Liputan6.com, Teheran - Menteri luar negeri (Menlu) Iran memperingatkan Sekjen PBB Antonio Guterres bahwa pihaknya siaga merespons jika Israel menyerang negaranya sebagai jawaban atas serangan rudal pada 1 Oktober 2024.
Hari itu, Iran menembakkan nyaris 200 rudal ke Israel sebagai jawaban atas tewasnya dua sekutu terdekatnya, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, serta seorang jenderal Iran.
Sementara itu, pekan lampau Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berjanji bahwa tindakan pembalasan negaranya bakal "mematikan, tepat, dan mengejutkan".
"Iran, meskipun telah melakukan upaya habis-habisan untuk melindungi perdamaian dan keamanan kawasan, sepenuhnya siap untuk tanggapan nan tegas dan penuh penyesalan atas segala tindakan Israel," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi selama panggilan telepon dengan Guterres, menurut pernyataan dari kantornya pada Rabu (16/10), seperti dilansir CNA, Kamis (17/10).
Selama panggilan telepon pada Selasa (15/10) malam, Araghchi juga mengimbau PBB menggunakan sumber dayanya untuk menghentikan kejahatan dan agresi rezim Israel serta mengirim support kemanusiaan ke Lebanon dan Jalur Gaza.
Pada Selasa, Araghchi berbincang pula melalui telepon dengan Menlu Prancis Jean-Noel Barrot. Araghchi menekankan perlunya menghentikan serangan Israel terhadap Lebanon, memperingatkan penentangan terhadap "petualangan baru" apa pun oleh musuh bebuyutannya di wilayah tersebut, dan menyerukan agar rintangan oleh Israel nan menghalangi pengiriman support kepada orang-orang nan mengungsi disingkirkan.
Pada Minggu (13/10), pembicaraan lebih dulu dilakukan antara presiden kedua negara, Emmanuel Macron dan Masoud Pezeshkian.
Selama sepekan terakhir, Araghchi telah mengunjungi Lebanon, Suriah, Arab Saudi, Qatar, Irak, dan Oman dalam upaya meredakan ketegangan.
"Menlu Araghchi tiba di Yordania pada hari Rabu sebelum berangkat ke Mesir dan Turki," kata ahli bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei dalam unggahannya di platform media sosial X.