Home / Olahraga / Penampilan Timnas U-22 di SEA Games 2025: Penilaian Sumardji yang Mengejutkan

Penampilan Timnas U-22 di SEA Games 2025: Penilaian Sumardji yang Mengejutkan

Kekecewaan Mendalam: Performa Timnas U-22 di SEA Games 2025 Dianggap Tak Masuk Akal

Kegagalan tim nasional Indonesia U-22 untuk melaju ke babak semifinal SEA Games 2025 di Thailand menyisakan kekecewaan mendalam bagi banyak pihak, terutama para pengamat dan pengurus sepak bola nasional. Sumardji, Ketua Badan Tim Nasional (BTN), secara terbuka mengungkapkan keterkejutannya terhadap performa tim yang jauh dari ekspektasi, bahkan menyebutnya sebagai “tidak masuk akal.”

Perjalanan Garuda Muda di ajang dwi-tahunan ini diwarnai dengan hasil-hasil yang mengejutkan. Kekalahan perdana dari Filipina dengan skor 0-1 menjadi pukulan telak, menandai kali pertama dalam sejarah SEA Games timnas Indonesia U-22 takluk dari The Azkals. Tak hanya itu, perjuangan untuk meraih kemenangan besar atas Myanmar, yang seharusnya menjadi syarat mutlak untuk lolos, juga tidak terpenuhi. Hasil imbang atau kemenangan dengan selisih gol yang tidak signifikan membuat asa Tim Merah Putih pupus.

“Jujur saja, ini tim yang paling sulit, paling susah, dan paling tidak masuk akal ya timnas Indonesia di SEA Games ini,” ujar Sumardji, mencerminkan frustrasinya terhadap hasil yang diraih.

Persiapan Matang yang Tak Berbuah Hasil Manis

Juara BWF World Tour Finals 2025: Ganda Campuran China Kembali Menang Setelah 7 Tahun

Apa yang membuat kegagalan ini terasa semakin pahit adalah fakta bahwa timnas U-22 di bawah asuhan pelatih Indra Sjafri telah menjalani persiapan yang dinilai sangat matang. Berbeda dari edisi-edisi sebelumnya, para pemain telah mendapatkan porsi latihan dan uji coba yang lebih intensif.

  • Uji Coba Berkualitas: Garuda Muda telah melakoni empat pertandingan uji coba melawan tim-tim kuat seperti India U-23 dan Mali U-22. Tujuannya adalah untuk mengukur kekuatan tim dan mematangkan strategi sebelum terjun ke kompetisi sesungguhnya.
  • Adaptasi Lebih Awal: Timnas U-22 juga memutuskan untuk tiba di Chiang Mai, Thailand, lebih awal, yaitu sekitar satu pekan sebelum pertandingan perdana. Keputusan ini diharapkan dapat membantu para pemain beradaptasi dengan cuaca dan kondisi lapangan di Thailand.
  • Dukungan Penuh Liga: Sebagai bentuk komitmen untuk mendukung pencapaian medali emas yang diraih pada SEA Games 2023 di Kamboja, operator kompetisi sepak bola teratas Indonesia, BRI Liga 1 2025/2026, bahkan rela meliburkan liga selama penyelenggaraan SEA Games. Hal ini dilakukan semata-mata agar para pemain dapat fokus penuh membela Merah Putih.

Sumardji menambahkan, “Yang saya juga heran, kualitas para pemain yang kita bawa ini luar biasa. Yang dulu-dulu dikatakan diaspora tidak ikut serta, sekarang ini ikut (Ivar Jenner, Mauro Zijlstra, Dion Markx). Kurang apa coba kami mempersiapkan itu semua. Dalam hati dan feeling saya di awal, mestinya baik, paling tidak bisa final.”

Harapan Pupus dan Kebingungan yang Melanda

Harapan besar sempat disematkan pada skuad kali ini, mengingat kehadiran pemain-pemain berdarah Indonesia yang bermain di Eropa (diaspora), yang sebelumnya tidak selalu bisa bergabung. Kombinasi talenta lokal dan diaspora ini seharusnya menjadi kekuatan superior di kancah Asia Tenggara. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain.

“Maka ketika hasilnya, menurut saya, keberuntungan menjauh sekali, ini juga bingung saya. Maka sempat viral saya termenung. Saya terkaget-kaget. Menurut saya ini aneh. Saya sudah biasa bawa tim, bukan saya mengecilkan, selama ini di Asia Tenggara saya bawa tim lawan Filipina belum pernah kalah,” ungkap Sumardji dengan nada prihatin.

Turnamen Palangka Raya Cup 2025 Ditutup, Semangat Anak-Anak Bertanding di Bawah Hujan

Sejarah Kelam Terulang dan Konsekuensi yang Diterima

Kegagalan menembus babak semifinal SEA Games 2025 ini merupakan pukulan telak bagi sepak bola Indonesia. Pasalnya, dalam tujuh edisi SEA Games terakhir, timnas Indonesia U-22 selalu berhasil mencapai babak semifinal, bahkan puncaknya adalah meraih medali emas pada tahun 2023.

Terakhir kali timnas U-22 gagal melewati babak penyisihan grup terjadi pada SEA Games 2009, di mana mereka bahkan harus puas berada di dasar klasemen grup.

Menyikapi hasil yang mengecewakan ini, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengambil langkah tegas dengan mengakhiri kerja sama dengan Indra Sjafri sebagai pelatih timnas Indonesia U-22. Keputusan ini juga berimbas pada terputusnya kontrak Indra Sjafri di PSSI, di mana ia sebelumnya juga menjabat sebagai bagian dari tim Direktur Teknik yang dipimpin oleh Alexander Zwiers.

Pengakhiran kerja sama ini menjadi babak baru dalam evaluasi timnas, dan diharapkan dapat menjadi momentum untuk perbaikan sepak bola Indonesia di masa mendatang, guna menghindari terulangnya kekecewaan serupa.

Tak Denda Rp 100 Juta, Persebaya Rekrut Pelatih Baru Kontrak Panjang