Home / Bisnis / 5 Saham Aguan di BEI

5 Saham Aguan di BEI

Menelusuri Jejak Investasi Aguan di Pasar Modal: Dari Properti Hingga Perbankan

Sugianto Kusuma, yang lebih dikenal luas sebagai Aguan, adalah sosok pengusaha yang namanya tak terpisahkan dari geliat properti di Indonesia. Sebagai pendiri Agung Sedayu Group, ia telah menorehkan jejak signifikan melalui pengembangan proyek-proyek berskala masif, salah satunya adalah kawasan terpadu Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2). Aguan identik dengan visi pengembangan kawasan yang mengintegrasikan hunian, pusat bisnis, dan gaya hidup modern, menciptakan ekosistem yang dinamis dan berdaya tarik tinggi.

Meskipun Agung Sedayu Group memilih untuk tidak menjadi perusahaan terbuka, kiprah bisnis Aguan tetap dapat ditelusuri jejaknya melalui pasar modal. Hal ini terwujud melalui kepemilikan sahamnya di berbagai emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Memahami portofolio saham Aguan dapat memberikan gambaran tentang strategi bisnisnya yang luas dan pengaruhnya yang terus berkembang di berbagai sektor. Berikut adalah beberapa saham yang menarik untuk dicermati terkait dengan Aguan:

1. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI): Fondasi Utama Bisnis Properti

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merupakan emiten yang paling erat kaitannya dengan Aguan dan Agung Sedayu Group. Perusahaan ini menjadi ujung tombak pengembangan kawasan PIK 2, sebuah proyek ambisius yang dirancang sebagai kawasan terpadu. PIK 2 bukan sekadar area hunian, melainkan sebuah ekosistem komprehensif yang memadukan fungsi permukiman, pusat komersial, hingga destinasi pariwisata. Oleh karena itu, PANI seringkali dianggap sebagai pilar utama yang menopang geliat bisnis properti Aguan di kancah pasar modal.

Dominasi kepemilikan Aguan di PANI sangatlah kentara. Melalui PT Multi Artha, Aguan mengendalikan sekitar 15,18 miliar saham, yang setara dengan 89,92 persen dari total saham yang terdaftar. Lebih lanjut, anggota keluarga Aguan juga tercatat sebagai penerima manfaat akhir, sebuah struktur yang semakin mempertegas kendali internal yang kuat atas perusahaan ini.

2. PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK): Memperkuat Ekspansi Kawasan

VinFast: 50.000 EV Rakitan Subang Capai Target Lokal 2025

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) adalah emiten lain yang memperkuat jejak investasi Aguan, khususnya dalam ranah properti. CBDK merupakan anak usaha dari PANI yang memiliki fokus utama pada pengelolaan dan pengembangan aset properti di kawasan PIK 2. Lingkup bisnisnya sangatlah luas, mencakup aktivitas jual beli, penyewaan, hingga operasional berbagai jenis real estate. Dengan demikian, CBDK memainkan peran krusial dalam mendukung pengembangan kawasan PIK 2 secara menyeluruh dan terintegrasi.

Kepemilikan Aguan di CBDK terbagi melalui dua jalur utama. Pertama, PANI selaku induk usaha menguasai sekitar 2,60 miliar saham atau sekitar 45,9 persen dari total saham CBDK. Kedua, PT Agung Sedayu secara langsung tercatat memiliki sekitar 1,25 miliar saham, yang setara dengan 22,05 persen. Seperti halnya PANI, anggota keluarga Aguan juga terdaftar sebagai penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham di CBDK, menunjukkan konsistensi dalam struktur kepemilikan.

3. PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD): Diversifikasi ke Sektor Hospitality dan Bisnis Premium

Tidak hanya berfokus pada pengembangan kawasan hunian, Aguan juga melakukan diversifikasi bisnisnya ke sektor perhotelan dan kawasan bisnis premium melalui PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD). Emiten ini dikenal sebagai pemilik dan operator dari beberapa aset ikonik, termasuk Hotel Borobudur Jakarta dan The Ritz-Carlton Pacific Place. Selain itu, JIHD juga mengelola kawasan bisnis strategis di jantung kota, yaitu Sudirman Central Business District (SCBD). Keberadaan aset-aset prestisius ini menempatkan JIHD sebagai pemain penting dalam industri perhotelan dan properti kelas atas.

Investasi Aguan di JIHD dilakukan melalui PT Catur Kusuma Abadi, yang tercatat menguasai sekitar 164 juta saham atau setara dengan 7,07 persen dari total saham yang beredar. Meskipun porsi kepemilikannya tidak mayoritas, investasi ini menunjukkan strategi Aguan untuk tidak hanya bergantung pada satu sektor, melainkan membangun portofolio yang terdiversifikasi, mencakup sektor perhotelan dan pusat bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

4. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC): Keterlibatan di Sektor Keuangan

Jejak investasi Aguan juga merambah ke sektor perbankan melalui PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC). Bank yang didirikan sejak tahun 1973 ini telah berkembang menjadi bank umum yang melayani berbagai segmen nasabah. Keterlibatan Aguan di sektor perbankan ini mengindikasikan adanya sinergi dan hubungan erat antara industri properti yang menjadi keahlian utamanya dengan sektor keuangan yang krusial bagi pendanaan dan pengembangan bisnis.

Secara langsung, Aguan tercatat memiliki sekitar 450 juta saham INPC, yang setara dengan 2,23 persen dari total saham. Menariknya, namanya juga tercantum sebagai penerima manfaat akhir bersama dengan pengusaha terkemuka lainnya, Tomy Winata. Kepemilikan ini dapat diartikan sebagai bentuk kolaborasi bisnis jangka panjang yang strategis, memperkuat ekosistem pembiayaan dalam grup usaha mereka.

5. PT Primadaya Plastisindo Tbk (PPDP): Melengkapi Portofolio dengan Sektor Manufaktur

Portofolio saham Aguan tidak terbatas pada sektor properti dan perbankan semata. Ia juga tercatat sebagai salah satu pemegang saham di PT Primadaya Plastisindo Tbk (PPDP). Perusahaan ini bergerak di sektor manufaktur plastik, menyediakan berbagai kebutuhan industri. Meskipun bukan merupakan sektor utama bisnis Aguan, kehadiran PPDP dalam portofolionya menunjukkan upaya diversifikasi yang lebih luas, merambah ke sektor manufaktur yang memiliki rantai pasok dan segmen pasar yang berbeda.

Porsi kepemilikan Aguan di PPDP relatif lebih kecil dibandingkan dengan emiten lainnya, yaitu sekitar 153 juta saham atau setara dengan 5 persen dari total saham yang terdaftar. Namun, namanya tetap tercantum sebagai penerima manfaat akhir dari kepemilikan tersebut. Hal ini menandakan bahwa keterlibatan Aguan di sektor ini tetap memiliki nilai strategis, meskipun tidak dalam skala kepemilikan mayoritas.

Secara keseluruhan, deretan saham yang dimiliki Aguan di Bursa Efek Indonesia mencerminkan betapa luasnya jaringan bisnis yang telah ia bangun selama bertahun-tahun. Meskipun Agung Sedayu Group tidak terdaftar sebagai perusahaan publik, kepemilikan saham di berbagai emiten ini memungkinkan pengaruh Aguan untuk tetap terasa kuat di pasar modal. Dari pengembangan kawasan properti berskala besar hingga investasi di sektor perbankan dan manufaktur, portofolio ini secara gamblang menggambarkan strategi bisnis yang terintegrasi, berjangka panjang, dan memiliki visi diversifikasi yang matang.