Menghadapi perlawanan sengit dari tim yang tengah menunjukkan performa gemilang, pelatih Malut United, Hendri Susilo, menekankan satu kunci utama bagi para pemainnya: konsistensi. Bentrokan dua tim yang sedang dalam tren positif ini akan tersaji dalam lanjutan Super League 2025-2026 pada Minggu, 21 Desember 2025. Pertandingan krusial ini akan mempertemukan PSM Makassar, yang kini menempati posisi kedelapan klasemen, dengan Malut United yang bertengger di peringkat keempat. Duel sarat gengsi ini akan digelar di Stadion Gelora B. J. Habibie, Parepare.
PSM Makassar, sebagai tuan rumah, memiliki catatan impresif dalam enam pertandingan terakhirnya, tidak pernah merasakan kekalahan dan berhasil mengumpulkan 12 poin dari kemungkinan maksimal 18 poin. Di sisi lain, Malut United juga tidak kalah garang. Tim tamu ini belum pernah takluk dalam delapan pertandingan terkininya, meraup 20 poin dari total 24 poin yang bisa diraih selama periode tersebut.
Dalam konferensi pers yang digelar sehari sebelum pertandingan, Hendri Susilo memaparkan strategi dan fokus timnya. “Pertandingan melawan PSM menuntut konsistensi. Pelatih dan pemain harus berjuang keras karena tim tuan rumah juga sedang dalam tren positif,” ujar Hendri. Ia menambahkan bahwa timnya sangat fokus pada persiapan internal. “Kami fokus ke persiapan tim sendiri. Tim pelatih sudah mempersiapkan segala situasi yang bisa terjadi di pertandingan nanti,” jelasnya.
Kekuatan Tandang Malut United dan Keangkeran Kandang PSM
Malut United patut diperhitungkan dalam laga tandang. Sejauh ini, mereka berhasil mengumpulkan 14 poin dari tujuh pertandingan tandang yang telah dilakoni. Prestasi ini menempatkan Malut United sebagai tim dengan raihan poin tandang terbanyak kedua hingga pekan ke-14 Super League 2025-2026. Hanya Persija yang mampu mengoleksi poin lebih banyak dalam tujuh laga tandang terakhir, dengan total 15 poin.
Namun, PSM Makassar tidak tinggal diam. Tim Juku Eja ini berhasil mengimbangi catatan apik lawannya dengan rekor mentereng di kandang sendiri. Pencapaian PSM Makassar yang mampu bertengger di papan atas klasemen tidak lepas dari performa impresif mereka di Stadion B. J. Habibie. Skuad asuhan pelatih Tomas Trucha ini hanya menelan satu kekalahan dalam tujuh laga kandang terakhirnya.
“Sebagai tuan rumah, PSM pasti tidak mau kalah. Semoga pemain bisa menerapkan strategi dan menampilkan permainan yang menghibur,” harap Hendri Susilo, menggarisbawahi pentingnya adaptasi terhadap kekuatan lawan. “Kami harus waspada saat melawan PSM yang sedang on-fire. Para pemain perlu tampil dengan semangat penuh dan tetap fokus di lapangan,” tegasnya.
Tantangan Pemain dan Dukungan Tim
Dalam pertandingan kali ini, Malut United akan menghadapi tantangan baru. Untuk pertama kalinya di kompetisi Super League 2025-2026, tim ini harus bermain tanpa bek andalan mereka, Gustavo Franca, yang terkena akumulasi kartu kuning. Selain itu, Yakob Sayuri juga masih harus menjalani sisa masa skorsing yang dijatuhkan oleh Komisi Disiplin PSSI.
Menanggapi absennya beberapa pemain kunci, Hendri menegaskan bahwa timnya telah mempersiapkan strategi yang matang dan mengandalkan kedalaman skuad. “Malut United punya pemain lain dengan kualitas yang tidak jauh berbeda. Semua pemain yang disiapkan akan bermain dengan motivasi besar,” ujar Hendri, optimis dengan kemampuan pemain pengganti.
Sebagai perwakilan pemain Malut United dalam konferensi pers, Taufik Rustam turut memberikan jaminan kesiapan tim. “Semua pemain datang dengan semangat dan harapan meraih 3 poin. Semoga upaya kami dimudahkan,” ungkap Taufik, yang memastikan bahwa seluruh pemain yang diboyong ke Parepare siap berjuang dengan kondisi terbaik.
Menolak Rasisme, Merayakan Sepak Bola
Di luar urusan teknis pertandingan, Malut United juga menyoroti isu penting yang sempat menimpa tim mereka. Dalam beberapa hari terakhir, isu rasisme menjadi perhatian, terutama yang dialami oleh Yakob dan Yance Sayuri yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari oknum suporter. Malut United dengan tegas berharap agar pertandingan berjalan lancar tanpa diwarnai ujaran berbau rasisme.
“Keindahan sepak bola tidak boleh dinodai dengan tindakan rasisme. Kita harus respek kepada sesama bangsa dan lebih dewasa menyikapi permasalahan ini,” tutur Hendri Susilo, menyerukan pentingnya sportivitas dan penghormatan antar individu. Ia berharap agar semua pihak dapat menjaga marwah sepak bola Indonesia.
