Fimela Figure: Cerita Spesial Namira Zania, Gadis Down Syndrome yang Jadi Penari hingga Model Profesional

Fimela.com, Jakarta Anak dengan down syndrome kerap dipandang sebelah mata. Namun Namira Zania sukses buktikan bahwa dirinya bisa menaklukkan dunia. Terlahir mempunyai kondisi down syndrome tidak menghalangi mimpinya untuk mengukir karya di bagian seni.

Dalam sebuah wawancara berbareng Fimela, Namira Zania mengaku mempunyai kesukaan bakal bumi seni sejak dirinya berumur lima tahun. Secara spesisik, Namira merasa bisa mengekspresikan dirinya melalui seni tari.

"Dunia tari lantaran dengan menari saya bisa mengekspresikan diri saya dan juga melatih sensorik motorik saya dan menari membikin saya bahagia," kata Namira kepada Fimela.

Bakat Namira di bumi seni tari berasal saat dirinya cover dance dari girlband Cherrybelle di sekolah. Sang ibu sendiri apalagi kaget memandang putrinya bisa menari satu lagu penuh hanya dengan belajar dari YouTube.

Menyadari potensi penari nan besar pada putrinya, Namira pun dimasukkan ke sanggar tari pada 2013. Di Sanggar tari Gigi Art of Dance, talenta menari Namira kian terasah meski menghadapi beberapa tantangan.

"Kesulitannya saat saya kudu menghafal satu koreo baru dalam waktu nan singkat. Dan juga kudu menghafal beberapa tarian nan berbeda saat saya menari dengan dua group nan berbeda," cerita Namira.

Meski demikian, jiwa penari nan ada dalam dirinya membikin Namira mempunyai tekad kuat untuk terus berlatih. Dengan tekad nan sangat kuat apalagi rasa minder enggan singgah di hatinya. Menurut Namira, dia sama seperti anak lainnya nan bisa berkarya meski mempunyai kondisi down syndrome.

Terbukti, kecintaan dan tekad nan kuat menggeluti di bumi seni tari bisa membawa Namira Zania ke panggung nan lebih besar. Bersama talenta tarinya, Namira Zania sudah memamerkan kemampuannya menari di beragam wilayah di Indonesia bahkna sudah sampai ke Singapura.

Namira Zania tak hanya singgah di panggung tari, melainkan juga di panggung fashion week. Ia mendapat kesempatan untuk melenggang di runway Jakarta Fashion Week. Di 2018, Namira mengikuti audisi nan diselenggarakan British Council nan sedang mencari model disabilitas.

Diaudisi langsung oleh para desainernya, Namira pun terpilih dari 15-20 peserta audisi. Ia pun langsung mengikuti pengambilan gambar untuk Jakarta Fashion Week 2018. Bahkan dua desainer memperebutkan Namira untuk membawakan koleksinya di panggung Jakarta Fashion Week.

Sejak saat itu, Namira Zania menjadi langganan model untuk melenggang di panggung Jakarta Fashion Week 2019 dan 2020. Kemunculan Namira di panggung fashion ternama mendobrak pemisah kecantikan nan selama ini membatasi perempuan.

"Tentunya sangat bangga dengan pencapaian Namira selama ini terlebih ketika bisa menembus industri kecantikan nan notabene standart-nya kudu cantik, langsing, muka tirus, dan sebagainya," cerita Bunda Nini Andrini

Namira mendapat tawaran dari skincare lokal Elsheskin untuk menjadi model. Dari situlah, Namira menjadi model Down Syndrome pertama di Indonesia nan menjadi model Skincare dan Runway JFW 2018 & JFW 2019.

Pun dengan kariernya di industri intermezo semakin terbuka dengan model video klip maupun bintang iklan. Gadis kelahiran 1997 ini mendapat tawaran menjadi model video klip Vidi Aldiano, Jessica Gloria, hingga Tompi.

Terbaru, Namira turut mendapat kesempatan merambah bumi akting dengan bermain sebuah film. Film nan dibintangi Namira menceritakan tentang kehidupan anak muda di Jakarta, termasuk rumor bullying di dalamnya.

"Mimpi terbesar saya mau main movie Layar Lebar berbareng Om Tio Pakusadewo. Mewujudkannya dengan belajar akting dan bermohon agar Allah mengabulkan mimpiku," kata Namira.

Satu persatu mimpi Namira Zania memang terwujud, namun dia tidak bisa lepas dari komentar negatif nan datang menghampirinya. Tak jarang, Namira mendapat komentar negatif nan menyakiti hati dan membuatnya down. Beberapa kali Namira apalagi menangis bakal komentar jahat nan diutarakan warganet.

Beruntung, Namira dikelilingi oleh family nan menjadi support system terbaiknya. Sehingga tidak pernah merasa sendiri, justru sekarang sudah bisa menanggapi komentar negatif dengan lebih bijak.