Home / Ekonomi & Bisnis / Cabai Meroket di Pangandaran Jelang Nataru 2026

Cabai Meroket di Pangandaran Jelang Nataru 2026

Lonjakan Harga Cabai Jelang Akhir Tahun di Pangandaran: Kombinasi Permintaan Tinggi dan Kendala Cuaca

Menjelang pergantian tahun, Kabupaten Pangandaran di Jawa Barat menghadapi fenomena kenaikan harga komoditas pangan, khususnya berbagai jenis cabai di pasar tradisional. Situasi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat dampaknya terhadap daya beli masyarakat serta kelancaran pasokan kebutuhan pokok.

Kenaikan Signifikan pada Komoditas Cabai

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Pangandaran, Tedi Garnida, mengonfirmasi adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas. Namun, lonjakan paling mencolok terlihat pada jenis cabai.

  • Cabai Rawit: Komoditas ini mengalami kenaikan harga yang paling dramatis. Tedi Garnida menyebutkan bahwa harga cabai rawit bahkan mencapai Rp80.000 per kilogram. “Minggu kemarin malah mencapai Rp95.000 per kilogram,” ungkapnya saat ditemui di kantornya pada Rabu (17/12/2025).
  • Cabai Keriting dan Cabai Merah: Untuk jenis cabai keriting dan cabai merah, harga di beberapa pasar yang dikelola oleh pemerintah daerah dilaporkan berada di kisaran Rp70.000 per kilogram.

Faktor Pemicu Kenaikan Harga

Pemerintah daerah mengidentifikasi dua faktor utama yang mendorong kenaikan harga cabai menjelang akhir tahun.

Asing Borong Saham BUMI, BKSL, MDKA, GOTO Rp 3,27 T

  1. Peningkatan Permintaan: Momen hari besar Natal dan Tahun Baru secara tradisional selalu diikuti dengan peningkatan kebutuhan rumah tangga, termasuk bumbu dapur seperti cabai. Permintaan yang melonjak ini secara alami menekan pasokan yang tersedia, sehingga memicu kenaikan harga. “Tentu, kenaikan harga ini dipicu menjelang hari besar Natal dan Tahun Baru. Jadi, permintaan banyak,” jelas Tedi Garnida.

  2. Dampak Cuaca Buruk: Selain faktor permintaan, kondisi cuaca juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kenaikan harga cabai. Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa minggu terakhir telah berdampak pada penurunan produksi para petani cabai. Curah hujan yang berlebihan dapat merusak tanaman, menghambat pertumbuhan, dan mengurangi hasil panen. Akibatnya, pasokan dari petani berkurang, yang secara langsung berujung pada peningkatan harga di pasar. “Seperti diketahui beberapa minggu terakhir intensitas hujan tinggi sehingga berakibat produksi petani cabe mengalami penurunan produksi. Akhirnya, memicu peningkatan harga cabe,” ujar Tedi.

Kondisi Komoditas Lain dan Kesiapan Pasokan

Meskipun harga cabai mengalami lonjakan, Tedi Garnida memastikan bahwa komoditas kebutuhan pokok lainnya tidak mengalami kenaikan harga yang berarti. Pemerintah daerah juga telah melakukan langkah antisipasi untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). “Kita juga pastikan ketersediaan kebutuhan pokok tersebut tercukupi dan sangat siap untuk menghadapi Nataru ini,” tegasnya.

Perspektif Pedagang di Pasar Tradisional

Saham Pilihan 17/12: IHSG Berpeluang Menguat

Persepsi pedagang di pasar tradisional memberikan gambaran yang sedikit berbeda namun tetap mengkonfirmasi tren kenaikan harga. Suyati (41), seorang pedagang sayuran di Pasar Pananjung, memaparkan harga cabai di tempatnya.

  • Cabai Merah: Harganya saat ini dipatok di Rp60.000 per kilogram.
  • Cabai Rawit: Menurut Suyati, harga cabai rawit di lapaknya berada di kisaran Rp70.000 per kilogram. Namun, ia juga mencatat adanya penurunan dibandingkan minggu sebelumnya yang mencapai Rp100.000 per kilogram. “Kalau cabe rawit itu di harga Rp70 ribu perkilogram. Tapi, untuk harga cabe rawit itu terhitung turun jika dibandingkan Minggu kemarin yang mencapai Rp100 ribu per kilogram,” tuturnya.

Siyati memproyeksikan bahwa pada akhir tahun 2025, harga cabai rawit tidak akan melebihi Rp75.000 per kilogram. Ia menambahkan bahwa harga normal untuk cabai rawit seharusnya berada di kisaran Rp50.000 per kilogram. Fenomena kenaikan harga ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Pangandaran dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama menjelang perayaan akhir tahun.