Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jawa Timur bersiap menggelar agenda penting yang akan membentuk arah partai di masa depan. Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) serentak akan diselenggarakan pada tanggal 20 hingga 21 Desember 2025 di Surabaya. Acara ini bukan sekadar rutinitas organisasi, melainkan sebuah momentum krusial untuk mengakhiri masa kepengurusan yang ada dan sekaligus menentukan estafet kepemimpinan baru.
Ketua DPD PDIP Jawa Timur, Said Abdullah, menjelaskan bahwa Konferda dan Konfercab merupakan mekanisme internal partai yang dirancang untuk memastikan proses suksesi kepemimpinan berjalan secara demokratis, terstruktur, dan akuntabel. “Konferda dan Konfercab serentak ini sebagai mekanisme PDI Perjuangan untuk mengakhiri kepengurusan sebelumnya, sekaligus sebagai ruang suksesi untuk memilih kepemimpinan berikutnya,” ujar Said Abdullah kepada awak media pada hari Rabu, 17 Desember.
Ia menambahkan bahwa PDIP mengedepankan prinsip demokrasi dua arah dalam setiap proses pemilihan pengurus. Mekanisme ini melibatkan usulan dari berbagai tingkatan partai, mulai dari ranting, anak cabang, cabang, hingga daerah. Usulan ini mencakup calon untuk posisi Ketua, Sekretaris, dan Bendahara di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
“PDI Perjuangan menggunakan mekanisme demokrasi dua arah, yakni usulan ranting, anak cabang, cabang, dan daerah untuk unsur Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC dan DPD, dikombinasikan dengan kewenangan DPP PDI Perjuangan untuk memilih dan menentukan Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC dan DPD, dengan mempertimbangkan kebutuhan strategis partai, dan kebutuhan regenerasi kepemimpinan,” jelas Said. Pendekatan ini memastikan bahwa kepemimpinan yang terpilih tidak hanya mewakili aspirasi akar rumput, tetapi juga selaras dengan visi strategis partai dan kebutuhan akan regenerasi kepemimpinan yang berkelanjutan.
Agenda Strategis untuk Jawa Timur
Selain agenda regenerasi kepemimpinan, Konferda dan Konfercab PDIP se-Jawa Timur juga akan menjadi forum untuk membahas dan menetapkan program-program strategis partai yang berfokus pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Said Abdullah menekankan pentingnya memanfaatkan potensi Jawa Timur yang luar biasa.
“Dengan populasi lebih dari 40 juta, dan 70 persen diantaranya di usia produktif, potensi ini harus kita manfaatkan dengan baik, jangan sampai menjadi beban demografi,” tegasnya. Ia memandang Jawa Timur sebagai kawasan strategis dengan kekuatan demografi yang besar, yang jika dikelola dengan baik, dapat menjadi pendorong kemajuan yang signifikan.
Fokus pada Pendidikan Inklusif dan Pemberdayaan Pemuda
Said Abdullah menyoroti bahwa kunci pembangunan Jawa Timur terletak pada sektor pendidikan yang lebih inklusif. Meskipun tingkat partisipasi murni untuk jenjang SMA di Jawa Timur sudah mencapai 96 persen, hal ini belum cukup. Ia berpendapat bahwa lulusan SMA masih perlu dibekali dengan keterampilan profesional.
Oleh karena itu, PDIP akan terus mendorong agar generasi muda Jawa Timur mendapatkan akses pendidikan tinggi tanpa terbebani biaya yang mahal. Upaya ini akan dilakukan melalui anggota dewan yang duduk di DPRD dan para Kepala Daerah dari PDIP untuk memberikan dukungan biaya kuliah. Dukungan ini diharapkan dapat disalurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun melalui kerja sama dengan berbagai badan usaha.
Sejalan dengan upaya tersebut, PDI Perjuangan Jawa Timur berencana menginisiasi pembentukan Youth Venture Fund (YVF). Dana ini bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi generasi muda. YVF menargetkan pembentukan 50.000 startup baru yang digagas oleh generasi muda hingga tahun 2030. Pendekatan ini diharapkan dapat memperluas akses modal tanpa memerlukan jaminan fisik dan mempercepat pencapaian kemandirian ekonomi bagi para pemuda.
“Kami yakin dengan kekuatan Gen Z dan Alpha sebagai digital native generation, program ini akan mewadahi ruang kreatif mereka,” tutur Said Abdullah, optimis terhadap potensi generasi muda yang tumbuh di era digital.
Penguatan Sektor Industri dan Pengurangan Kemiskinan
Di sektor industri, Said Abdullah menilai Jawa Timur masih membutuhkan pertumbuhan yang lebih kuat untuk mampu memperluas lapangan kerja. Peningkatan pertumbuhan industri secara otomatis akan membuka lebih banyak peluang penyerapan tenaga kerja.
“Industri di Jawa Timur masih didominasi oleh makanan, minuman, rokok dan tekstil,” ungkapnya. Ia menekankan perlunya diversifikasi dan penguatan sektor-sektor industri lainnya.
Lebih lanjut, Said menegaskan bahwa kebangkitan industri hilir memegang peranan kunci dalam memperkuat kelas menengah dan secara signifikan mengurangi angka kemiskinan di Jawa Timur. Pengembangan industri hilir tidak hanya menciptakan nilai tambah produk, tetapi juga membuka lapangan kerja yang lebih luas dan stabil.
“Agenda agenda strategis itu akan kami putuskan di rakerda dan rakercab PDI Perjuangan se Jawa Timur. Kami ingin merubah sikap politik partai yang cenderung jargonisik menjadi agenda agenda kerja kerakyatan yang terukur target targetnya, dengan demikian diperlukan perubahan dari cara kerja partai selama ini,” pungkasnya. Perubahan cara kerja ini diharapkan dapat menjadikan PDIP lebih responsif dan efektif dalam mewujudkan program-program kerakyatan yang terukur dan berdampak nyata bagi masyarakat Jawa Timur.
