Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat meminta agar Israel mengurangi sebagian serangannya di dan sekitar ibu kota Lebanon, Beirut.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Sabtu (19/10/2024).
"Jumlah korban sipil terlalu tinggi," katanya kepada wartawan di pertemuan pertahanan G7 di kota Naples, Italia, dikutip dari laman Alarabiya, Minggu (20/10).
"Kami mau memandang Israel mengurangi sebagian serangan nan dilakukannya, terutama di dan sekitar Beirut. Kami juga mau memandang semuanya beranjak ke semacam negosiasi nan bakal memungkinkan penduduk sipil di kedua sisi perbatasan untuk kembali ke rumah mereka."
Puluhan ribu orang telah meninggalkan pinggiran selatan Beirut -- nan dulunya merupakan area padat masyarakat nan juga menampung kantor-kantor Hezbollah dan instalasi bawah tanah -- sejak Israel mulai secara teratur menargetkan area tersebut sekitar tiga minggu lalu.
Pada Sabtu (19/10) sore, Israel melakukan serangan besar-besaran di beberapa letak di pinggiran selatan kota, meninggalkan gumpalan asap tebal mengepul di alam kota sepanjang malam.
Serangan itu terjadi saat Hizbullah menembakkan salvo roket ke Israel utara, dengan satu pesawat tanpa awak diarahkan ke rumah liburan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kata ahli bicaranya.
Alat berat memindahkan puing-puing pada hari Jumat setelah serangan udara Israel di pusat kota Beirut sehari sebelumnya menyebabkan dua lingkungan membara, menewaskan 22 orang dan melukai puluhan lainnya, kementerian kesehatan Libanon mengatakan, ser...