Home / Sosial & Budaya / 16 Alat Gedokan Tenun Towale Donggala Terungkap

16 Alat Gedokan Tenun Towale Donggala Terungkap

Menyingkap Misteri di Balik Keindahan Tenun Donggala: Jejak Tradisi dalam Setiap Helai Benang

Desa Towale, yang terletak di Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, bukan sekadar sebuah permukiman biasa. Desa ini adalah jantung dari kekayaan budaya Tenun Donggala, sebuah warisan leluhur yang sarat akan nilai tradisi dan keahlian turun-temurun. Di balik keindahan motif dan warna yang memukau dari kain tenun ini, tersembunyi sebuah proses pembuatan yang rumit, melibatkan berbagai alat tradisional dengan nama-nama unik yang jarang diketahui oleh khalayak umum.

Ketua Komunitas Tenun Towale, Ibu Roslina, dengan penuh keikhlasan membeberkan seluk-beluk dari alat-alat yang menjadi denyut nadi produksi kain khas Donggala ini. Penjelasannya tidak hanya memperjelas betapa detail dan kompleksnya setiap tahapan dalam proses menenun, tetapi juga menyoroti kecerdikan dan keterampilan luar biasa yang dimiliki oleh para leluhur.

“Tenun Towale adalah sebuah warisan berharga,” ujar Ibu Roslina dengan nada bangga. “Setiap alat yang kami gunakan memiliki fungsi yang sangat vital, dan penamaan setiap komponennya pun sangat unik. Hal ini menunjukkan betapa terampilnya nenek moyang kita dalam merancang dan menciptakan alat tenun ini.”

Menurut Ibu Roslina, alat tenun tradisional Donggala ini terdiri dari sekitar 16 komponen kunci yang saling bekerja sama untuk menghasilkan sebuah karya seni yang luar biasa. Setiap komponen memiliki peran spesifik yang tidak bisa digantikan oleh yang lain, mencerminkan kesempurnaan dalam desain dan fungsionalitasnya.

Zodiak Rabu 17 Des: Asmara, Cuan, Hoki Berkilau

Mengenal 16 Komponen Vital Alat Tenun Donggala

Proses menenun di Desa Towale masih sangat mengandalkan alat tradisional yang dikenal sebagai “gedokan”. Ibu Roslina merinci daftar dan fungsi dari masing-masing 16 alat utama yang menjadi tulang punggung produksi tenun ini:

  • Gedokan: Ini adalah nama umum yang merujuk pada keseluruhan alat tenun tradisional yang digunakan.
  • Suhu (Sisir): Berfungsi krusial dalam mengatur jarak dan kerapatan benang pakan yang dimasukkan ke dalam lungsin. Kerapatan yang tepat akan menentukan tekstur akhir dari kain.
  • Balida Besar: Alat pemukul yang terbuat dari kayu ini berfungsi untuk merapatkan anyaman benang pakan agar benang lungsin saling mengunci dengan kuat. Ini memastikan kain tenun menjadi padat dan kokoh.
  • Pasa: Alat ini berperan sebagai penggulung benang. Fungsinya adalah untuk menggulung kain tenun yang telah selesai ditenun atau bagian kain yang sedang dalam proses pengerjaan.
  • Balida Kido: Berbeda dengan Balida Besar, Balida Kido adalah alat khusus yang dirancang dengan detail lebih halus. Penenun menggunakannya untuk menciptakan pola-pola rumit dan indah pada kain, memberikan sentuhan artistik yang khas.
  • Pabicangara: Alat ini berfungsi untuk mengangkat benang lungsin (koli) pada waktu yang tepat selama proses penenunan, memungkinkan benang pakan diselipkan dengan lancar.
  • Palati: Alat yang digunakan untuk menggulung benang sebelum benang tersebut dimasukkan ke dalam untaian benang utama (lungsin). Proses ini memastikan benang siap pakai dan tidak kusut.
  • Tora: Alat yang berfungsi untuk membantu memasukkan benang pakan ke dalam rangkaian benang lungsin yang sudah terentang pada alat tenun.
  • Posoro Balida: Ini adalah tempat khusus atau wadah yang dirancang untuk meletakkan dan menyimpan berbagai alat tenun saat tidak digunakan. Tujuannya adalah agar alat-alat tersebut tertata rapi dan mudah dijangkau.
  • Susu Koli: Merupakan bagian spesifik dari mekanisme pengangkat benang (koli). Komponen ini sangat penting dalam mengontrol pergerakan benang lungsin.
  • Posoda: Alat yang digunakan untuk mengikat benang pada papan penggulung yang disebut “dopi”. Pengikatan yang kuat memastikan benang tidak lepas saat proses penenunan.
  • Tagi: Fungsinya adalah sebagai penahan tegangan benang lungsin. Ketegangan yang pas sangat penting agar hasil tenunan rata dan tidak kendur.
  • Dopi: Papan datar yang berfungsi sebagai tempat untuk menggulung benang lungsin. Benang lungsin yang tergulung rapi di dopi siap untuk diolah menjadi kain.
  • Koli: Merupakan komponen utama dalam mekanisme pengangkatan benang lungsin. Koli bekerja secara bergantian untuk menciptakan celah tempat benang pakan akan diselipkan.
  • Bitimpamalu: Berfungsi sebagai landasan atau alas bagi Pasa, memastikan Pasa dapat bergerak dengan stabil saat menggulung kain.
  • Kaluta: Alat penopang yang ditempatkan di bagian belakang alat tenun. Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas keseluruhan alat tenun.

Ibu Roslina mengungkapkan harapannya yang mendalam agar pengungkapan detail nama-nama alat ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas mengenai nilai seni dan budaya yang terkandung dalam setiap helai Tenun Towale. Ia menekankan bahwa kain tenun ini bukan sekadar barang dagangan, melainkan sebuah perpaduan antara ilmu pengetahuan, keterampilan, dan tradisi luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Melalui pemahaman mendalam terhadap alat-alat tradisional ini, masyarakat diharapkan dapat lebih menghargai dan melestarikan kekayaan budaya ini untuk masa depan.