Israel Sebut Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Kemungkinan Tewas

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Liputan6.com, Gaza - Militer Israel mengungkapkan pada Kamis (17/10/2024) bahwa pihaknya tengah menyelidiki kemungkinan kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar akibat serangan nan dilancarkannya di Gaza.

Dilansir NBC News, Kamis (17/10), dalang dari serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas itu baru menjabat sejak bulan Agustus setelah pembunuhan Ismail Haniyeh.

Jika Sinwar terbukti tewas akibat serangan Israel, ini bakal menjadi kudeta besar bagi Israel dan perangnya terhadap wilayah kantong Palestina.

Dalam pernyataan bersama, Pasukan Pertahanan Israel dan Badan Keamanan Israel, alias Shin Bet, mengatakan, sedikitnya tiga militan tewas di sebuah gedung selama operasi di Gaza. Mereka tidak menjelaskan lebih lanjut tentang gimana mereka terbunuh, tetapi mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki apakah salah satu dari ketiganya adalah Sinwar.

"Pasukan nan beraksi di area itu terus beraksi dengan kehati-hatian nan diperlukan," bunyi pernyataan itu, dengan mengatakan rincian lebih lanjut bakal menyusul.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menulis di akun X-nya, "Kamu bakal mengejar musuh-musuhmu dan mereka bakal jatuh di hadapanmu oleh pedang.' — Imamat 26. Musuh-musuh kita tidak dapat bersembunyi. Kita bakal mengejar dan melenyapkan mereka."

Militer Israel alias Israel Defense Force (IDF) telah berjanji untuk menangkap Sinwar dalam kondisi hidup alias mati.

Juru bicara Keamanan Nasional John Kirby mengatakan AS mengetahui laporan kemungkinan kematian Sinwar, namun mengatakan pejabat pemerintah belum mengonfirmasi laporan tersebut secara independen.

Bertanggung Jawab di Gaza

Sinwar telah bertanggung jawab atas pemerintahan di Gaza sebelum 7 Oktober 2023 dan diangkat sebagai kepala politik baru Hamas setelah Haniyeh tewas dalam serangan udara di kediamannya di Teheran.

Haniyeh telah menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Israel, nan biasanya tutup mulut tentang pembunuhan nan ditargetkan, diyakini telah melakukan serangan itu.

Pejabat Israel mengecam keputusan golongan militan nan didukung Iran untuk mengangkat Sinwar sebagai pemimpin politiknya, dengan Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menyebut Sinwar sebagai "pembunuh ulung" dan mengatakan pengangkatannya adalah "alasan lain untuk segera melenyapkannya dan menghapus memori organisasi ini dari muka bumi."

"Hanya ada satu tempat nan disediakan untuk Yahya Sinwar, ialah di samping Mohammed Al-Deif, Marwan Issa, dan personil ISIS Hamas lainnya nan bertanggung jawab atas pembantaian 7 Oktober nan telah kami bunuh," kata ahli bicara IDF Avichay Adraee saat itu dalam sebuah posting di X.

Lahir di Kamp Pengungsi Gaza

Sinwar, nan lahir di kamp pengungsi Gaza pada awal 1960-an, berasosiasi dengan Hamas setelah didirikan pada 1987 dan membantu membentuk pasukan keamanan internalnya setahun kemudian. Demikian menurut profilnya oleh lembaga ahli filsafat Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.

Ia dijatuhi balasan penjara seumur hidup pada 1988 lantaran berencana membunuh dua tentara Israel, serta membunuh empat penduduk Palestina nan dia curigai bekerja sama dengan Israel.

Ia dibebaskan beberapa tahun kemudian pada tahun 2011 sebagai salah satu dari lebih dari 1.000 tahanan Palestina nan dibebaskan sebagai tukar Gilad Shalit, seorang tentara Israel nan telah ditahan oleh Hamas selama lebih dari lima tahun.

Selengkapnya
Sumber Internasional
Internasional