Home / Aktual / MUI NTT Ingatkan Kerukunan di Perayaan Natal Bersama Gubernur

MUI NTT Ingatkan Kerukunan di Perayaan Natal Bersama Gubernur

Semangat Natal di Nusa Tenggara Timur: Silaturahmi, Kepedulian, dan Kebersamaan

Perayaan Hari Raya Natal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak hanya menjadi momen sakral bagi umat Kristiani, tetapi juga ajang mempererat tali silaturahmi dan menumbuhkan semangat kepedulian sosial di tengah masyarakat yang beragam. Tradisi ini semakin terasa dengan adanya kegiatan kunjungan dan dialog yang melibatkan tokoh agama, pemerintah, serta masyarakat luas.

Pada momen Natal tahun 2025, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTT turut ambil bagian dalam semarak kebersamaan ini. Dipimpin langsung oleh Ketua MUI NTT, H. Muhamad S. Wongso, beserta Sekretaris MUI NTT H. Husen Anwar dan jajaran pengurusnya, mereka melakukan kunjungan silaturahmi ke kediaman Gubernur NTT dan Wakil Gubernur NTT.

“Kami ingin bertemu dan bersilaturahmi dengan Bapak Gubernur beserta keluarga dalam momen yang istimewa ini,” ujar H. Muhamad Wongso, menjelaskan tujuan kunjungan tersebut.

Setelah berdialog dengan Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena, rombongan MUI NTT melanjutkan agenda mereka ke rumah jabatan Wakil Gubernur NTT, Dr. Johni Asadoma. Dalam kedua pertemuan tersebut, H. Muhamad Wongso menekankan pentingnya menyambut dan merayakan Natal dengan sukacita oleh seluruh umat Kristiani, khususnya di NTT.

Ia berharap agar ibadah Natal dapat memberikan pelajaran berharga, terutama mengenai pesan kerukunan. “Provinsi NTT adalah wilayah toleransi yang membutuhkan tanggung jawab bersama, demikian pula dengan prinsip keragaman dalam kebersamaan,” tegasnya. H. Muhamad Wongso mengingatkan bahwa meskipun ibadah bersifat ritual masing-masing agama, masalah sosial keagamaan merupakan urusan bersama dan tanggung jawab seluruh anak bangsa. “Selamat merayakan Natal untuk saudara-saudara umat Kristiani,” pungkasnya.

Natal sebagai Momentum Empati dan Kepedulian Sosial

Sebelumnya, saat mengikuti ibadah Natal pada Kamis pagi di Gereja St Yoseph Naikoten, Kota Kupang, Gubernur NTT, Melki Laka Lena, menyampaikan pandangannya bahwa Natal bukan sekadar perayaan liturgi. Ia menekankan bahwa Natal adalah momentum untuk menumbuhkan empati dan kepedulian sosial.

Melki Laka Lena mengajak seluruh umat Kristiani untuk memperkuat solidaritas sosial, kepedulian terhadap sesama, dan nilai kebersamaan keluarga dalam perayaan Natal. Ia mengingatkan agar umat tidak hanya fokus pada perayaan dan kenyamanan pribadi, melainkan juga membuka mata terhadap kondisi sesama di sekitar, terutama mereka yang sedang mengalami kesulitan hidup.

“Yesus tidak lahir di tempat mewah, tetapi di palungan. Natal mengajarkan kita untuk melihat ke kiri dan ke kanan, memperhatikan keluarga, tetangga, dan kerabat yang mungkin sedang kesulitan dan membutuhkan perhatian kita,” ujar Melki.

Gubernur juga menyinggung realitas menyedihkan mengenai banyak masyarakat di berbagai wilayah yang hingga kini masih hidup dalam pengungsian akibat bencana dan konflik. Kondisi ini menjadi pengingat bahwa tidak semua orang dapat merayakan Natal dengan tenang seperti umat di perkotaan. “Masih ada saudara-saudara kita yang Natalnya dijalani di pengungsian, bahkan sudah lebih dari setahun. Mereka mungkin tidak bisa beribadah dengan aman dan nyaman seperti kita malam ini. Karena itu, rasa syukur kita harus diwujudkan dengan kepedulian,” katanya.

Menghidupkan Kembali Budaya Silaturahmi Langsung

Dalam kesempatan tersebut, Melki Laka Lena secara khusus mengajak masyarakat NTT untuk menghidupkan kembali budaya berkunjung dan bersilaturahmi secara langsung, bukan hanya melalui pesan singkat atau media sosial. Menurutnya, kemajuan teknologi justru kerap mengurangi kehangatan relasi antar manusia.

“Jangan sampai Natal kita habis di urusan handphone dan pesan WA. Mari kita biasakan kembali berkunjung, bersalaman, dan bertemu langsung. Kehadiran kita secara nyata jauh lebih bermakna,” katanya.

Mantan Anggota DPR RI ini juga menyoroti melemahnya ikatan dalam keluarga akibat kurangnya waktu kebersamaan. Ia menyatakan komitmennya untuk mendorong kebijakan yang menghidupkan kembali nilai-nilai keluarga sebagai fondasi utama pembangunan manusia di NTT.

“Ke depan, kami akan mendorong agar keluarga-keluarga di NTT kembali punya waktu khusus setiap hari untuk duduk bersama, makan bersama, berdialog, dan berdoa bersama. Nilai-nilai ini mulai pudar dan perlu kita hidupkan kembali,” kata Melki. Ia bahkan menyebut rencana penyusunan Peraturan Gubernur yang akan melibatkan sektor pendidikan, dengan tujuan memperkuat peran keluarga dalam membentuk karakter anak dan mempererat hubungan antara orang tua dan anak.

Semarak Perayaan Natal di NTT

Provinsi NTT, yang meliputi bagian timur Kepulauan Nusa Tenggara dengan ibu kota Kupang, memiliki mayoritas penduduk beragama Katolik dan Kristen. Hal ini menjadikan perayaan Hari Raya Natal sebagai momen penting bagi lebih dari separuh jumlah penduduknya.

Kesibukan menyambut Kelahiran Yesus Kristus telah terlihat sejak lebih dari dua pekan sebelum hari H. Di NTT, khususnya Kota Kupang, puluhan pohon Natal telah berdiri megah di sepanjang jalan protokol, bahkan hingga ke gang-gang di komplek perumahan. Pohon-pohon Natal ini tidak hanya dibangun oleh berbagai instansi pemerintah, TNI/Polri, tetapi juga melalui semangat gotong royong dan swadaya masyarakat.

Setiap pohon Natal dilengkapi dengan berbagai ornamen menarik yang menjadikannya daya tarik tersendiri. Salah satu area yang menjadi pusat perhatian adalah Jalan El Tari Kupang, di mana beragam pohon Natal berdiri indah menghiasi ruas jalan. Warga Kota Kupang, bahkan masyarakat NTT dari berbagai pelosok, menyempatkan diri untuk berjalan-jalan menikmati keindahan ini dan mengabadikan momen langka yang hanya terjadi setahun sekali.

Puncak perayaan Natal berlangsung saat misa. Setelah ibadah, umat berbondong-bondong untuk saling bertemu, menyapa, dan bersilaturahmi. Pemerintah Provinsi NTT, melalui Gubernur dan Wakil Gubernur, turut serta dalam kemeriahan ini dengan menggelar acara “open house”.

Di rumah jabatan Gubernur NTT, Melki Laka Lena membuka pintu untuk bertemu dengan warga dari pukul 11.00 hingga 16.00 Wita. Sejak sekitar pukul 11.30 Wita, warga mulai memadati rumah jabatan, bergantian untuk berjabat tangan dengan Gubernur Melki dan istrinya, Asti Laka Lena, di ruang tamu. Banyak pengunjung yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengabadikan momen istimewa tersebut.

Hal serupa juga terjadi di rumah jabatan Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma. Salah seorang mahasiswi, Masita Nonse (20), yang menghadiri agenda open house di rumah jabatan Wagub NTT, mengaku kehadirannya adalah untuk bersilaturahmi dengan keluarga Wakil Gubernur. Ia mengetahui informasi tentang dibukanya rumah jabatan untuk umum saat Natal dan memanfaatkan kesempatan tersebut.

“Jarang juga kita ketemu dengan para pejabat seperti Wakil Gubernur. Siapa tahu ketemu di jalan Pak Wakil Gubernur yang panggil kita,” ucapnya sambil bercanda. Nonse berharap, silaturahmi antar warga, pejabat, atau siapapun dapat memperkuat makna perayaan Natal, yang pada akhirnya bermuara pada kedamaian dan harapan baru.

Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, menyampaikan terima kasih atas kunjungan masyarakat, serta para tokoh seperti MUI NTT. Ia mengaku bahwa momentum ini menjadi penguat dan saling mendukung atas berbagai rencana kerja selanjutnya di Provinsi NTT. “Kita berharap, silaturahmi ini terus terjalin. Dan apa yang sudah baik, mari kita terus jaga, rawat, dan tingkatkan,” ujar Johni Asadoma.

Mantan Kapolda NTT ini menambahkan bahwa Natal mengajarkan semua orang untuk hidup dalam damai dan kasih. Kepedulian antar sesama serta keberpihakan kepada mereka yang lemah adalah kewajiban yang harus dilakukan.