Liputan6.com, Washington, DC - Misi Iran di PBB mengatakan pada hari Kamis (17/10/2024) bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar bakal mengarah pada penguatan "perlawanan" di wilayah tersebut. Pernyataan tersebut muncul beberapa jam setelah Israel mengatakan telah membunuh Sinwar.
"Semangat perlawanan bakal menguat. Dia bakal menjadi model bagi para pemuda dan anak-anak nan bakal meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina," kata misi Iran dalam unggahannya via media sosial X. "Selama pendudukan dan agresi tetap ada, perlawanan bakal terus bersambung lantaran martir tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi."
Israel mengumumkan pada hari Kamis bahwa pasukannya telah membunuh Sinwar di Rafah, Gaza Selatan, dan dua pejuangnya pada Rabu (16/10) saat melakukan patroli rutin.
"Kemarin di Tel Sultan, Rafah, Yahya Sinwar dieliminasi oleh pasukan militer," kata ahli bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengabarkan kematian Sinwar dengan mengatakan, "Pembunuh massal Yahya Sinwar, nan bertanggung jawab atas pembantaian dan kekejaman pada 7 Oktober, telah disingkirkan... oleh tentara (militer Israel)."
Namun, sejauh ini Hamas belum mengonfirmasi kematian Sinwar.