Benarkah Kucing Bisa Mengerti Kata-kata Manusia Lebih Baik daripada Bayi?

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Walaupun kucing hanya bisa mengeong alias tak bersuara saja ketika manusia berbicara, ternyata, menurut sains, mereka bisa mengerti perkataan-perkataan kita. Walau tanpa training unik sekalipun, kucing tampaknya bisa mempelajari keahlian bahasa dasar manusia hanya dengan mendengarkan kita berbicara, seperti nan terjadi pada bayi.

Bahkan, keahlian kucing dalam belajar bahasa lebih baik daripada bayi.

Melansir dari science.org pada Kamis (17/10/2024), menurut sebuah penelitian nan diterbitkan bulan ini di Scientific Reports, kucing belajar mengasosiasikan gambar dengan kata-kata lebih sigap daripada bayi. Itu berfaedah bahwa, meskipun kelihatannya tidak demikian, teman-teman kucing kita nan pendiam ini sebenarnya mendengarkan apa nan kita katakan.

Para intelektual telah menemukan banyak info baru tentang gimana kucing merespons bahasa manusia dalam 5 tahun terakhir. Pada tahun 2019, sebuah tim di Tokyo menunjukkan bahwa kucing “mengetahui” nama mereka, meresponsnya dengan menggerakkan kepala dan telinga mereka dengan langkah tertentu. Pada tahun 2022, beberapa peneliti nan sama menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut dapat “mencocokkan” foto personil family mereka, baik manusia maupun kucing, dengan nama mereka masing-masing.

“Saya sangat terkejut, lantaran itu berfaedah kucing dapat mendengarkan percakapan manusia dan memahami kata-kata tanpa training unik berbasis hadiah,” kata seorang intelektual kognitif komparatif di Universitas Azabu dan personil studi tahun 2022 tersebut, Saho Takagi. Setelah penemuan ini, dia bertanya-tanya: Apakah kucing “terprogram” untuk mempelajari bahasa manusia?

Dalam penelitian nan dilakukan Takagi, kucing-kucing dikenalkan kepada dua kata nan diasosiasikan dengan dua gambar. Menariknya, para kucing tersebut dapat membedakan dua perihal tersebut. 

Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar kucing telah mempelajari setiap asosiasi kata dan gambar hanya dalam dua kali pelajaran selama 9 detik. Sebaliknya, sebagian besar bayi manusia berumur 14 bulan memerlukan empat kali pelajaran selama 15 detik, termasuk mendengar setiap kata sebanyak tujuh kali per pelajaran, bukan empat kali. 

“Kucing memperhatikan apa nan kita katakan dalam kehidupan sehari-hari-dan mencoba memahami kita-lebih dari nan kita sadari,” kata Takagi.

Namun, hasilnya tidak selalu berfaedah bayi manusia lebih lambat dalam mempelajari kata-kata dibandingkan dengan hewan berbulu tersebut, menurut seorang psikolog perkembangan di University of British Columbia, Janet Werker. 

Meskipun tes nan dilakukan Takagi pada kucing dimodelkan berasas tes nan Werker dan rekan-rekannya rancang pada akhir tahun 1990-an untuk bayi, tetap ada perbedaan nan mencolok dalam metodenya. Kucing-kucing dalam penelitian Takagi mendengar kata-kata tiga suku kata dengan ucapan nan sangat ekspresif oleh pengasuhnya, sedangkan bayi mendengar kata-kata satu suku kata nan diucapkan dengan beragam intonasi dengan bunyi nan tidak dikenalnya.

Selengkapnya
Sumber Internasional
Internasional