Jakarta PinangRaya -
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan pihaknya bakal menggandeng multipihak guna menekan nomor kasus kekerasan pada guru.
Menurut Mu'ti, kasus kekerasan seperti nan dialami oleh Supriyani, pembimbing asal Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, juga ditemui di wilayah lain sehingga penyelesaian kasus tersebut haruslah dimulai dari hulu dengan menggandeng multipihak.
“Kasus seperti Supriyani itu bukan hanya beliau saja. Kasus seperti itu kan juga terjadi di tempat lain. Karena itu kami mau menyelesaikannya dari hulu. Kalau diselesaikan secara kasuistik terus, itu kan mesti bakal terus menerus terjadi. Dan ini memang menjadi tantangan kita bersama-sama,” kata Mu'ti di Jakarta Pusat pada Rabu.
“Kami sudah komunikasi non-formal dengan Pak Kapolri mengenai dengan persoalan ini dan Insya Allah dalam pekan-pekan ini, jika waktunya cocok kami bakal berjumpa dengan Pak Kapolri membicarakan persoalan-persoalan tersebut,” ucapnya.
Selain menggandeng Polri, dia pun mengatakan tidak menutup kemungkinan bakal menekan nomor kasus kekerasan pada pembimbing melalui pendekatan pendidikan berbasis komunitas, termasuk dengan menggandeng NU.
Pasalnya, dia menyebut NU telah mengembangkan program Gerakan Keluarga Maslahat PBNU nan salah satu segmennya adalah mengenai pendidikan di lingkungan komunitas.
“Tadi juga Gus Yahya menyampaikan bahwa penguatan pendidikan karakter dan penanganan masalah serupa juga bisa dilakukan dengan pendidikan berbasis komunitas. Jadi Kalau di sekolah diajari baik-baik, ya, di masyarakatnya kudu mendukung juga,” ujarnya.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024