Liputan6.com, Jakarta - Air menjadi salah satu tujuan eksplorasi luar angkasa hingga saat ini. Keberadaan air menjadi salah satu tanda kepantasan kediaman dan keberadaan kehidupan lain di alam semesta.
Dalam eksplorasi luar angkasa, para astronom sukses menemukan tanda-tanda keberadaan air di luar angkasa, salah satunya planet K2-18b. Eksoplanet ini terletak sekitar 124 tahun sinar dari bumi.
Melansir laman NASA pada Jumat (18/10/2024), planet K2-18b pertama kali ditemukan pada 2015 oleh misi Kepler NASA. Planet ini mengorbit bintang kerdil merah di rasi bintang Leo dan masuk dalam kategori "super-Earth" lantaran massanya nan lebih besar dari bumi.
Planet K2-18b menarik perhatian intelektual lantaran berada di area layak huni bintang induknya. Dalam area ini, air dapat memperkuat dalam corak cair di permukaan.
Planet K2-18b mempunyai massa 8,6 kali massa bumi dan dua kali lipat ukurannya. Dengan gravitasi nan lebih kuat dari bumi, permukaan planet ini bakal terasa jauh lebih berat bagi manusia alias makhluk hidup lainnya.
Dengan ukuran besar dan atmosfer nan tebal, K2-18b lebih mirip dengan Neptunus daripada bumi. Walaupun begitu, beberapa intelektual tetap memperkirakan bahwa lapisan tertentu di atmosfernya bisa mendukung kehidupan mikroba.
Pada 2019, sebuah studi besar nan dilakukan menggunakan teleskop luar angkasa Hubble sukses mendeteksi keberadaan uap air di atmosfer K2-18b. Hal ini adalah penemuan besar lantaran air dianggap sebagai komponen kunci untuk kehidupan.
Selain air, kajian atmosfer K2-18b juga menunjukkan bahwa planet ini kaya bakal gas hidrogen dan helium. Atmosfer nan penuh dengan gas-gas ringan ini sangat berbeda dari atmosfer bumi nan kaya bakal nitrogen dan oksigen.
Selain itu, temuan dimetil sulfida dalam atmosfer K2-18b mengindikasikan adanya kehidupan di exoplanet ini. Dikutip dari laman Science Alert pada Jumat (18/10/2024), senyawa dimetil sulfida dihasilkan oleh kehidupan, terutama oleh fitoplankton laut di Bumi.