Fimela.com, Jakarta Arumi Bachsin dikenal sebagai public figure dengan paras elok dan kelihaiannya dalam seni peran di industri hiburan. Mengawali pekerjaan sebagai model dan aktris di usia nan cukup muda, sekarang Arumi Bachsin justru tak banyak tampil di layar kaca.
Perempuan berumur 30 tahun itu belakangan sedang menikmati perannya sebagai ibu dari tiga anak, mengurus suami, sekaligus terlibat aktif di beragam aktivitas kemasyarakatan. Ya! Sang suami, Emil Dardak, nan sekarang menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Timur membikin Arumi Bachsin banyak terjun di aktivitas kemasyarakatan. Oleh lantaran itu, dia melakukan banyak penyesuaian nan mendukung peran sang suami dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil gubernur.
"Yang dirasakan, i'm happy for him ya. Karena saya tahu, Mas Emil itu dedikasinya ke kerjaan, dan ke masyarakat itu tinggi banget. Kalau akunya sendiri sih lebih ke banyak penyesuaian jadinya," cerita Arumi Bachsin saat berjamu ke instansi Fimela.
Salah satu penyesuaian nan kudu dilakukan Arumi Bachsin adalah mulai memahami rumor politik nan ada di sekitarnya. Sebagai istri, dia kerap kali mendapat curhatan sang suami mengenai pekerjaan nan dia jalani. Sehingga setidaknya dia bisa memahami kesulitan dan keluh kesah nan dialami Emil Dardak. Terlebih, dia turut mendapat kedudukan sebagai ketua tim penggerak PKK dan ketua dekranasda setelah sang suami terpilih sebagai kepala daerah.
Perempuan kudu mengerti rumor politik
Bersama para anggotanya di penggerak PKK, Arumi Bachsin menjalankan banyak program kemasyarakatan nan berkarakter preventif, nan berangkaian dengan anak dan keluarga. Mulai dari perihal pendidikan, gizi, kesehatan, hingga pola hidup bersih dan sehat. Hal-hal nan sangat berangkaian dengan kehidupan sehari-hari. Dengan terjun ke masyarakat dan memahami rumor politik, Arumi menjadi lebih mengerti program seperti apa nan kudu dia buat. Selain itu, dia juga mendapat pengetahuan nan mumpuni untuk menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan lebih baik.
Dengan aktif di lingkungan masyarakat, ibu tiga anak menjadi lebih menyadari sungguh pentingnya wanita dalam family kudu mengerti rumor politik. Sehingga perempuan, terutama ibu nan menjadi nyawa dari sebuah family bisa menjalankan perannya dengan lebih maksimal.
"Kita nggak ngerasa jika itu (politik) relate ke kita. Padahal sebenernya wanita jika di mata saya tuh nan paling relate, nan paling bakal berakibat nomor satu sama politik," jelas Arumi Bachsin.
Menurut Arumi, salah satu peran wanita dalam sebuah family erat kaitannya dengan urusan dapur. Di mana nilai bahan pokok nan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sangat dipengaruhi oleh proses politik di belakangnya. Dengan kata lain, wanita menjadi salah satu pihak nan terdampak dari setiap kebijakan dan keputusan dari pemerintah pusat sehingga krusial bagi wanita untuk mengerti rumor politik.
"Kalau gak ada keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan dari pemerintah pusat, wilayah dan sebagainya gitu ya, nilai pangan ambruk dan gak ada intervensi dari pemerintah, itu kita nan suffering, dan biasanya wanita nan banyak kena gitu," kata Arumi.
"Itu baru satu sisi ya. Dan rupanya semua proses itu dari politik."
Mengentaskan masalah stunting
Stunting menjadi salah satu akibat jelek dari anjloknya nilai bahan pangan, membikin masyarakat kehilangan daya beli sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi nan dibutuhkan anak-anak di masa pertumbuhannya. Berkat pengetahuan politik nan dimilikinya, Arumi berbareng penggerak PKK di Jawa Timur gencar melakukan edukasi bakal ancaman stunting menjadi salah satu program prioritas.
"Minimal ya nan sekurang-kurangnya itu adalah awareness. Karena program itu kan nggak bisa hanya satu pihak nan kerja. Gak bisa, 'oh ini dibilang dari dinas ini aja' , 'oh ini tugasnya PKK aja' gak bisa ternyata. lantaran semua multi dimensi gitu. Jadi minimal tuh awareness-nya dari nan nggak ngerti stunting, akhirnya bisa ngerti stunting itu apa, kurang gizi itu apa, ciri-cirinya apa. Jadi ketika ke posyandu, udah nggak perlu dijelasin lagi stunting," jelas Arumi.
"uh ya Allah terima kasih Aku dikasih Jalan hidup ini. Karena banyak banget manfaat, banyak banget pengetahuan pengetahuan nan akhirnya saya bisa implementasiin ke anak-anak." kata Arumi.
Nilai nan ditanamkan keluarga
Mudah beradaptasi dan disiplin menjadi dua perihal utama nan membikin Arumi bisa menjalankan beragam peran nan dilakoninya. Hal ini lantaran dia mendapat didikan keras dari sang kakek nan berlatar belakang militer.
"Mamaku tuh Belanda Jerman, itu satu sisi aja tuh dari secara wilayah tuh udah keras ya. Disiplin gitu ya. Terus opa saya tuh militer jadi dia dapat didikan keras kan. Jadi kayak bangun tidur bukan ku terus mandi. Ku terus bereskan tempat tidur. Terus mandi," cerita Arumi.
"Jadi values-valuesnya sebenernya sudah di generasi mamaku. Ya jika opa oma tetap bule banget. dan pesannya opa oma juga ya Anda tinggal di mana ya Anda kudu bisa adaptasi. Akhirnya dibesarkan dengan budaya ketimuran," kata Arumi.
Nilai-nilai krusial dalam family inilah nan turut membikin wanita keturunan Jerman, Belanda, dan Palembang itu mendapatkan kembali kepercayaan diri untuk bangkit dari kondisi terburuknya. Mengingat dia pernah berada dalam titik terendah lantaran sempat salah dalam mengambil tindakan. Meski demikian, Arumi Bachsin mengaku perihal tersebut tidak membuatnya larut dalam kesedihan dan keterpurukan.
'Your past doesn't describe your future' menjadi nilai hidup nan dipegang Arumi sampai sekarang. Ia memilih untuk belajar dari kesalahan dengan lebih bijak dalam setiap mengambil keputusan. Termasuk dalam perihal mendidik anak dan mengurus rumah tangga, menjalankan peran ibu sepenuhnya dengan lebih baik. Terbukti dengan sekarang dia menjadi panutan bagi banyak orang, terutama masyarakat Jawa Timur.
Hal ini pula nan diajarkan Arumi Bachsin dan Emil Dardak kepada anak-anak mereka. Mendidik anak-anak dengan membentuk karakter nan lebih handal dalam menghadapi beragam tantangan di masa depan. Namun tetap mempunyai adab nan luhur seperti nan diajarkan kedua orangtuanya.
Kenal dengan wastra
Tak hanya memberikan bekal dari sisi politik, pengalamannya aktif di Dekranasda Jawa Timur membikin Arumi juga lebih mengerti bakal wastra. Sebagai ketua Dekranasda, Arumi Bachsin akhirnya bisa mengenal beragam macam motif wastra beserta maknanya. Serta mengupayakan bakal wastra nan ada di Jawa Timur turut menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
"Di situ kan (Dekranasda Trenggalek dan Jawa Timur) dikasih satu layer lagi lah tentang wastranya kita. Terus perspektif-perspektif nan kudu diubah. Memang wastra itu kesannya memang eksklusif, hanya untuk acara-acara tertentu aja, alias fashion-fashion style tertentu aja. Tapi berupaya sedemikian rupa, gimana sih wastra ini agar nggak tergerus sama zaman, jika nggak anak cucu kita kelak nggak ngenalin kan? nah itu kudu diadaptasi dengan nan lebih kepake untuk era sekarang," ujar Arumi.
Arumi pun turut memberikan sentuhan wastra nyaris di setiap penampilan. Menjadi contoh bagi generasi muda bahwa wastra tidak melulu hanya dipakai untuk kondangan. Salah satu styling favoritnya adalah mengenakan obi wastra sebagai sentuhan dari outfit casual nan kekinian. Menurutnya, sentuhan wastra nan sederhana ini membikin style nan simple terlihat lebih menawan.
Follow Official WA Channel Pinangraya untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.