Liputan6.com, Washington, DC - Pasukan Amerika Serikat (AS) tidak terlibat dalam operasi Israel nan menewaskan pemimpin Hamas Yahya Sinwar, meskipun intelijen AS telah membantu pencarian terhadap para pemimpin golongan tersebut. Demikian ditegaskan Kementerian Pertahanan AS namalain Pentagon.
"Ini adalah operasi Israel. Pasukan AS tidak terlibat secara langsung," kata Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder, seperti dilansir The Hill, Jumat (18/10/2024).
"Kami mempunyai sejumlah mini pasukan operasi unik nan telah memberi nasihat kepada Israel tentang upaya pengamanan sandera. Itu termasuk bekerja berdampingan dengan rekan-rekan mereka di Israel untuk membantu menemukan dan melacak Sinwar serta para pemimpin Hamas lainnya nan berlindung di Gaza nan telah menahan sejumlah orang, termasuk penduduk AS, sejak 7 Oktober tahun lalu."
Ryder pun meminta awak media mengusulkan pertanyaan lebih lanjut kepada Israel mengenai rincian operasi tersebut. Namun, bagaimanapun, dia menyebut kematian Sinwar sebagai perkembangan nan signifikan dan pencapaian kontraterorisme nan besar.
Sebelumnya, dalam pernyataan Presiden Joe Biden tentang kematian Sinwar, dia mengatakan telah mengarahkan operasi unik dan personel intelijen AS untuk membantu perburuan Israel terhadap Sinwar dan para pemimpin Hamas lainnya di Jalur Gaza setelah serangan golongan itu pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
"Dengan support intelijen kami, (militer Israel) tanpa henti mengejar para pemimpin Hamas, mengusir mereka dari tempat persembunyian dan memaksa mereka melarikan diri," ujar Biden.
"Jarang ada kampanye militer seperti ini, dengan para pemimpin Hamas tinggal dan bergerak melalui ratusan mil terowongan, nan diatur dalam beberapa lantai di bawah tanah."
Pemerintahan Biden sekarang mencoba mendorong pembicaraan gencatan senjata baru, dengan kematian Sinwar sebagai momentumnya.
"Sekarang ada kesempatan untuk hari baru tanpa Hamas berkuasa dan penyelesaian politik nan memberikan masa depan nan lebih baik bagi penduduk Israel dan Palestina," tutur Biden. "Yahya Sinwar adalah rintangan nan tidak dapat diatasi untuk mencapai semua tujuan tersebut. Kendala itu tidak ada lagi."
Kemudian, setelah menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Biden mengatakan keduanya membahas langkah memanfaatkan momen ini untuk membawa pulang para sandera dan mengakhiri perang.