Liputan6.com, Jakarta Dalam operasi besar-besaran di Kalimantan Selatan, polisi sukses menyita 70,76 kilogram sabu dari jaringan narkoba internasional nan dikendalikan oleh Fredy Pratama.
Terkait perihal itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni memandang ada progress signifikan dalam pemberantasan jaringan Fredy Pratama.
“Apresiasi untuk Polri nan dengan gencar memberantas peredaran narkoba di tanah air. Dan nan terbaru ini jumlahnya 70 kg, sangat mengerikan. Maka saya harap, dari pengungkapan ini polisi bisa melakukan pendalaman guna melacak letak pasti Fredy Pratama beserta jaringannya. Karena jika bandar besarnya tidak ditangkap, nan begini-begini bakal masuk terus,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (24/10/2024).
Politikus NasDem ini menyebut dirinya meletakkan kepercayaan bahwa polisi bisa segera menangkap bandar narkoba Fredy Pratama. Terlebih, pemerintahan Presiden Prabowo sangat berfokus pada pemberantasan narkoba.
“Saya percaya tidak lama lagi jaringan Fredy Pratama ini bisa betul-betul diputus dan ditangkap pelaku utamanya. Terlebih Presiden Prabowo memang punya concern mengenai pemberantasan narkoba ini. Polri, BNN, dan semua stakeholder pun sudah mengerahkan upaya maksimal. Jadi saya rasa tinggal kita tunggu waktu penangkapannya,” jelas Sahroni.
Karena itu, dia meminta agar pihak kepolisian memperketat wilayah perbatasan, nan diduga menjadi jalur masuk peredaran narkoba.
“Dan pemeriksaan di wilayah perbatasan dan jalur masuk negara juga kudu diperketat, jangan sampai longgar. Jangan kasih celah buat narkoba masuk dari luar,” tutup Sahroni.
Polisi Sita 70 Kg Sabu dari Jaringan Fredy Pratama di Kalimantan Selatan
Dalam operasi besar-besaran di Kalimantan Selatan, polisi sukses menyita 70,76 kilogram sabu dari jaringan narkoba internasional nan dikendalikan oleh Fredy Pratama. Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa, mengungkapkan bahwa pengungkapan ini dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Narkoba Polda Kalsel.
"Polri melalui Polda Kalsel telah sukses membongkar jaringan narkotika milik bandar besar Fredy Pratama dan menyita total 70,76 kilogram sabu," ungkap Mukti dalam keterangan tertulis pada Rabu (23/10/2024).
Kapolda Kalsel, Irjen Winarto, menjelaskan, pengungkapan ini dimulai dari penangkapan seorang pelaku berinisial AR di sebuah hotel di Banjarmasin Utara pada Kamis 26 September 2024. Dari penangkapan tersebut, tim menemukan 9,1 kilogram sabu nan disimpan dalam 8 paket besar dan 13 paket kecil.
Setelah diinterogasi, AR mengaku mendapatkan sabu dari pelaku lain berinisial MM, nan diketahui sebagai kaki tangan Fredy Pratama namalain Miming. MM bertindak sebagai operator peredaran narkoba di Jakarta, Surabaya, dan Bali.
50 Paket Sabu
Berdasarkan info ini, interogator mengembangkan kasus dan menemukan rencana pengiriman sabu menggunakan mobil Mitsubishi Triton. Polisi sukses mengejar dan menemukan mobil tersebut di Jalan Hasan Basri, Banjarmasin Utara, pada Selasa (8/10) sekitar pukul 01.00 WITA.
Dalam operasi ini, dua kurir, AW dan JB, ditangkap. Dari mobil tersebut, ditemukan 50 paket sabu dengan bungkusan plastik teh cina bertuliskan Guanyinwang, dengan total berat 51,3 kilogram. Selain itu, petugas juga menyita 9.560 butir pil ekstasi.
Penyidik juga menangkap MR, nan berkedudukan sebagai kreator bunker di mobil Triton untuk menyimpan sabu. Pengembangan kasus mengarah pada penangkapan pelaku lain, SA, di Banua Anyar, Banjarmasin Timur, pada Kamis (10/10). Di letak ini, ditemukan 10 paket besar sabu dengan total berat 10,3 kilogram.