Dobrak Tradisi, Pasangan Muda di China Pilih Menikah di Restoran Fast Food dan Hotpot

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Liputan6.com, Beijing - Banyak pasangan muda di China meninggalkan tradisi upacara pernikahan nan mewah dan lebih memilih seremoni nan murah dan kasual di gerai restoran sigap saji ataupun hotpot.

Dilansir SCMP, Senin (21/10/2024), pernikahan tradisional khas Tiongkok terkenal dengan kemewahannya, tetapi generasi muda memilih pendekatan nan lebih sederhana dengan pilihan tempat mereka.

Pergeseran ini berfaedah pasangan terhindar dari ritual nan rumit, seperti bersulang tanpa henti, dan menghilangkan kekhawatiran tentang cuaca untuk pernikahan di luar ruangan. Hal ini juga membikin biaya pernikahan lebih terjangkau.

Tidak seperti pernikahan di hotel mewah, nan sering kali memerlukan duit agunan besar untuk tempat dan katering, pemesanan makanan sigap saji dapat dilakukan dengan biaya dan jumlah tamu minimum.

Selain itu, tempat-tempat tersebut menyediakan latar belakang nan kasual dan muda untuk hari besar tersebut.

Di restoran sigap saji McDonald's, nan sudah menjadi tempat terkenal untuk pesta ulang tahun anak-anak di seluruh dunia, pasangan nan menikah di sana apalagi dapat membikin karangan kembang pernikahan dari McNuggets, nan menambah nostalgia dan keceriaan pada pernikahan.

Dihadiri Sedikit Tamu

Seorang pengantin wanita, berjulukan Xiaoyezi, dari Provinsi Guangdong di Tiongkok selatan, mengundang sekitar 20 tamu ke pernikahannya. Angka tersebut tentu merupakan jumlah nan sangat sedikit dibandingkan dengan aktivitas tradisional dan merayakannya dengan makan malam di restoran burger terkenal di AS.

"Saat kami tetap sekolah, kami biasa berkencan di McDonald's. Setiap kali ada mainan Hello Kitty nan dirilis, dia bakal membelikannya untukku," katanya kepada Life Lab.

Xiaoyezi mengatakan bahwa menyelenggarakan pernikahan di bagian restoran makanan sigap saji itu hanya memerlukan pengeluaran minimum 800 yuan (Rp1,7 juta) untuk makanan.

Sementara biaya pernikahan keseluruhan kurang dari 2.000 yuan (sekitar Rp4,3 juta), termasuk untuk makanan dan dekorasi.

"Lebih dari 20 orang duduk berbareng di McDonald's, bersulang dengan Coke alih-alih anggur, dengan hamburger dan kentang goreng nan berlimpah. Kami mengobrol dan makan, dan setelah itu kami bermain di perosotan di area taman bermain, apalagi menerima ucapan selamat dari orang-orang asing. Itu betul-betul hari nan tak terlupakan," kata Xiaoyezi.

Rayakan Pernikahan di Restoran Hotpot

Pengantin lain, Li Mengmeng, nan tinggal di Shanghai, memilih restoran hotpot Haidilao untuk pesta pernikahannya.

Ia merasa lega lantaran tidak perlu cemas dengan selera tamu nan beragam, lantaran hotpot ini cocok untuk semua orang.

"Salah satu kolega saya apalagi dengan nada berbual mengatakan bahwa undangan pernikahan saya pada dasarnya adalah kupon makan hotpot gratis," katanya.

Sementara beberapa orang mengkritik rencana mereka pada hari besar tersebut, pasangan muda ini telah mengatasi kekhawatiran tersebut, memilih untuk menghabiskan duit mereka untuk hal-hal nan lebih berfaedah bagi mereka.

Di sisi lain, setelah menghemat lebih dari 100.000 yuan (Rp217,5 juta) dengan menyelenggarakan pernikahannya di McDonald's, Xiaoyezi memilih untuk menghabiskan jumlah tersebut untuk foto-foto pernikahan nan diambil di Laut Aegea di Yunani.

Li mengalokasikan kembali biaya tersebut untuk merenovasi rumah barunya.

"Meskipun pesta pernikahan nan mewah mungkin terlihat mengesankan, saya lebih suka menginvestasikan duit hasil jerih payah saya untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari daripada menjadi pusat perhatian hanya untuk satu hari," kata Li.

Banyak warganet nan sangat mendukung langkah baru menyelenggarakan pesta pernikahan.

"Ini sangat hebat! Setiap kali mereka pergi ke McDonald's, rasanya seperti merayakan ulang tahun pernikahan mereka," kata seseorang.

"Yang dibutuhkan kaum muda adalah pesta pernikahan nan memungkinkan mereka mengekspresikan diri," kata nan lain.

Selengkapnya
Sumber Internasional
Internasional