Home / Olahraga / Mora Tolak Puebla, Bonek Semringah: Persebaya Selangkah Lagi?

Mora Tolak Puebla, Bonek Semringah: Persebaya Selangkah Lagi?

Benjamin Mora Menolak Tawaran Puebla, Persebaya Surabaya Unggul dalam Perburuan

Rumor kepindahan pelatih Benjamin Mora ke Persebaya Surabaya semakin memanas. Keputusan pelatih asal Meksiko ini untuk menolak tawaran dari Puebla FC, karena menginginkan proyek jangka panjang dengan stabilitas yang kuat, justru semakin menguatkan spekulasi bahwa ia adalah kandidat kuat pelatih baru bagi klub berjuluk Green Force. Konsep proyek jangka panjang dengan stabilitas yang kuat ini memang sangat lekat dengan filosofi yang selama ini diusung oleh Persebaya Surabaya, sehingga membuat antusiasme di kalangan Bonek, sebutan untuk suporter Persebaya, semakin membuncah.

Nama Benjamin Mora mulai masuk dalam radar Persebaya Surabaya setelah manajemen tim gagal mendatangkan pelatih incarannya yang lain, Bernardo Tavares. Isu mengenai ketertarikan Persebaya terhadap Mora pertama kali mencuat melalui akun Instagram yang kerap membahas seputar sepak bola nasional, @gossindo, pada tanggal 14 Desember 2025.

“RUMOR: Benjamin Mora On Persebaya Surabaya,” tulis akun @gossindo, yang sontak memicu perbincangan luas di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air. Unggahan tersebut menjadi titik awal yang sangat signifikan dalam menguatkan spekulasi mengenai siapa calon pelatih anyar Persebaya Surabaya.

Spekulasi ini bukan tanpa dasar. Benjamin Mora memang telah resmi mengakhiri masa baktinya dengan Querétaro FC. Pelatih kelahiran Meksiko ini mengumumkan perpisahannya melalui akun Instagram pribadinya pada 18 November 2025.

“Gracias Queretaro,” tulis @misterbenjaminmora dalam sebuah unggahan singkat yang menandai akhir dari kebersamaannya dengan klub tersebut. Dengan statusnya yang kini tanpa klub, peluang Benjamin Mora untuk merapat ke Persebaya Surabaya menjadi semakin terbuka lebar.

Juara BWF World Tour Finals 2025: Ganda Campuran China Kembali Menang Setelah 7 Tahun

Situasi ini dipandang sangat ideal bagi Persebaya Surabaya. Klub yang bermarkas di Kota Pahlawan ini tengah gencar mencari sosok pelatih yang memiliki visi jangka panjang. Oleh karena itu, Persebaya Surabaya kini hanya perlu menyodorkan nilai kontrak serta durasi kerja sama yang dirasa sesuai dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Profil Singkat Benjamin Mora

Benjamin Mora lahir di Mexico City pada tanggal 25 Juni 1979, yang berarti usianya kini menginjak 46 tahun. Ia merupakan seorang pelatih yang memiliki kualifikasi tertinggi di dunia kepelatihan, terbukti dengan lisensi Pro UEFA yang telah ia pegang sejak 19 Februari 2018.

Dalam hal filosofi bermain, Benjamin Mora dikenal sebagai pelatih yang setia dengan formasi menyerang 4-3-3. Pendekatan taktis ini dinilai sangat sejalan dengan karakter permainan Persebaya Surabaya yang selama ini dikenal mengedepankan gaya sepak bola yang agresif dan atraktif di lapangan hijau.

Perjalanan Karier Kepelatihan Benjamin Mora

Karier kepelatihan Benjamin Mora dimulai di negara asalnya, Meksiko, bersama tim Atlético Chiapas pada tahun 2013. Setelah itu, ia sempat mengemban tugas sebagai asisten pelatih di Cafetaleros pada paruh pertama musim 2015.

Langkah besar Benjamin Mora terjadi ketika ia menerima tantangan untuk berkarir di Asia Tenggara. Ia dipercaya untuk menangani tim Johor Darul Ta’zim II sebelum akhirnya dipromosikan untuk melatih tim utama JDT.

Turnamen Palangka Raya Cup 2025 Ditutup, Semangat Anak-Anak Bertanding di Bawah Hujan

Periode antara tahun 2018 hingga 2022 menjadi masa paling sukses dalam karier kepelatihannya. Benjamin Mora berhasil mengantarkan JDT mendominasi sepak bola Malaysia tanpa ada pesaing yang berarti.

Bersama JDT, ia berhasil meraih empat gelar Liga Super Malaysia secara beruntun. Selain itu, Benjamin Mora juga turut menyumbangkan empat gelar Piala Super Malaysia dan satu gelar Piala FA Malaysia.

Catatan statistiknya di Liga Super Malaysia sangatlah impresif. Dari total 56 pertandingan yang ia pimpin, Benjamin Mora berhasil mencatatkan 44 kemenangan, 10 hasil imbang, dan hanya menelan dua kekalahan.

Kesuksesan yang diraihnya di kancah Asia membuat Benjamin Mora kembali ke Amerika Utara. Ia sempat dipercaya untuk menukangi Atlas FC, sebelum kemudian berpindah melatih York United di Liga Premier Kanada.

Tugas terakhirnya adalah bersama Querétaro FC di Liga MX. Pada kompetisi Apertura musim 2025/2026, ia mencatat enam kemenangan dari total 17 pertandingan yang dijalani. Namun, catatan tersebut dinilai belum cukup untuk membawa Querétaro melangkah lebih jauh di kompetisi tersebut. Akhirnya, manajemen klub dan Benjamin Mora sepakat untuk mengakhiri kerja sama lebih awal.

Tak Denda Rp 100 Juta, Persebaya Rekrut Pelatih Baru Kontrak Panjang

Keputusan Strategis Menolak Puebla

Keputusan Benjamin Mora untuk berpisah dengan Querétaro FC langsung menarik perhatian beberapa klub, salah satunya adalah Puebla FC. Klub tersebut diketahui tengah mencari sosok pelatih baru setelah mereka berpisah dengan pelatih sebelumnya, Hernán Cristante.

Namun, Benjamin Mora secara tegas memilih untuk menolak tawaran yang diajukan oleh Puebla FC. Menurut laporan yang dikutip dari Soy Futbol, keputusan ini didasari oleh pertimbangan jangka panjang.

“Benjamin Mora memilih untuk menolak tawaran Puebla. Ia menunggu proyek yang menawarkan stabilitas dan prospek jangka panjang yang lebih baik,” tulis laporan tersebut, mengutip pernyataan dari pakar transfer ternama, César Luis Merlo.

Keputusan ini memang sempat mengejutkan sebagian penggemar sepak bola di Meksiko. Ada yang berpendapat bahwa Benjamin Mora melewatkan sebuah peluang emas, sementara sebagian lainnya memahami sikap idealisme yang ditunjukkannya.

“Masa baktinya di Querétaro mengajarkan pelajaran penting,” tulis Soy Futbol. Media tersebut menyoroti kualitas Benjamin Mora dalam membangun hubungan yang baik dengan para pemainnya.

Keinginan kuat Benjamin Mora akan stabilitas dalam sebuah proyek dianggap sangat sejalan dengan visi yang dipegang teguh oleh Persebaya Surabaya. Klub asal Kota Pahlawan ini memang dikenal sebagai klub yang kerap memberikan waktu yang cukup kepada pelatihnya untuk membangun fondasi tim yang solid.

Persebaya Surabaya juga kerap mengampanyekan proyek jangka panjang yang berfokus pada pengembangan pemain muda. Filosofi ini dinilai sangat cocok dengan karakter Benjamin Mora yang dikenal sebagai pelatih yang sabar dan sistematis dalam bekerja.

Pengalaman Benjamin Mora di level Asia maupun di kancah internasional juga menjadi nilai tambah yang sangat signifikan. Ia pernah merasakan atmosfer kompetisi bergengsi seperti AFC Champions League, AFC Cup, hingga kompetisi CONCACAF.

Dalam kompetisi AFC Champions League, Benjamin Mora mencatat lima kemenangan dari total 12 pertandingan yang ia lakoni. Pengalaman ini tentu sangat penting bagi Persebaya Surabaya yang saat ini tengah membangun ambisi untuk bersaing di level regional.

Kini, masa depan Benjamin Mora masih belum sepenuhnya pasti. Namun, satu hal yang jelas adalah penolakannya terhadap tawaran dari Puebla FC semakin mempertegas arah pilihannya. Jika Persebaya Surabaya mampu menawarkan proyek yang stabil dan visi jangka panjang yang kuat, maka jalan menuju kesepakatan antara kedua belah pihak akan semakin terbuka lebar. Publik Surabaya pun kini hanya bisa menunggu, apakah kisah ini benar-benar akan berujung pada sebuah “jodoh” antara pelatih dan klub.