Home / Ekonomi & Bisnis / Saham Grup Emtek Meroket: Target Harga EMTK & SCMA Pasca IPO Superbank

Saham Grup Emtek Meroket: Target Harga EMTK & SCMA Pasca IPO Superbank

Euforia IPO Superbank Diprediksi Dongkrak Saham Grup Emtek

Rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) diprediksi akan memberikan angin segar bagi kinerja saham dua emiten Grup Emtek, yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Surya Cipta Media Tbk (SCMA). Para analis melihat momentum ini sebagai peluang penguatan bagi kedua perusahaan tersebut.

Proyeksi Analis Terhadap Saham Grup Emtek

Analis dari CGS Sekuritas, Sharon Natasha, berpendapat bahwa debut Superbank di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menjadi katalis positif bagi emiten-emiten di bawah naungan Grup Emtek. “Grup Emtek kemungkinan mengalami penguatan karena IPO Superbank,” ujar Sharon dalam keterangannya.

Sharon memberikan rekomendasi investasi yang jelas bagi para investor. Untuk saham EMTK, ia menyarankan pembelian pada level Rp 1.440 dengan target harga jangka pendek yang diproyeksikan berada di kisaran Rp 1.500 hingga Rp 1.530. Sementara itu, investor disarankan untuk menjual saham EMTK apabila harganya turun di bawah level Rp 1.410.

Bagi investor yang tertarik pada saham SCMA, Sharon menetapkan target harga terdekat pada level Rp 500. Pergerakan harga saham ini patut dicermati pasca IPO Superbank.

Asing Borong Saham BUMI, BKSL, MDKA, GOTO Rp 3,27 T

Pada perdagangan sebelumnya, saham EMTK menunjukkan performa impresif dengan melonjak 8,89% hingga mencapai level Rp 1.470. Sementara itu, saham SCMA juga mencatat penguatan sebesar 3,27% dan ditutup pada harga Rp 442. Keberhasilan Superbank dalam menarik minat investor tercermin dari data IPO-nya yang mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribe) hingga 318,69 kali, dengan jumlah pesanan yang melebihi satu juta.

EMTK Menjadi Penerima Manfaat Utama

Pengamat pasar modal sekaligus pendiri Republik Investor, Hendra Wardana, menyoroti bahwa EMTK akan menjadi pihak yang paling diuntungkan dari gelaran IPO Superbank. Hal ini disebabkan oleh status EMTK sebagai induk pemegang saham utama Superbank. Kenaikan valuasi Superbank pasca IPO secara otomatis akan memperkuat nilai investasi yang dimiliki oleh EMTK.

Lebih lanjut, kesuksesan IPO ini juga dianggap sebagai bukti nyata bahwa strategi transformasi Grup Emtek menuju ekosistem digital dan finansial berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kondisi ini mulai mengubah persepsi pasar, di mana EMTK kini dipandang sebagai saham yang memasuki fase pemulihan valuasi dengan fundamental yang semakin kokoh.

“Dengan landasan fundamental yang lebih solid dari sisi ekosistem digital, EMTK layak diperhatikan dengan rekomendasi beli dan target Rp 1.500,” ungkap Hendra.

Profil Singkat Superbank

Superbank memiliki sejarah panjang dalam industri perbankan Indonesia. Bank ini merupakan hasil transformasi dari PT Bank Fama International yang telah berdiri sejak tahun 1993. Pada awal tahun 2023, bank tersebut secara resmi mengganti namanya menjadi Superbank dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta. Jaringan operasionalnya mencakup kantor cabang di Jakarta dan Bandung.

Saham Pilihan 17/12: IHSG Berpeluang Menguat

Fase baru bagi Superbank dimulai ketika bergabung dengan Grup Emtek pada akhir tahun 2021. Langkah strategis ini kemudian diikuti oleh masuknya investor lain seperti Grab dan Singtel pada awal tahun 2022. Pada tahun 2023, KakaoBank turut bergabung sebagai bagian dari konsorsium yang memperkuat struktur permodalan dan kapabilitas Superbank.

Struktur Kepemilikan Saham Superbank

Berdasarkan informasi yang tertera di situs resmi Superbank, pemegang saham mayoritas perusahaan adalah PT Elang Media Visitama, yang menguasai 31,11% saham. PT Elang Media Visitama merupakan salah satu lini bisnis yang berada di bawah naungan Grup Emtek.

Posisi pemegang saham penting lainnya ditempati oleh PT Kudo Teknologi Indonesia dengan kepemilikan 19,16%. Selanjutnya, GXS Bank Pte. Ltd. memiliki 12% saham, dan A5-DB Holdings Pte. Ltd. menguasai 1,52%.

Struktur kepemilikan terakhir per tanggal 15 Agustus 2025 mencatat Eddy K. Sariaatmadja sebagai pemegang saham pengendali utama Superbank, dengan kepemilikan sebesar 21,89%. Perlu dicatat bahwa Eddy K. Sariaatmadja juga merupakan pengendali saham di EMTK, yang semakin memperkuat keterkaitan antara kedua entitas ini.

Selain itu, nama Anthony Tan, pendiri Grab, juga terdaftar sebagai pemegang saham pengendali terakhir dengan kepemilikan 3,7%.

Rabu: Emas UBS & Galeri24 Kompak Turun di Pegadaian

Keterlibatan para pemain besar dalam industri teknologi dan finansial ini menegaskan posisi strategis Superbank. PT Kudo Teknologi Indonesia sendiri merupakan perusahaan online-to-offline (O2O) yang diakuisisi oleh Grab pada tahun 2017 dan kemudian berkembang menjadi GrabKios. Sementara itu, GXS Bank adalah bank digital asal Singapura yang dikendalikan oleh Grab Holdings Inc. dan Singtel. A5-DB Holdings Pte. Ltd. merupakan entitas yang terafiliasi dengan Grab Holdings Limited dan Singtel Alpha Investments Pte. Ltd., menunjukkan adanya sinergi kuat di antara para pemegang saham.