Bencana Kelaparan Hantui Pengungsi Palestina di Gaza

1/7

Seorang anak laki-laki Palestina mengantri untuk menerima jatah makanan, nan ditawarkan oleh sebuah badan amal, di kamp pengungsi Al-Shati di Gaza pada 17 Oktober 2024. (Omar AL-QATTAA/AFP)

1/7

Selama 11 hari beruntun, agresi militer Israel menyasar wilayah Jabalia dan wilayah sekitarnya. (Omar AL-QATTAA/AFP)

1/7

Penduduk setempat mengatakan pasukan Israel telah sepenuhnya mengisolasi wilayah utara, mengepung puluhan ribu family tanpa makanan, air, dan obat-obatan. (Omar AL-QATTAA/AFP)

1/7

Sebelumnya, Komisioner Jenderal badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini pada Kamis (3/10/2024) menyatakan bahwa musibah kelaparan di Jalur Gaza terjadi akibat tindakan nan disengaja melalui blokade support dan serangan sistematis Israel terhadap infrastruktur. (Omar AL-QATTAA/AFP)

1/7

Dalam akun media sosialnya, pada Kamis (3/10/2024), mengatakan bahwa kelaparan telah menyebar di Gaza. Kelaparan ini seluruhnya adalah lantaran tindak manusia. Lebih dari 70 persen ladang tanaman pun hancur. (Omar AL-QATTAA/AFP)

1/7

Jumlah penduduk Gaza nan tidak mendapat support jatah makanan terus meningkat. Jika pada Agustus 2024 ada sekitar 1 juta orang, maka pada September 2024 melonjak menjadi 1,4 juta orang. (Omar AL-QATTAA/AFP)

1/7

Otoritas kesehatan nan berbasis di Gaza pada Selasa (15/10/2024) mengatakan bahwa sejak 7 Oktober 2023, agresi militer Israel di Gaza telah menyebabkan 42.344 penduduk Palestina tewas serta kerusakan besar pada rumah dan infrastruktur. (Omar AL-QATTAA/AFP)