Liputan6.com, Washington D.C - Biaya penitipan anak di Amerika Serikat nan meningkat lebih dari dua kali lipat tingkat inflasi membikin orang tua seperti Charlena Stokes berada dalam posisi nan sulit.
Pengeluaran sehari-hari menjadi susah untuk diimbangi bagi ibu tunggal tersebut.
"Anda berupaya untuk membeli kebutuhan pokok, Anda berupaya untuk mencarikan mereka sekolah, dan kemudian Anda berupaya untuk menyeimbangkan itu semua dengan pendapatan. Itu betul-betul menjadi beban nan berat," katanya kepada CNA.
Stokes mengatakan, dia terpaksa meninggalkan pekerjaannya ketika dia tidak bisa bayar biaya penitipan anak.
"Ini sangat membebani. Rasanya seperti saya maju lima langkah dan saya terdorong mundur lima langkah lagi" tambahnya, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (17/10/2024).
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi AS menunjukkan bahwa biaya penitipan anak di Amerika Serikat jadi nan tertinggi di antara semua negara maju, nan mencakup 32 persen dari pendapatan rata-rata pasangan.
Para ibu sering kali terpaksa tinggal di rumah untuk mengurus anak-anak mereka, nan berpotensi menghalang kemajuan dalam kesetaraan gender.
Menjelang pemilihan presiden 5 November 2024, keluarga-keluarga AS memberi tahu CNA bahwa biaya pengasuhan anak menjadi rumor utama bagi mereka dan dapat memengaruhi siapa nan mereka pilih.
Di kota Las Vegas nan gemerlap nan terletak di negara bagian Nevada, biaya penitipan anak untuk anak berumur di bawah lima tahun sekitar USD 1.300 sebulan, menurut Departemen Tenaga Kerja.
Hal ini terjadi meskipun nilai konsumen secara keseluruhan berangsur-angsur stabil, dengan inflasi melambat ke level terendah sejak bulan-bulan awal pandemi COVID-19.
Biaya pengasuhan anak nan sangat besar tersebut bakal membebani sebagian besar rumah tangga dengan dua orang tua, tetapi bakal menjadi beban nan lebih besar bagi orang tua tunggal.
Bursa saham di Wall Street ikut naik turun berbarengan dengan perkembangan terkini dalam pilpres AS. Selain menambah ketidakpastian, penanammodal seperti penduduk AS secara umum tak bisa memprediksi siapa nan bakal menang pilpres. Lalu capres manakah nan leb...