Diabetes Melitus: Ancaman Global dan Tantangan di Indonesia
Diabetes melitus telah menjelma menjadi salah satu krisis kesehatan global yang paling mendesak. Dampaknya tidak hanya merenggut kualitas hidup jutaan individu, tetapi juga mengancam stabilitas sosial dan ekonomi berbagai negara. Pada tahun 2021, diperkirakan terdapat 537 juta penderita diabetes di seluruh dunia, sebuah angka yang diproyeksikan akan melonjak drastis menjadi 783 juta pada tahun 2045.
Indonesia turut menghadapi gelombang peningkatan kasus diabetes yang signifikan. Fenomena ini semakin kentara di wilayah perkotaan, seiring dengan pergeseran pola hidup yang cenderung tidak sehat, meningkatnya angka obesitas, serta berbagai faktor risiko lain yang secara kolektif mendorong tingginya prevalensi penyakit ini.
Data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan mengungkapkan gambaran yang mengkhawatirkan. Hampir separuh penduduk Indonesia yang berusia di atas tiga tahun dilaporkan mengonsumsi minuman manis lebih dari sekali dalam sehari. Tren ini diperparah oleh fakta bahwa sekitar 43,3 persen responden lainnya mengonsumsi minuman manis antara satu hingga enam kali dalam seminggu.
Lebih memprihatinkan lagi, Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Padahal, satu kemasan minuman manis berukuran 250 ml rata-rata mengandung 22,8 gram gula, yang setara dengan hampir setengah dari batas konsumsi gula harian yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan.
Tingginya angka konsumsi gula ini jelas menjadi tantangan besar dalam upaya pengendalian diabetes. Oleh karena itu, pemantauan kadar gula darah secara rutin menjadi sebuah keharusan bagi para penderita diabetes. Langkah ini krusial untuk mencegah timbulnya komplikasi yang lebih serius. Para penderita diabetes sangat dianjurkan untuk menjaga kadar gula darah mereka agar tetap berada dalam rentang target yang telah ditetapkan oleh tenaga medis.
Target Kadar Gula Darah yang Dianjurkan
Secara umum, target kadar gula darah yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
- Sebelum makan: 80–130 mg/dL.
- Dua jam setelah mulai makan: Kurang dari 180 mg/dL.
Namun, penting untuk diingat bahwa sasaran kadar gula darah ini tidak bersifat universal. Faktor-faktor individual seperti usia, keberadaan penyakit penyerta lainnya, serta rekomendasi spesifik dari dokter atau tenaga medis, memegang peranan penting dalam menentukan target kadar gula darah yang paling aman dan efektif bagi setiap individu.
Mengenali Pemicu Hiperglikemia
Selain pola makan, berbagai kondisi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari juga turut berkontribusi dalam meningkatkan kadar gula darah. Oleh karena itu, penderita diabetes perlu secara cermat mengidentifikasi pemicu-pemicu ini agar dapat meningkatkan kewaspadaan dan segera mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Beberapa penyebab umum meningkatnya kadar gula darah (hiperglikemia) meliputi:
- Saat sakit atau mengalami infeksi: Tubuh melepaskan hormon stres yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
- Mengalami stres fisik maupun emosional: Stres kronis atau akut dapat memicu pelepasan hormon yang memengaruhi metabolisme glukosa.
- Mengonsumsi makanan lebih banyak dari biasanya: Peningkatan asupan kalori, terutama dari karbohidrat, dapat menyebabkan lonjakan gula darah.
- Kekurangan insulin atau obat diabetes: Ketidakcukupan dosis atau kelalaian dalam mengonsumsi obat diabetes dapat berujung pada hiperglikemia.
Kondisi Darurat Ketoasidosis Diabetik
Apabila seorang penderita diabetes sedang sakit dan kadar gula darahnya mencapai 240 mg/dL atau lebih, pemeriksaan keton sangat dianjurkan. Kadar keton yang tinggi dalam urin dapat menjadi indikator awal dari ketoasidosis diabetik, sebuah kondisi medis gawat darurat yang memerlukan penanganan medis segera. Keterlambatan dalam penanganan dapat berakibat fatal.
Strategi Efektif Mencegah Diabetes
Untuk mencegah risiko terkena diabetes, pemahaman yang mendalam mengenai batas aman asupan gula dan berbagai risiko kesehatan yang ditimbulkannya menjadi kunci utama. Penerapan kebiasaan sehari-hari yang berfokus pada pengurangan konsumsi gula merupakan langkah preventif yang sangat penting dan perlu segera diimplementasikan.
Berikut adalah beberapa cara pencegahan diabetes yang dapat diterapkan:
Membaca Label Makanan dengan Cermat
Jadikan kebiasaan untuk selalu memeriksa label informasi nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Perhatikan secara spesifik informasi mengenai kandungan gula per sajian. Dengan teliti membaca label, Anda akan lebih mudah mengidentifikasi produk yang mengandung gula tambahan. Gula tambahan ini seringkali disamarkan dengan berbagai nama lain, sehingga kejelian dalam membaca label akan membantu Anda memilih produk yang lebih aman bagi kesehatan.Memilih Pemanis Alami sebagai Alternatif
Saat berbelanja makanan atau minuman, utamakan produk yang tidak mengandung pemanis buatan atau tambahan. Carilah alternatif pemanis alami yang bisa memberikan rasa manis tanpa membahayakan kesehatan. Beberapa pilihan yang baik antara lain buah-buahan segar, oatmeal yang dimasak tanpa tambahan gula, dan susu kedelai tanpa pemanis.Mengombinasikan Gula dengan Makanan Kaya Nutrisi
Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula secara berlebihan dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah yang cepat, naik turun secara drastis, yang pada akhirnya memicu rasa lapar berlebih. Untuk menghindari efek ini, sangat disarankan untuk mengombinasikan konsumsi makanan manis dengan sumber protein, serat, atau lemak sehat. Kombinasi ini akan membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, sehingga rasa kenyang dapat bertahan lebih lama.Membiasakan Pola Makan Rendah Gula
Terapkan pola makan yang secara sadar mengurangi asupan gula. Ini berarti membatasi konsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat sederhana dan sebaliknya, memperbanyak asupan serat serta protein. Pilihan makanan seperti sayuran, buah-buahan, dan produk susu rendah lemak dapat menjadi komponen penting dalam menu harian Anda untuk membantu menjaga kestabilan kadar gula darah.
Selain penyesuaian pola makan, aktivitas fisik yang rutin dan penerapan gaya hidup sehat secara keseluruhan memegang peranan krusial dalam mengendalikan kadar gula darah. Semua upaya pencegahan ini sebaiknya dimulai dari diri sendiri demi menjaga kesehatan jangka panjang yang optimal.
