Home / Ekonomi & Bisnis / Purbaya: Ekonomi Bergairah, Dagangan Laris, Belanja Lancar

Purbaya: Ekonomi Bergairah, Dagangan Laris, Belanja Lancar

Indikator Ekonomi yang Sesungguhnya Dirasakan Rakyat: Pasar Ramai, Dagangan Laku, dan Kebutuhan Terjangkau

Bagi sebagian besar masyarakat, istilah-istilah makroekonomi seperti angka pertumbuhan ekonomi nasional atau inflasi mungkin terdengar asing dan kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa indikator ekonomi yang paling riil dan benar-benar dirasakan oleh rakyat bukanlah data-data teknis tersebut, melainkan kondisi nyata yang mereka alami setiap hari. Keriuhan di pasar, kelancaran penjualan barang dagangan, serta kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pokok adalah tolok ukur yang paling penting.

Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa bagi masyarakat awam, ukuran membaiknya perekonomian tidak terletak pada besaran angka pertumbuhan ekonomi nasional. Sebaliknya, yang terpenting adalah kemudahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kurang lebih belanja itu terasa gampang. Gaji enggak naik pun masih cukup untuk belanja,” ujar Purbaya saat berbicara dalam acara KompasTV Bisnis Economic Outlook 2026 yang bertema Nyalakan Mesin Pertumbuhan Baru di Menara Kompas, Jakarta, pada Selasa, 16 Desember 2025.

Menurut pandangannya, masyarakat tidak terlalu mempersoalkan seberapa tinggi angka pertumbuhan ekonomi jika aktivitas ekonomi secara umum kembali bergerak dan lapangan pekerjaan tersedia. Keriuhan di toko-toko, kehidupan di pasar yang kembali bergairah, dan kemudahan dalam mencari pekerjaan adalah faktor-faktor yang secara alami akan menumbuhkan optimisme publik terhadap kondisi ekonomi.

Purbaya menyoroti proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026 yang diperkirakan berada di kisaran 5,4 persen. Ia menilai angka ini sudah jauh lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya, terutama jika pertumbuhan tersebut diiringi dengan perbaikan signifikan dalam aktivitas perdagangan dan penyerapan tenaga kerja. Kemudahan mencari pekerjaan dan peningkatan aktivitas ekonomi adalah dua indikator pemulihan yang paling langsung dirasakan oleh masyarakat.

Tanda-tanda pergerakan ekonomi yang positif ini, menurut Purbaya, sudah mulai terlihat pada kuartal terakhir tahun ini dan diperkirakan akan terus berlanjut, bahkan menunjukkan perbaikan lebih lanjut, pada tahun mendatang. Ini menunjukkan adanya momentum pemulihan yang mulai terbentuk.

Asing Borong Saham BUMI, BKSL, MDKA, GOTO Rp 3,27 T

Selain pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja, stabilitas harga kebutuhan pokok juga menjadi faktor krusial yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat. Ketika harga-harga barang kebutuhan pokok seperti beras, ayam, dan daging relatif terkendali, belanja rumah tangga akan terasa lebih ringan.

Faktor Kunci yang Mempengaruhi Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Purbaya Yudhi Sadewa menguraikan beberapa faktor kunci yang secara langsung memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi:

  • Aktivitas Pasar yang Ramai: Keriuhan di pusat-pusat perbelanjaan, pasar tradisional, dan toko-toko menjadi indikator bahwa daya beli masyarakat masih ada dan aktivitas ekonomi berputar. Keterisian toko dan banyaknya pengunjung mencerminkan kepercayaan konsumen.
  • Kelancaran Penjualan Dagangan: Bagi para pelaku usaha, baik skala kecil maupun besar, kemampuan menjual produk atau jasa dengan lancar adalah tolok ukur utama keberhasilan ekonomi. Ketika dagangan laku, ini berarti ada permintaan yang kuat dan roda perekonomian berputar.
  • Kemudahan Memenuhi Kebutuhan Pokok: Ketersediaan dan keterjangkauan harga kebutuhan sehari-hari seperti bahan pangan, sandang, dan papan merupakan prioritas utama. Jika masyarakat dapat dengan mudah membeli kebutuhan pokok meskipun pendapatan tidak mengalami kenaikan signifikan, ini menandakan stabilitas ekonomi yang positif.
  • Ketersediaan Lapangan Kerja: Kemudahan dalam mencari pekerjaan atau mendapatkan penghasilan yang stabil adalah salah satu indikator kesejahteraan yang paling dirasakan. Ketika banyak lapangan kerja tersedia, masyarakat merasa lebih aman dan optimis terhadap masa depan.
  • Stabilitas Harga (Inflasi Terkendali): Tingkat inflasi yang rendah dan terkendali, terutama pada barang-barang kebutuhan pokok, sangat penting. Inflasi inti yang berada di kisaran 2,5 persen, seperti yang dilaporkan, menunjukkan bahwa harga-harga relatif stabil, sehingga tidak memberatkan anggaran rumah tangga.

Kondisi ekonomi yang membaik, menurut Purbaya, bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan sebuah perasaan kolektif yang terbangun dari pengalaman sehari-hari. Ketika masyarakat merasa belanja lebih mudah, kebutuhan pokok terjangkau, dan peluang kerja terbuka lebar, maka optimisme terhadap masa depan ekonomi akan tumbuh dengan sendirinya. Perbaikan ini diharapkan terus berlanjut dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat.