Home / Keagamaan / Ustaz Menjawab: Rakaat & Tata Cara Tarawih

Ustaz Menjawab: Rakaat & Tata Cara Tarawih

Menelisik Pelaksanaan Sholat Tarawih: Jumlah Rakaat dan Tata Cara yang Perlu Diketahui

Bulan Ramadan identik dengan ibadah malam yang penuh keberkahan, salah satunya adalah sholat Tarawih. Ibadah sunnah ini selalu menjadi perhatian umat Muslim, terutama terkait jumlah rakaat dan tata cara pelaksanaannya. Berbagai pandangan dan praktik telah berkembang di masyarakat, seringkali menimbulkan pertanyaan dan diskusi.

Kedudukan Sholat Tarawih dalam Rangkaian Ibadah Malam

Dalam Islam, ibadah terbagi menjadi dua kategori utama: ibadah wajib dan ibadah sunnah. Ibadah sunnah sendiri dibagi lagi menjadi sunnah murni dan sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat ditekankan. Sholat Tarawih termasuk dalam kategori ibadah sunnah.

Menurut penjelasan seorang pendakwah, Ustaz Purno Budi, S.PD.I, M.SI, dalam sebuah kesempatan di kanal YouTube Tribunnews, penting untuk memposisikan ibadah sesuai prioritasnya. Ibadah wajib menjadi yang utama, diikuti oleh ibadah sunnah muakkadah, dan barulah ibadah sunnah lainnya.

Dalam rangkaian ibadah malam, urutan yang umum adalah sholat Isya (wajib), dilanjutkan dengan sholat sunnah Rawatib (sunnah muakkadah), dan kemudian sholat Tarawih. Dengan demikian, sholat wajib adalah prioritas tertinggi, diikuti oleh sholat sunnah Rawatib, dan sholat Tarawih menempati urutan ketiga. Meskipun demikian, sholat Tarawih tetap sangat dianjurkan dan merupakan bagian dari sunnah para sahabat.

Waktu Pelaksanaan Sholat Tarawih

Sholat Tarawih dapat dilaksanakan pada malam hari, yaitu setelah sholat Isya hingga sebelum masuk waktu sholat Subuh. Umat Muslim memiliki fleksibilitas dalam menentukan waktu pelaksanaannya, sesuai dengan kondisi dan kesiapan masing-masing.

Makna Hakikat Umur Panjang: Contoh Khutbah Jumat

  • Setelah Sholat Isya: Sebagian orang memilih untuk melaksanakan sholat Tarawih segera setelah sholat Isya, mungkin setelah beristirahat sejenak atau diisi dengan kegiatan keagamaan lainnya seperti kultum di masyarakat. Pelaksanaan bisa selesai pada jam 8, 9 malam, atau waktu lainnya.
  • Tengah Malam: Ada pula yang memilih untuk mengerjakannya di tengah malam, misalnya sekitar pukul 12 atau 1 dini hari.
  • Menjelang Sahur: Pilihan lain adalah melaksanakan sholat Tarawih menjelang waktu sahur, yaitu sekitar pukul 2 atau 3 pagi.

Pilihan waktu yang terbaik sangat bergantung pada situasi dan kondisi individu serta keluarga.

Perdebatan Jumlah Rakaat Sholat Tarawih

Salah satu aspek yang paling sering menjadi perdebatan adalah jumlah rakaat sholat Tarawih. Untuk memahami perbedaan pandangan ini, kita perlu merujuk pada pendapat empat imam mazhab utama dalam Islam:

  • Mazhab Hanafi: Menganjurkan sholat Tarawih sebanyak 20 rakaat, ditambah 3 rakaat sholat Witir. Total keseluruhan menjadi 23 rakaat.
  • Mazhab Maliki: Memiliki pandangan yang berbeda, yaitu sebanyak 36 rakaat untuk Tarawih, ditambah 3 rakaat Witir. Total menjadi 39 rakaat.
  • Mazhab Syafi’i: Sama dengan Mazhab Hanafi, menganjurkan 20 rakaat Tarawih dan 3 rakaat Witir.
  • Mazhab Hambali: Mengikuti pendapat Mazhab Syafi’i, yaitu 20 rakaat Tarawih dan 3 rakaat Witir.

Dari tinjauan empat imam mazhab tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua pandangan utama mengenai jumlah rakaat Tarawih: 20 rakaat ditambah Witir, atau 36 rakaat ditambah Witir.

Mengapa Ada Praktik Sholat Tarawih 11 Rakaat?

Pertanyaan yang kerap muncul adalah mengapa di lingkungan sekitar kita banyak yang melaksanakan sholat Tarawih sebanyak 11 rakaat. Apakah praktik ini tidak sesuai dengan pandangan empat imam mazhab?

Perlu dipahami bahwa mazhab dalam Islam tidak hanya terbatas pada empat mazhab tersebut. Terdapat banyak ulama dan pengikut mazhab yang memiliki pendapat dan ketetapan tersendiri. Sebagian ulama, berdasarkan ijtihad mereka, menetapkan bahwa sholat Tarawih cukup dilaksanakan sebanyak 11 rakaat.

Organisasi-organisasi Islam besar yang memiliki otoritas dalam berfatwa juga banyak yang mengambil ketetapan sholat Tarawih 11 rakaat. Dalil yang sering digunakan adalah praktik sholat malam Rasulullah SAW yang disebutkan sebanyak 11 rakaat, termasuk di bulan Ramadan. Contoh organisasi yang menganut praktik ini adalah Muhammadiyah dan MTA.

Menghargai Perbedaan Khilafiyah

Perbedaan mengenai jumlah rakaat sholat Tarawih merupakan contoh dari fenomena khilafiyah dalam hukum Islam. Penting bagi umat Muslim untuk menyikapi perbedaan ini dengan lapang dada, tanpa saling mencela, menghujat, merendahkan, atau melemahkan satu sama lain.

Sesungguhnya, semua praktik tersebut didasari oleh niat ibadah kepada Allah SWT. Sholat 11 rakaat memiliki dalilnya sendiri, begitu pula sholat 20 rakaat, 36 rakaat, bahkan ada yang lebih dari itu. Semua memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam.

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Malam

Mengenai tata cara pelaksanaan sholat malam, termasuk Tarawih, secara umum terbagi menjadi dua metode utama:

  1. Dua Rakaat Salam: Sholat dikerjakan dengan dua rakaat satu kali salam. Setelah menyelesaikan dua rakaat, kemudian dilanjutkan dengan dua rakaat lagi, dan seterusnya hingga jumlah rakaat yang diinginkan tercapai.
  2. Empat Rakaat Salam: Untuk membedakan sholat sunnah dengan sholat wajib, praktik empat rakaat salam ini tidak menggunakan tahiyat awal. Artinya, setelah salam pada rakaat keempat, tidak ada duduk tasyahud awal pada rakaat ketiga. Jadi, setelah rakaat pertama, kedua, dan ketiga berdiri, baru pada rakaat keempat dilakukan duduk tasyahud akhir dan salam.

Sementara itu, untuk sholat Witir yang umumnya berjumlah tiga rakaat, tata cara pelaksanaannya adalah tiga rakaat langsung tanpa tahiyat awal. Meskipun demikian, ada juga yang memecahnya menjadi dua rakaat dengan satu kali salam, lalu dilanjutkan satu rakaat Witir dengan salam tersendiri.

Memahami berbagai pandangan dan tata cara pelaksanaan sholat Tarawih ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dan menumbuhkan sikap saling menghargai di antara umat Muslim dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan.