Lonjakan Harga Cabai Jelang Akhir Tahun: Faktor Cuaca dan Upaya Stabilisasi
Menjelang perayaan Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, masyarakat dihadapkan pada kenaikan harga yang signifikan pada aneka jenis cabai. Fenomena ini menjadi perhatian serius pemerintah, yang melalui Kementerian Perdagangan, berupaya mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusi agar ketersediaan serta keterjangkauan harga bahan pokok tetap terjaga.
Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti, menyoroti bahwa salah satu biang kerok utama di balik meroketnya harga cabai adalah ketidakpastian kondisi cuaca di berbagai wilayah Indonesia. “Ya, jadi kalau cabai itu memang faktor cuaca ya, di mana-mana saya keliling, saya keliling ke beberapa wilayah itu biasanya karena cuaca,” ungkap Dyah saat kunjungannya ke Surabaya, Selasa (16/12/2025). Perubahan pola cuaca yang ekstrem dapat berdampak langsung pada hasil panen, menurunkan kuantitas produksi, dan pada akhirnya mendorong harga naik.
Analisis Kenaikan Harga Cabai Berdasarkan Data BPS
Badan Pusat Statistik (BPS) turut mencatat tren kenaikan harga aneka cabai, baik cabai rawit maupun cabai merah, menjelang periode Natal dan Tahun Baru. Data dari BPS menunjukkan lonjakan harga yang cukup mengkhawatirkan.
Cabai Rawit:
- Mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) hingga 75,56% di wilayah Indonesia pada pekan kedua Desember 2025.
- Jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga cabai rawit meningkat dari 261 pada pekan pertama Desember menjadi 272 pada pekan kedua Desember 2025.
- Secara nasional, rata-rata harga cabai rawit pada pekan kedua Desember 2025 telah melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP) konsumen yang ditetapkan antara Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.
- Rata-rata harga cabai rawit nasional pada November 2025 tercatat sekitar Rp43.728 per kilogram. Angka ini melonjak drastis menjadi Rp65.541 per kilogram pada pekan kedua Desember 2025, atau naik sekitar 49,88% dibandingkan bulan sebelumnya.
- Harga cabai rawit tertinggi dilaporkan mencapai Rp200.000 per kilogram di Kabupaten Nduga. Kabupaten Paniai menyusul dengan harga Rp179.000 per kilogram, dan Kabupaten Intan Jaya Rp170.000 per kilogram. Sementara itu, harga terendah tercatat di level Rp25.000 per kilogram.
Cabai Merah:
- Senada dengan cabai rawit, cabai merah juga menunjukkan kenaikan IPH di 73,89% wilayah di Indonesia.
- Rata-rata harga cabai merah pada pekan kedua Desember 2025 juga berada di atas HAP konsumen yang berkisar antara Rp37.000–Rp55.000 per kilogram.
- Secara umum, harga cabai merah pada pekan kedua Desember 2025 mengalami kenaikan 10,73% dibandingkan November 2025.
- Harga cabai merah tertinggi yang tercatat mencapai Rp200.000 per kilogram di Kabupaten Nduga. Kabupaten Mappi melaporkan harga Rp155.500 per kilogram, dan Kabupaten Kepulauan Anambas Rp147.000 per kilogram. Harga terendah untuk cabai merah berada di kisaran Rp20.000 per kilogram.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai rawit sangat berkaitan erat dengan kondisi cuaca yang turut memengaruhi tanaman hortikultura. “Sehingga ini menjadi salah satu pendorong mungkin terjadinya kenaikan harga cabai rawit di minggu kedua Desember 2025,” ujarnya dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemendagri pada Senin (15/12/2025).
Langkah Pemerintah dalam Menstabilkan Harga Bahan Pokok
Menyadari dampak kenaikan harga komoditas pangan, khususnya cabai, terhadap daya beli masyarakat, pemerintah tidak tinggal diam. Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti, menegaskan bahwa pihaknya bersama kementerian terkait serta berbagai asosiasi petani dan pedagang telah menggelar rapat koordinasi. Tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan stok dan keterjangkauan harga bahan pokok, terutama menjelang periode Nataru.
“Kemarin kita juga sudah rapat koordinasi di tingkat kementerian dengan beberapa asosiasi untuk memastikan bahwa bahan-bahan pokok kita itu tersedia lintas wilayah,” tegas Dyah. Langkah ini mencakup pemantauan stok di berbagai daerah, identifikasi potensi kendala distribusi, serta koordinasi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.
Selain itu, Dyah juga menginformasikan rencananya untuk mengunjungi wilayah Indonesia Timur, termasuk Papua. Kunjungan ini bertujuan untuk memverifikasi langsung kondisi harga bahan pokok di sana dan memastikan stabilitasnya. “Tapi yang lainnya nanti saya juga akan berkunjung ke Papua untuk memastikan bahwa bahan pokok itu relatif masih stabil,” ungkapnya. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga pasokan dan harga pangan di seluruh penjuru negeri, termasuk daerah-daerah yang mungkin memiliki tantangan logistik tersendiri.
Dengan berbagai upaya koordinasi dan pemantauan lapangan, pemerintah berharap dapat meredam gejolak harga cabai dan menjaga stabilitas harga bahan pokok lainnya, sehingga masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan lebih tenang tanpa dibebani kenaikan harga pangan yang berlebihan.
