Home / Ekonomi & Bisnis / Mesir-Qatar Sepakati Investasi Avtur Daur Ulang

Mesir-Qatar Sepakati Investasi Avtur Daur Ulang

Mesir Raih Investasi Rp3,9 Triliun dari Qatar untuk Fasilitas Produksi Avtur

Mesir telah secara resmi menyetujui kontrak dengan perusahaan Qatar, Al Mana Holdings, untuk mendirikan fasilitas produksi avtur yang memanfaatkan minyak goreng bekas. Proyek ambisius ini merupakan bagian dari upaya Mesir untuk menarik investasi asing guna mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi, seperti tingginya utang luar negeri dan defisit anggaran. Nilai investasi yang digelontorkan oleh Qatar mencapai 200 juta dolar AS, setara dengan Rp3,9 triliun.

Lokasi Strategis di Dekat Terusan Suez

Fasilitas produksi avtur ini direncanakan akan berlokasi di Zona Ekonomi Khusus Terusan Suez, tepatnya di Ain Sokhna. Pemilihan lokasi ini sangat strategis mengingat kedekatannya dengan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Pembangunan fasilitas ini akan dibagi menjadi tiga fase dan akan menempati lahan seluas 100 ribu meter persegi.

Pada fase pertama, fasilitas ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi avtur sebesar 200 ribu ton per tahun. Investasi ini juga menegaskan komitmen Qatar dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus di sepanjang Terusan Suez. Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly, menyambut baik proyek ini sebagai sinyal positif yang menunjukkan kekuatan hubungan bilateral antara Kairo dan Doha, baik dari sisi politik maupun perdagangan.

Penguatan Hubungan Dagang Mesir-Qatar

Bersamaan dengan persetujuan kontrak pembangunan fasilitas avtur, Menteri Investasi dan Perdagangan Luar Negeri Mesir, Hassan El-Khatib, juga meresmikan Forum Bisnis Mesir-Qatar. Forum ini dibentuk dengan tujuan utama untuk mempererat hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi antara kedua negara.

Data menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam hubungan dagang kedua negara. Dalam setahun terakhir, perdagangan antara Mesir dan Qatar mengalami lonjakan. Pada tahun 2023, nilai perdagangan tercatat sebesar 80 juta dolar AS (sekitar Rp1,3 triliun). Angka ini terus meningkat, mencapai 143 juta dolar AS (sekitar Rp2,3 triliun) hanya dalam sepuluh bulan pertama tahun 2025. Peningkatan ini menggarisbawahi potensi besar untuk kolaborasi ekonomi lebih lanjut.

Asing Borong Saham BUMI, BKSL, MDKA, GOTO Rp 3,27 T

Investasi Sektor Pariwisata dari Timur Tengah

Selain investasi di sektor energi, Mesir juga berhasil mengamankan investasi besar di sektor pariwisata. Pada bulan September, Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi sepakat untuk menginvestasikan total 18,5 miliar dolar AS (sekitar Rp308 triliun) untuk pengembangan kompleks pariwisata di sepanjang pesisir Laut Merah.

Proyek pariwisata skala besar ini akan mencakup area seluas 10 juta meter persegi. Diperkirakan, kompleks ini akan mampu menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 170 ribu tenaga kerja, dengan 25 ribu di antaranya merupakan posisi permanen. Keunikan proyek ini terletak pada perencanaan dan konsep layanan yang ditawarkan, yang dirancang untuk menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Perdana Menteri Madbouly menekankan bahwa investasi ini sejalan dengan fokus pemerintah Mesir dalam mengembangkan sektor pariwisata dan perkotaan. Kompleks pariwisata yang akan dibangun ini akan dilengkapi dengan marina mewah yang dirancang untuk menampung kapal-kapal pesiar kelas atas, menambah daya tarik destinasi wisata Mesir.

Upaya Mesir untuk menarik investasi asing, baik dari negara-negara Arab maupun dari negara lain, menunjukkan strategi komprehensif untuk memperkuat fundamental ekonomi negara. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan mengembangkan sektor-sektor strategis seperti energi dan pariwisata, Mesir berupaya untuk mencapai stabilitas ekonomi dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kolaborasi dengan mitra internasional seperti Qatar, UEA, dan Arab Saudi menjadi kunci dalam mewujudkan visi pembangunan jangka panjang ini.

Saham Pilihan 17/12: IHSG Berpeluang Menguat