Pertandingan melawan Sevilla pada Sabtu (20/12) menjadi malam yang penuh ketegangan bagi Xabi Alonso. Di saat suasana Natal seharusnya mulai terasa hangat di Valdebebas, pelatih asal Basque itu justru tampak menyiapkan koper. Bukan untuk liburan, melainkan sebagai bentuk antisipasi terburuk yang mungkin terjadi. Koper tersebut memang terdaftar untuk perjalanan ke Arab Saudi guna tampil di Piala Super Spanyol, tetapi risiko “kehilangan tiket” untuk masa depan sang pelatih terasa nyata.
Untungnya, sundulan Jude Bellingham akhirnya mencegah malam itu berubah menjadi mimpi buruk. Gol tersebut menjadi semacam hadiah hiburan, diperkuat oleh performa solid Thibaut Courtois yang mampu menghukum minimnya ketajaman Sevilla. Meskipun bermain melawan sepuluh pemain selama lebih dari 20 menit setelah kartu merah yang diterima Marcão, Real Madrid justru lebih sering menderita daripada mendominasi jalannya pertandingan. Di situasi inilah, cemoohan terhadap Vinicius Junior terdengar jelas, sebuah refleksi dari kemenangan yang terasa begitu sulit didapatkan.
Bernabeu dalam Suasana Tak Biasa
Atmosfer di Santiago Bernabéu terasa mencekam. Banyak penonton menyaksikan laga yang, dalam kondisi normal, seharusnya hanya menjadi formalitas belaka. Namun, kata “normal” seolah sudah lama kehilangan maknanya di Real Madrid. Skeptisisme bahkan datang dari para pendukung setia mereka sendiri. Dalam situasi genting ini, para pemain kunci kembali diminta untuk tampil sebagai penyelamat. Kylian Mbappé, Jude Bellingham, Vinicius Jr., dan Rodrygo—semuanya berada di garis depan untuk menopang masa depan Xabi Alonso. Namun, kelelahan mental dan fisik yang melanda membuat Real Madrid kesulitan membangun serangan secara natural.
Baru dua menit laga berjalan, Dean Huijsen sudah terekspos oleh Sevilla yang tampil lebih berani dari perkiraan awal. Meskipun Los Blancos sempat menguasai bola, mereka gagal mempertahankan dominasi tersebut. Kesalahan fatal yang dilakukan Alexis Sánchez di momen krusial akhirnya menyelamatkan Madrid dari ketertinggalan awal, di tengah publik yang mulai kehilangan kesabaran mereka.
Vinicius di Tengah Sorotan
Dengan Isaac Romero menjadi ancaman utama bagi pertahanan Sevilla, lini tengah Real Madrid yang kerap terlihat kosong membuat Vinicius Jr. kembali menjadi opsi serangan yang paling logis. Namun, tekanan justru semakin besar di pundaknya. Harapan sempat muncul ketika Bellingham berhasil mencetak gol lewat skema bola mati dari tendangan bebas yang dieksekusi oleh Rodrygo—pemain yang terus mendapat kepercayaan penuh dari Xabi Alonso.
Pertandingan semakin memanas ketika Rodrygo meminta hadiah penalti dan justru diganjar kartu kuning karena dianggap melakukan simulasi. Wasit Muñiz Ruiz memberikan hukuman tersebut, tetapi tidak mengusirnya setelah insiden dengan Marcão, yang dinilai sebagai bentuk “balas dendam” atas kejadian sebelumnya. Protes keras dari pelatih Sevilla, Diego Simeone (Almeyda dalam teks asli), bahkan berujung pada kartu merah di lorong ruang ganti, setelah ia berteriak, “Negreira, Negreira!”
Rekor di Tengah Kekacauan
Jauh dari kata pertandingan yang terkendali, Sevilla tetap mampu menciptakan peluang berbahaya. Alexis Sánchez berusaha menghidupkan kembali kejayaan masa lalunya, sementara Kylian Mbappé sibuk mengejar rekor pribadi—rekor gol dalam satu tahun kalender bersama Real Madrid yang sebelumnya dipegang oleh Cristiano Ronaldo. Situasi semakin terbuka ketika Huijsen tampak kewalahan di lini pertahanan, memaksa Thibaut Courtois melakukan serangkaian penyelamatan krusial untuk mencegah gol balasan.
Isaac Romero terus mengeksploitasi ruang di belakang pertahanan Madrid. Selain gol yang dicetaknya, Jude Bellingham tampil sebagai pemain paling menonjol di lapangan, dengan pergerakan lincah yang akhirnya memaksa Marcão melakukan pelanggaran fatal yang berujung pada kartu merah. Dengan keunggulan jumlah pemain dan sisa waktu yang cukup panjang, kemenangan seharusnya bisa diraih dengan nyaman.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Xabi Alonso terlihat frustrasi di pinggir lapangan, duduk menunggu peluit akhir di tengah minimnya koneksi antarlini timnya. Di tribun, publik Bernabéu menunjuk Vinicius Jr. sebagai sasaran kekesalan mereka, sebelum akhirnya merayakan gol yang dicetak oleh Mbappé yang berhasil menyamai rekor Cristiano Ronaldo dengan 59 gol dalam satu tahun kalender. Sebuah rekor simbolis, di malam yang juga simbolis. Kemenangan ini mungkin cukup untuk menjaga posisi Xabi Alonso tetap aman, tetapi sorakan dan siulan yang terdengar di Bernabéu menjadi pengingat bahwa dukungan publik bisa datang bersamaan dengan tuntutan yang tak pernah surut.
