Liputan6.com, Jakarta Viral peternak sekaligus pengepul susu sapi asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur membuang hasil panennya. Hal ini pun mencuri perhatian Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa.
Menurut dia, dengan kejadian ini harusnya pemerintah kudu memberi perhatian ekstra kepada para peternak sapi perah lokal.
"Kita berambisi ya petani-petani alias peternak-peternak lokal nan mengenai dengan terutama peternak sapi untuk susu itu, juga tetap mendapatkan prioritas perhatian dari pemerintah," kata Saan di Akademi Bela Negara Partai Nasdem, Jakarta, Sabtu (9/11/2024).
Menurut dia, pemerintah kudu bisa menjamin perlindungan peternak sapi perah lokal, agar tidak kalah bersaing dengan susu impor.
Jika memungkinkan, Politikus NasDem menyebut pemerintah bisa memprioritaskan pasokan susu lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional.
"Jadi jangan sampai peternak-peternak kita itu susunya enggak laku, apalagi tidak bisa bersaing dengan nan impor. Jadi perlindungan terhadap para peternak lokal itu menjadi penting," ujar Saan.
"Nanti sisanya kekurangan dari lokalnya berapa, baru kelak impornya berapa," tambah dia.
Kementan bakal Undang Investor Vietnam Penuhi 1,8 Juta Ton Susu Sapi
Kementerian Pertanian (Kementan) siap mendukung program makan bergizi cuma-cuma (MBG) nan diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto melalui dua skema. Yaitu melalui program pekarangan pangan bergizi serta program peningkatan produksi susu dan daging.
"Makan bergizi cuma-cuma bagus banget programnya dan Kementan kudu mengambil peran,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kantor Pusat Kementan dikutip Jumat (25/10/2024).
Untuk memenuhi kebutuhan susu program Makan Bergizi Gratis. Mentan Amran bakal mengundang penanammodal Vietnam memproduksi susu sapi sebanyak 1,8 juta ton.
"Untuk susu sapi kita mengundang penanammodal dari Vietnam, dia berani produksi susu 1,8 juta (ton), kita impor 3,7 juta (ton), berfaedah separuh kan. Kami mau kawal,” tegasnya.
Dia menambahkan, bahwa makan bergizi cuma-cuma (MBG) dapat disokong mulai dari tingkat rumah tangga melalui program pekarangan pangan bergizi. Artinya, setiap rumah dapat menyuplai kebutuhan gizi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan lainnya dari tanaman nan dibudidayakan sendiri.
“Program kita ke depan adalah membagikan bibit dan bibit unggul. Jadi di pekarangan bisa tanam sayur-sayuran, umbi-umbian, ternak ayam, bebek, lele di pekarangan,” jelas dia.
Penggerak Ekonomi Desa
Amran optimistis pekarangan pangan bergizi juga dapat mendorong pergerakan ekonomi di perdesaan. Ia mencontohkan pangan nan diproduksi di pekarangan dapat disuplai ke sekolah hingga rumah makan.
“Jangan hanya memandang makanan bergizinya. Lihat apa nan bergerak di sekelilingnya. Sayur-sayuran segar, ayam, telur dapat menyuplai bahan baku di sekelilingnya, sehingga ekonomi bergerak di desa,” ungkapnya.
Apalagi, Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata shopping rumah tangga setiap bulannya sebesar Rp2 juta alias total shopping rumah tangga seluruh Indonesia adalah Rp1.400 triliun per tahun. Menurut Amran, pekarangan pangan bergizi dapat berpotensi mengurangi shopping rumah tangga tersebut.
Kementerian Pertanian juga berupaya untuk menjalankan program peningkatan produksi susu dan daging sapi dengan menggaet penanammodal serta mengatur izin untuk impor sapi perah.