Hibah:
- Anggaran/Pagu: Rp 1,12 Miliar
- Realisasi: Rp 0,85 Miliar
- Persentase: 76,21%
- Pendapatan Hibah:
Analisis Realisasi Belanja Daerah
Pada sisi belanja daerah, realisasi sebesar 74,24 persen menunjukkan bahwa sebagian besar pos anggaran telah dimanfaatkan untuk berbagai sektor. Namun, perlu dicermati beberapa pos belanja yang memiliki tingkat realisasi bervariasi:
Total Belanja Daerah:
- Anggaran/Pagu: Rp 3.066,14 Miliar
- Realisasi: Rp 2.276,39 Miliar
- Persentase: 74,24%
Belanja Pegawai:
- Anggaran/Pagu: Rp 1.420,77 Miliar
- Realisasi: Rp 1.111,22 Miliar
- Persentase: 78,21%
- Pos ini merupakan komponen belanja terbesar yang mencakup gaji, tunjangan, dan honorarium bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) serta tenaga kontrak di lingkungan Pemprov Bengkulu.
Belanja Barang dan Jasa:
- Anggaran/Pagu: Rp 684,48 Miliar
- Realisasi: Rp 576,66 Miliar
- Persentase: 84,25%
- Belanja ini meliputi pengadaan barang dan jasa untuk operasional perkantoran, pemeliharaan, perjalanan dinas, dan kegiatan lainnya yang bersifat rutin.
Belanja Modal:
- Anggaran/Pagu: Rp 762,54 Miliar
- Realisasi: Rp 392,76 Miliar
- Persentase: 51,51%
- Realisasi belanja modal yang relatif lebih rendah ini perlu menjadi perhatian. Belanja modal mencakup investasi jangka panjang seperti pembangunan infrastruktur, pengadaan aset tetap, dan pengembangan aset lainnya. Tingkat penyerapan yang masih di bawah 60 persen ini mungkin memerlukan evaluasi lebih mendalam terkait hambatan dalam proses pengadaan, pelaksanaan proyek, atau kendala administratif lainnya.
Belanja Lainnya:
- Anggaran/Pagu: Rp 198,35 Miliar
- Realisasi: Rp 195,75 Miliar
- Persentase: 98,69%
- Pos ini memiliki tingkat realisasi yang sangat tinggi, menunjukkan efektivitas dalam penyaluran dana untuk berbagai keperluan yang dikategorikan sebagai belanja lainnya. Di dalamnya terdapat:
- Belanja Bagi Hasil:
- Anggaran/Pagu: Rp 179,67 Miliar
- Realisasi: Rp 175,95 Miliar
- Persentase: 97,93%
- Belanja Hibah:
- Anggaran/Pagu: Rp 13,52 Miliar
- Realisasi: Rp 19,80 Miliar
- Persentase: 146,43% (terjadi realisasi lebih dari pagu, mungkin karena adanya hibah tambahan yang diterima)
- Belanja Bantuan Sosial:
- Anggaran/Pagu: Rp 0,00 Miliar
- Realisasi: Rp 0,00 Miliar
- Persentase: 0% (tidak ada alokasi atau realisasi pada pos ini)
- Belanja Tidak Terduga:
- Anggaran/Pagu: Rp 5,16 Miliar
- Realisasi: Rp 0,00 Miliar
- Persentase: 0.00% (tidak ada penggunaan dana pada pos ini hingga periode pelaporan)
- Belanja Bagi Hasil:
Realisasi Pembiayaan Daerah
Pada sektor pembiayaan daerah, data menunjukkan bahwa tidak ada anggaran yang dialokasikan maupun direalisasikan dari pos belanja pembiayaan. Namun, penerimaan pembiayaan daerah menunjukkan surplus yang signifikan.
Pembiayaan Daerah:
- Anggaran/Pagu: Rp 0,00 Miliar
- Realisasi: Rp 0,00 Miliar
- Persentase: 0%
Penerimaan Pembiayaan Daerah:
- Anggaran/Pagu: Rp 76,91 Miliar
- Realisasi: Rp 120,29 Miliar
- Persentase: 156,40%
- Sumber utama penerimaan pembiayaan ini berasal dari:
- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SILPA):
- Anggaran/Pagu: Rp 76,91 Miliar
- Realisasi: Rp 120,29 Miliar
- Persentase: 156,40%
- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SILPA):
- Surplus pada penerimaan pembiayaan ini menunjukkan adanya dana lebih dari tahun anggaran sebelumnya yang berhasil dikelola dan masuk dalam kas daerah, melebihi target yang ditetapkan.
Secara keseluruhan, realisasi APBD Provinsi Bengkulu menunjukkan gambaran yang cukup baik menjelang akhir tahun. Peningkatan pada realisasi pendapatan dan belanja, terutama pada pos-pos strategis, menjadi indikator positif. Namun, perhatian khusus perlu diberikan pada pos belanja modal yang realisasinya masih perlu didorong lebih optimal agar potensi pembangunan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Evaluasi rutin dan strategi penyerapan anggaran yang lebih efisien akan menjadi kunci keberhasilan pengelolaan keuangan daerah di masa mendatang.
