Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono belum menyatakan secara gas untuk maju alias tidak sebagai ketua umum PPP periode berikutnya.
Namun jika diberi amanah pada Muktamar ke-10 nan rencananya digelar pada 2025, Mardiono mengaku siap.
"Begini, saya ini selama 77 tahun berangkat mulai dari DPC, di wilayah jadi bendahara, ketua wilayah, wakil ketua umum, koordinator wilayah seluruh Indonesia. Saya tidak pernah merebut jabatan. Kalau amanah, saya analogikan sebagai seorang prajurit. Prajurit jika diberi tugas, jalan. Tetapi tidak bakal memperebutkan tugas itu. Itu jiwa seorang prajurit," kata Mardiono usai Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PPP NTB di Mataram, Sabtu (16/11/2024) dilansir Antara.
Mardiono mengatakan bahwa kepemimpinan adalah amanah. Oleh karena itu, jika diberi amanah oleh pemegang mandate, Mardiono siap mengemban amanah tersebut.
Namun Mardiono menyatakan tidak mau memburu jabatan, lantaran sepanjang kariernya di partai berlambang kabah tersebut dirinya tidak pernah seperti itu.
"Dulu waktu ketua di wilayah Banten juga saya tidak pernah rebut, saya enggak pernah nyalon, tapi saya dapat 98 persen secara voting. Tetapi jika pemegang kedaulatan memberi amanah (muktamar PPP), saya bismillah," ucap Mardiono diplomatis.
Desakan Muktamar Dipercepat
Terkait adanya berita bahwa dorongan muktamar agar dipercepat, Mardiono menyatakan tidak ada dorongan itu. Sebab, menurut dia, penyelenggaraan muktamar di PPP ditentukan oleh para pemegang kedaulatan dalam perihal ini wilayah dan cabang.
"DPP itu hanya menyelenggarakan. Kalau merujuk pada masa khidmat kepemimpinan kepengurusan di PPP bakal berhujung Desember 2025. Tetapi saya inginkan dipercepat agar konsolidasi partai bisa diselesaikan lebih awal, sehingga kita punya waktu lebih panjang untuk mempersiapkan diri menuju Pemilu 2029," terang Mardiono.
Mardiono mengeklaim bahwa PPP adalah partai nan paling demokratis. Tidak bisa ditekan dan diintervensi oleh pihak manapun.
"Muktamar tidak semata-mata memilih ketua umum, tetapi gimana membangun tatanan, kerangka untuk kepentingan lima tahun ke depan. nan lebih krusial adalah memperkuat konsolidasi," kata Mardiono.
Kesal lantaran aksinya tak ditanggapi oleh Plt Ketua Umum PPP, Mardiono, puluhan kader PPP asal Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, melakukan tindakan pembakaran terhadap seragam partai berlambang Ka'bah di laman instansi Dewan Pimpinan Pusat PPP di Menteng, Jak...