Mengenal jenis-jenis nama Bulan purnama beserta penjelasannya

Sedang Trending 9 jam yang lalu

Jakarta PinangRaya - Bulan purnama, nan merupakan fase puncak dari bulan penuh (full moon), adalah salah satu kejadian alam nan selalu menarik perhatian banyak orang. Peristiwa ini terjadi ketika posisi Bulan berada tepat berseberangan dengan Matahari dengan Bumi diantaranya.

Sehingga sisi Bulan nan menghadap Bumi menerima sinar Matahari secara penuh menjadikannya tampak bulat sempurna dan terang di langit malam. Namun, tahukah Anda bahwa tidak hanya ada satu jenis Bulan purnama? Ada beberapa ragam Bulan purnama nan masing-masing mempunyai karakter dan makna tersendiri.

Penamaan Bulan purnama berasal dari tradisi budaya masyarakat original Amerika, nan mencerminkan hubungan mereka dengan alam dan langkah hidup mereka. Biasanya, terdapat 12 bulan purnama dalam setahun, namun dalam kondisi tertentu, jumlahnya bisa mencapai 14 jika terjadi kejadian bulan langka pada waktu tertentu.

Baca juga: BMKG: Hari ini puncak kejadian Hunter Moon bisa disaksikan di Kepri

Berikut ini adalah nama dari jenis Bulan purnama nan perlu Anda ketahui beserta penjelasannya, melansir sumber astrobackyard.

Jenis-jenis Bulan purnama

1. Januari: Wolf Moon (Bulan Serigala)

Wolf Moon alias Bulan Serigala, nan merupakan bulan purnama pertama di awal tahun, dinamai berasas kebiasaan serigala melolong saat kelaparan di tengah kelangkaan makanan pada musim dingin.

2. Februari: Snow Moon (Bulan Salju)

Snow Moon alias Bulan Salju, nan muncul pada bulan purnama Februari, dinamai lantaran curah salju nan biasanya tinggi pada bulan tersebut.

Baca juga: Supermoon terakhir tahun 2024 nampak di langit Indonesia besok

3. Maret: Worm Moon (Bulan Cacing Tanah)

Worm Moon alias Bulan Cacing, nan terjadi pada bulan purnama Maret, menandai transisi dari musim dingin ke musim semi menurut masyarakat original Amerika. Pada saat ini, tanah nan sebelumnya kaku mulai mencair, dan cacing tanah mulai muncul ke permukaan, menandakan bahwa tanah telah siap untuk ditanami.

4. April: Pink Moon (Bulan merah muda)

Pink Moon atau Bulan merah muda tidak merujuk pada warna bulan nan sebenarnya, melainkan pada mekar nya kembang liar di musim semi. Bunga nan dimaksud adalah phlox, nan tumbuh subur di beragam wilayah di Amerika Utara.

5. Mei: Flower Moon (Bulan Bunga)

Flower Moon alias Bulan Bunga, nan terjadi pada bulan purnama Mei, menandakan saat-saat bunga-bunga mulai mekar sepenuhnya di musim semi. Fenomena ini menandai waktu ketika beragam tanaman, bunga, dan pepohonan tumbuh dan mekar, menciptakan pemandangan nan penuh warna.

6. Juni: Strawberry Moon (Bulan Stroberi)

Strawberry Moon alias Bulan Stroberi, nan terjadi pada bulan purnama Juni, menandai waktu panen stroberi. Pada bulan ini, stroberi liar mencapai kematangan puncak dan siap untuk dipetik. Buah ini biasanya menjadi salah satu buah beri pertama nan matang di musim panas.

Baca juga: Ahli BRIN imbau penduduk waspadai banjir rob imbas kejadian "Supermoon"

7. Juli: Buck Moon (Bulan Rusa Jantan).

Buck Moon atau Bulan Rusa Jantan, nan terjadi pada bulan purnama Juli, dinamai lantaran pada bulan ini tanduk rusa jantan mulai tumbuh lebih besar. Setelah musim kawin, rusa jantan dan personil family rusa lainnya bakal melepaskan tanduk mereka.

8. Agustus: Sturgeon Moon (Bulan Sturgeon)

Sturgeon Moon atau Bulan Sturgeon, nan muncul pada Bulan purnama Agustus, mendapatkan namanya dari jenis ikan air tawar antik berukuran besar nan hidup di Great Lakes. Ikan ini sering ditangkap di waduk dan sungai selama akhir musim panas, menandai puncak musim penangkapan ikan sturgeon pada masa tersebut.

9. September: Harvest Moon (Bulan Panen) / Corn Moon (Bulan Jagung)

Harvest Moon atau Bulan Panen, nan juga dikenal sebagai Corn Moon alias Bulan Jagung, muncul pada bulan purnama September. Fenomena ini menandai waktu ketika tanaman-tanaman sudah siap dipanen di penghujung musim panas. Cahaya bulan nan terang dan waktu terbitnya nan lebih awal memungkinkan para petani untuk melanjutkan aktivitas panen hingga malam hari.

10. Oktober: Hunter’s Moon (Bulan Pemburu)

Hunter’s Moon alias Bulan Pemburu, nan terjadi pada bulan purnama Oktober, erat kaitannya dengan tradisi berburu di musim gugur. Pada masa ini, masyarakat mulai mengumpulkan bahan makanan sebagai persediaan untuk menghadapi musim dingin. Cahaya bulan nan terang dan waktu terbitnya nan panjang memberikan untung bagi para pemburu untuk memantau dan mengejar mangsa di malam hari.

Baca juga: Ini argumen kejadian “supermoon” dapat pengaruhi pola tidur

11. November: Beaver Moon (Bulan Berang-berang)

Beaver Moon atau Bulan Berang-berang, nan terjadi pada bulan purnama November, mengenai dengan aktivitas hewan-hewan dalam mempersiapkan diri menghadapi musim dingin. Pada periode ini, berang-berang sibuk membangun dan memperbaiki waduk serta tempat tinggal mereka. Selain itu, mereka juga mengumpulkan persediaan makanan untuk memperkuat selama musim dingin.

12. Desember: Cold Moon (Bulan Dingin)

Cold Moon alias Bulan Dingin, nan merupakan bulan purnama terakhir di bulan Desember, dinamai untuk menggambarkan suhu nan sangat dingin dan beku, sekaligus menandai dimulainya musim dingin.

13. Blue Moon (Bulan Biru)

Blue Moon alias Bulan Biru merupakan bulan langka nan merujuk pada siklus bulan nan berjalan sekitar satu bulan. Dengan jarak antara dua bulan purnama adalah 29,5 hari, diperlukan 354 hari untuk menyelesaikan 12 siklus fase bulan. Akibatnya, setiap 2,5 tahun sekali, terjadi bulan purnama ke-13 dalam satu tahun kalender, nan dikenal sebagai Blue Moon.

14. Blood Moon (Bulan Darah)

Blood Moon atau Bulan Darah merupakan bulan langka nan terjadi pada saat eklips bulan total, ialah ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Dalam posisi ini, Bumi menghalangi sinar Matahari nan langsung menuju Bulan. Cahaya Matahari kemudian tersebar dengan panjang gelombang merah dan oranye nan lebih panjang, lampau dibiaskan oleh atmosfer Bumi, sehingga memberikan tampilan kemerahan pada permukaan Bulan.

Baca juga: Doa syukur saat memandang Bulan purnama, tulisan Arab latin dan artinya

Baca juga: Mengenal apa itu Bulan Purnama dan kapan terjadinya?

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024

Selengkapnya
Sumber Tekno
Tekno