Home / Bencana Alam / BPBD Denpasar Pasang EWS Banjir di 8 Titik Strategis

BPBD Denpasar Pasang EWS Banjir di 8 Titik Strategis

Sistem Peringatan Dini Banjir: Denpasar Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Musim Hujan

Menyikapi potensi bencana banjir yang kerap mengintai, terutama saat musim penghujan tiba, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar telah mengambil langkah proaktif dengan memasang sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) di delapan titik strategis. Pemasangan ini difokuskan pada bendungan atau DAM air serta kawasan vital seperti Pasar Badung, guna memberikan peringatan dini yang efektif kepada masyarakat.

Titik Pemasangan Sistem Peringatan Dini Banjir:

BPBD Kota Denpasar telah mengidentifikasi dan memasang EWS di beberapa lokasi krusial yang berpotensi terdampak banjir. Titik-titik tersebut meliputi:

  • DAM Mertagangga di kawasan Ubung.
  • DAM Sempol yang berlokasi di Jalan Tukad Badung.
  • DAM Dadas di Jalan Mahendradata Selatan.
  • DAM Umadui di Jalan Gunung Soputan.
  • DAM Lange yang terletak di Jalan Tukad Lange, Monang Maning.
  • Sungai Tukad Rangda di Jalan Pemelisan Bypass Ngurah Rai.
  • DAM Buagan di Banjar Buagan.
  • Jembatan penghubung Pasar Badung dan Pasar Kumbasari, sebuah area yang sangat padat aktivitas.

Menurut Sekretaris BPBD Kota Denpasar, Anak Agung Surya Kencana, fungsi utama dari EWS ini adalah untuk memantau secara akurat debit air di setiap DAM. “Kami lakukan pemantauan debit airnya saat hujan dari Pusdalops,” jelasnya.

Inovasi Peringatan di Kawasan Pasar Badung:

BMKG Jambi Waspada Puncak Hujan Meski Bibit Siklon Menjauh

Secara khusus, pemasangan sistem peringatan di kawasan Pasar Badung kini sedang dalam tahap finalisasi, termasuk integrasi dengan pengeras suara. Tujuannya adalah untuk memberikan imbauan langsung kepada pedagang dan pengunjung jika terjadi kenaikan debit air. “Jadi kalau air naik, akan ada imbauan dari pengeras suara untuk siaga,” papar Surya Kencana. Lebih lanjut, jika terjadi luapan air yang signifikan, sistem alarm peringatan akan segera diaktifkan. Kendala utama dalam penyelesaian pemasangan di area ini adalah terkait pasokan listrik yang memadai.

Kesiapsiagaan BPBD Kota Denpasar:

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa, menegaskan bahwa pihaknya selalu dalam kondisi siaga penuh menghadapi musim penghujan. “Kami secara rutin setiap hari menyiagakn TRC (Tim Reaksi Cepat), tim ambulans, dan Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi),” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi berbagai jenis bencana hidrometeorologi, BPBD Kota Denpasar juga telah menyiapkan berbagai peralatan pendukung, seperti mesin gergaji (chainsaw) dan mesin penyedot air. Kolaborasi menjadi kunci dalam upaya penanggulangan bencana. Oleh karena itu, BPBD Denpasar secara aktif menjalin sinergi dengan berbagai instansi terkait, termasuk Tim Pemadam Kebakaran (Damkar), Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), jajaran pemerintah desa dan kelurahan, Polresta Denpasar, serta Kodim.

Upaya Pencegahan dan Koordinasi Pemerintah Kota:

Gempa Jepang 2024: Bukan 2025

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, turut menggarisbawahi komitmen pemerintah kota dalam upaya pencegahan banjir. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah normalisasi saluran air dan perbaikan drainase di berbagai titik. “Kami juga telah memperbaiki drainase. Karena akibat pembangunan ada proses pengendapan, itu kami maksimalkan,” ujarnya.

Koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menjadi prioritas untuk memantau perkembangan cuaca terkini. “Kami juga sudah punya unit gawat darurat. Sudah kami siapkan,” tegas Wali Kota.

Selain itu, beberapa sungai besar di Denpasar, seperti Tukad Badung dan Tukad Loloan, telah menjadi sasaran pengerukan sedimentasi guna memastikan kelancaran aliran air dan mengurangi risiko banjir. Upaya-upaya terpadu ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi warganya dari ancaman bencana alam.