Home / Olahraga / Persebaya Terpincang: 4 Fakta Duel Melawan Borneo FC

Persebaya Terpincang: 4 Fakta Duel Melawan Borneo FC

Persebaya Surabaya Hadapi Borneo FC dalam Kondisi Pincang: Fakta Menarik Menjelang Laga Krusial

Menjelang pertandingan penting melawan Borneo FC, klub Persebaya Surabaya dilaporkan berada dalam kondisi yang jauh dari ideal. Berbagai aspek, mulai dari jajaran pelatih hingga kesiapan tim di lapangan, menunjukkan potret jujur dari “Green Force” yang menghadapi laga berat di Liga Super. Kondisi internal yang belum sepenuhnya stabil menjadi tantangan tersendiri, selain menghadapi lawan yang tangguh.

Persebaya Surabaya akan berhadapan dengan Borneo FC dalam situasi yang tidak menguntungkan. Dari bangku pelatih hingga kesiapan para pemain di lapangan, Persebaya seolah berjuang dengan keterbatasan.

Permasalahan utama yang masih menghantui Persebaya Surabaya adalah kekosongan posisi pelatih kepala. Sejak mengakhiri kerja sama dengan Eduardo Pérez, manajemen klub belum juga menunjuk sosok pengganti yang definitif.

Untuk sementara, tim dipercayakan kepada Uston Nawawi sebagai pelatih caretaker. Mantan pemain Persebaya ini telah memimpin tim selama kurang lebih 30 hari sejak kepergian Eduardo Pérez.

Uston Nawawi sendiri mengakui belum adanya komunikasi dengan pihak manajemen terkait penunjukan pelatih baru. “Untuk pelatih baru, saya belum berkomunikasi dengan manajemen terkait hal tersebut. Saya belum mengetahui soal itu,” ujarnya.

Juara BWF World Tour Finals 2025: Ganda Campuran China Kembali Menang Setelah 7 Tahun

Dengan status yang masih sementara, Uston memilih untuk memfokuskan diri pada tugas-tugas harian bersama tim. “Saya fokus saja pada persiapan tim menghadapi pertandingan selanjutnya,” tambahnya.

Di bawah arahan Uston Nawawi, Persebaya Surabaya memang belum berhasil meraih kemenangan. Namun, di sisi lain, tim berjuluk “Green Force” ini juga belum menelan kekalahan selama periode kepelatihannya.

Hingga memasuki pekan ke-13 Liga Super, Persebaya Surabaya menempati posisi kesembilan dalam klasemen sementara. Total 18 poin yang berhasil dikumpulkan dari 13 pertandingan mencerminkan performa tim yang belum konsisten.

Absennya Uston Nawawi di Pinggir Lapangan

Fakta pertama yang menambah kerumitan situasi Persebaya Surabaya adalah absennya Uston Nawawi di pinggir lapangan saat menghadapi Borneo FC. Pelatih yang berasal dari Sidoarjo ini harus menepi karena akumulasi kartu kuning.

Uston Nawawi tercatat menerima kartu kuning saat pertandingan melawan Persija Jakarta pada menit ke-39 dan saat melawan Bhayangkara FC pada menit ke-89. Sesuai dengan regulasi kompetisi, akumulasi kartu kuning ini mengharuskannya absen dalam satu pertandingan berikutnya.

Turnamen Palangka Raya Cup 2025 Ditutup, Semangat Anak-Anak Bertanding di Bawah Hujan

Aturan ini tertuang dengan jelas dalam regulasi Liga Super. Ofisial tim yang mengoleksi dua kartu kuning akan dikenakan sanksi larangan mendampingi tim dalam satu laga berikutnya.

Dalam pertandingan melawan Borneo FC, posisi Uston Nawawi akan digantikan oleh Shin Sang-gyu. Pelatih fisik Persebaya Surabaya ini ditunjuk untuk mengambil alih peran caretaker di pinggir lapangan.

Pergantian ini membuat Persebaya mengalami ketidaksempurnaan dari sisi bangku pelatih. Pengambilan keputusan taktis di tengah pertandingan berpotensi terganggu oleh minimnya pengalaman Shin Sang-gyu sebagai pemimpin utama tim.

Menghadapi Pemuncak Klasemen

Fakta kedua yang patut dicatat adalah status lawan yang akan dihadapi Persebaya. Borneo FC bukanlah tim sembarangan, mereka datang ke Surabaya dengan status sebagai pemuncak klasemen sementara.

Satu minggu lagi, Persebaya dijadwalkan akan menjamu tim berjuluk “Pesut Etam” ini di Stadion Gelora Bung Tomo. Tekanan terhadap tim tuan rumah secara otomatis akan meningkat, mengingat ekspektasi publik yang selalu tinggi terhadap Persebaya.

Tak Denda Rp 100 Juta, Persebaya Rekrut Pelatih Baru Kontrak Panjang

Bermain di kandang sendiri memang memberikan keuntungan moral. Namun, dengan kondisi internal Persebaya yang sedang tidak stabil, modal tersebut belum tentu cukup kuat untuk menghadapi tim sekuat Borneo FC.

Ketidakpastian Posisi Pelatih Kepala

Fakta ketiga kembali menyoroti ketidakjelasan mengenai nahkoda tim. Hingga saat ini, manajemen klub belum memberikan indikasi kapan pelatih kepala baru akan diumumkan.

Ketidakpastian ini tentu saja membuat arah jangka panjang tim menjadi abu-abu. Para pemain hanya bisa beradaptasi dan mengikuti instruksi yang bersifat sementara.

Persiapan yang Sangat Terbatas

Fakta keempat berkaitan dengan waktu persiapan tim yang sangat terbatas. Bahkan jika pelatih baru diumumkan dalam waktu dekat, perubahan taktik besar-besaran dinilai mustahil untuk dilakukan.

Waktu yang mepet membuat Persebaya Surabaya kemungkinan besar harus bertahan dengan pola permainan yang sudah ada. Hal ini tentu saja meningkatkan risiko permainan tim menjadi mudah dibaca oleh lawan.

Situasi pincang yang dihadapi Persebaya ini tidak luput dari perhatian para suporter, yang dikenal sebagai Bonek. Banyak suporter yang menilai bahwa Persebaya belum memaksimalkan potensi para pemain yang dimiliki.

Salah satu Bonek menyoroti pemanfaatan pemain lokal. “Lokalmu optimalkan jol! Kon lho nduwe Alfan Syuaib, ngosek pol arek iku, eman meh dipajang nang bench tok,” ujarnya, mengungkapkan kekecewaannya melihat pemain lokal berkualitas yang kurang mendapat kesempatan bermain.

Komentar lain menyinggung kualitas pemain asing Persebaya Surabaya. “Pembinaan wis apik nemen. Pemain asing yang di atas standar cuma 2 orang,” ucap seorang Bonek, mengindikasikan bahwa tidak semua pemain asing memberikan kontribusi yang signifikan.

Ada pula kritik keras yang dilayangkan terhadap lambatnya pergerakan manajemen klub. “Bener-bener aneh iki klub, padahal enek kesempatan libur beberapa minggu, malah ora ndang-ndang meresmikan pelatih,” kata Bonek lainnya, mempertanyakan keputusan manajemen yang tidak segera menunjuk pelatih baru di tengah jeda kompetisi.

Beberapa suporter bahkan secara terbuka mempertanyakan prioritas klub. “Iki sidone balbalan ta pabrik bisnis? Kok admin e yapping terus adol tiket, sponsor, buka store,” tulis seorang Bonek, menyindir fokus klub yang dinilai lebih mengedepankan aspek bisnis daripada performa tim di lapangan.

Mulai dari bangku pelatih hingga kesiapan di lapangan, Persebaya Surabaya menghadapi Borneo FC dalam kondisi yang serba terbatas. Pertandingan ini bukan hanya tentang perebutan tiga poin, melainkan juga ujian ketahanan mental dan arah masa depan klub berjuluk “Green Force” ini.