Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki perilisan sejumlah arsip rahasia tidak sah nan menilai rencana serangan Israel ke Iran. Hal itu diungkapkan tiga pejabat AS kepada instansi berita AP.
Namun, seorang pejabat AS lainnya menilai arsip tersebut sah.
Dokumen-dokumen itu dikaitkan dengan Badan Intelijen Geospasial Nasional dan Badan Keamanan Nasional, dan mencatat bahwa Israel tetap memindahkan aset militer untuk melakukan serangan militer sebagai tanggapan terhadap serangan rudal balistik Iran nan luar biasa pada 1 Oktober. Mereka dapat dibagikan di antara aliansi intelijen "Five Eyes" nan terdiri dari AS, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Australia.
Dokumen-dokumen, nan ditandai sebagai sangat rahasia, diunggah ke aplikasi perpesanan Telegram dan pertama kali dilaporkan pada hari Sabtu (19/10/2024) oleh CNN dan Axios. Para pejabat tersebut berbincang dengan syarat anonim lantaran mereka tidak berkuasa untuk membahas masalah ini secara terbuka.
Penyelidikan juga meneliti gimana dokumen-dokumen nan bocor diperoleh — termasuk apakah merupakan kebocoran nan disengaja oleh personil organisasi intelijen AS alias diperoleh dengan metode lain, seperti peretasan — dan apakah ada info intelijen lain nan dikompromikan. Sebagai bagian dari penyelidikan, para pejabat mengenai berupaya untuk menentukan siapa nan mempunyai akses ke dokumen-dokumen mengenai sebelum dokumen-dokumen diunggah. Demikian seperti dilansir AP, Senin (21/10).
AS telah mendesak Israel memanfaatkan kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza dan agar Israel tidak memperluas operasi militernya di wilayah utara Lebanon lantaran akibat memicu perang regional nan lebih luas. Namun, para pemimpin Israel berulang kali menekankan bahwa mereka tidak bakal membiarkan serangan rudal Iran tidak ditanggapi.
Dalam sebuah pernyataan, Pentagon menyebut bahwa mereka mengetahui laporan dokumen-dokumen tersebut, namun tidak bersedia memberikan komentar lebih lanjut.
Dokumen-dokumen rahasia pertama kali muncul secara daring pada hari Jumat (18/10) melalui saluran di Telegram, nan menyatakan bahwa itu dibocorkan oleh seseorang di organisasi intelijen AS, kemudian oleh Kementerian Pertahanan AS. Informasi nan dimuat dalam arsip mengenai diyakini sepenuhnya dikumpulkan melalui penggunaan kajian gambaran satelit.
Salah satu dari dua arsip tersebut mirip dengan style materi dari Badan Intelijen Geospasial Nasional nan dibocorkan oleh Jack Teixeira, seorang personil Garda Nasional Udara nan mengaku bersalah pada bulan Maret lantaran membocorkan arsip militer nan sangat rahasia tentang perang Ukraina dan rahasia keamanan nasional lainnya.
Saluran Telegram nan terlibat dalam kebocoran arsip mengidentifikasi dirinya berkantor pusat di Teheran, ibu kota Iran. Sebelumnya, saluran itu menerbitkan meme nan menampilkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei dan materi nan mendukung "Poros Perlawanan" nan digambarkan sendiri oleh Teheran, nan mencakup golongan militan Timur Tengah nan dipersenjatainya.