Liputan6.com, Jakarta - Irjen Kementerian Pertanian, Setyo Budiyanto terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi setelah bisa meraih bunyi terbanyak dalam pemilihan calon ketua KPK di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kamis (21/11/2024).
Dalam pemilihan tersebtu, Setyo Budiyanto mendapatkan bunyi terbanyak dari Komisi III DPR, ialah sebanyak 46 pemilih.
Setyo Budiyanto meraih bunyi 46 suara, sementara empat ketua lainnya adalah Fitroh Rohcahyanto dengan 48 suara, Ibnu Basuki Widodo dengan 33 suara, Johanis Tanak dengan 48 suara, Agus Joko Pramono dengan 39 suara.
Sementara voting mengenai posisi Ketua ialah Setyo 45 suara, Fitroh 1 suara, Johanis 2 suara.
Lalu, siapa Setyo Budiyanto ?
Setyo Budiyanto merupakan perwira tinggi polisi aktif berkedudukan Komisaris Jenderal (Komjen) nan lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 29 Juni 1967.
Komjen Pol Setyo Budiyanto merupakan lulusan Akademi Kepolisian ( Akpol ) tahun 1989.
Pria berumur 57 tahun itu mempunyai segudang pengalaman di bagian reserse. Komjen Setyo Budiyanto telah lama berkarier di kepolisian Tanah Air. Dia cukup banyak mengabdi di wilayah norma Polda Papua. Setyo tercatat pernah mengemban kedudukan sebagai Kapolres Teluk Wondama, Kapolres Biak Numfoor, Wadirreskrim Polda Papua, hingga Dirreskrimsus Polda Papua.
Tak hanya dikepolisian, Setyo juga sempat bekerja di KPK. Di lembaga anti-rasuah itu, Setyo juga pernah menjabat sebagai Koordinator Supervisi Penindak (Korsupdak) di Deputi Penindakan KPK.
Pada tahun 2021, Setyo Budiyanto ditunjuk menjadi Kapolda Nusa Tenggara Timur. Setahun berselang, Setyo Budiyanto menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Utara.
Selanjutnya, Setyo Budiyanto menerima amanah baru sebagai Pati Itwasum Polri. Dan, sejak 22 Maret 2024 Setyo Budiyanto mengemban petunjuk sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian.
Ketua Pansel Capim KPK, Yenti Garnasih mengatakan, dari 104 peserta nan mengikuti tes psikologi, terdapat 40 orang nan dinyatakan lolos.
Hilangkan Lift VIP di Gedung KPK
Sebelumnya, Setyo menyoroti kedekatan antara ketua dan pegawai lembaga antirasuah, nan juga bersenggolan dengan integritas lembaga ke depannya saat uji kepantasan dan kepatutan di Komisi III DPR. Sebab itu, dia menyatakan siap menghilangkan keberadaan lift VIP untuk pimpinan KPK.
Menurutnya, ketua KPK kudu berkarakter kolektif kolegial. Untuk itu, sudah sepatutnya antara ketua dan pegawai mempunyai kedekatan nan baik.
"Kalau perlu di KPK itu ada lift VIP nan jadi jalur pimpinan. Kalau perlu ini bakal diubah. Nah itu bertindak umum saja, jadi ndak perlu lagi ada jalur VIP nan untuk ketua saja,” tutur Setyo dalam fit and proper test capim KPK yang diselenggarakan Komisi III DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2024).
Kolektif dan kolegial, lanjutnya, dapat menjadi kekuatan untuk KPK secara menyeluruh. Keberadaan lift VIP Pimpinan di Gedung Merah Putih dinilai menyebabkan kerenggangan hubungan antara ketua dan pegawai.
"Jadi selama ini ketua itu turun di basement kemudin masuk di lift VIP, sampai di lantai 15 dan tidak pernah ketemu dengan pegawai, tidak pernah berinterksi dengan pegawai, kemudian pulang juga seperti itu,” jelas dia.
Baginya, komunikasi antara ketua dan pegawai KPK sangatlah penting. Hal itu tentu semakin membangun integritas untuk seluruh insan lembaga antirasuah.
"Kami berambisi bahwa ketua betul-betul kolektif kolegial, tidak ada lagi, istilahnya 3-2, 4-1. Tapi betul-betul kolektif kolegial itu betul-betul maksimal,” Setyo menandaskan.