Jakarta PinangRaya - Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menyambut baik usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada kakek Prabowo Subianto ialah Raden Mas (RM) Margono Djojohadikusumo inisiator utama dalam mendirikan lembaga finansial nan menjadi pilar stabilitas ekonomi bangsa.
"Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa RM Margono dengan semangat kebangsaan nan kuat memimpin upaya mendirikan Bank Sentral Indonesia di republik nan baru merdeka," kata Eddy di Jakarta, Minggu.
Menurut Eddy nan merupakan mantan bankir usulan dan terobosan RM Margono untuk membentuk Bank Sentral sekaligus menjadi pemimpin pertamanya menunjukkan kontribusi nan luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
*Sebagai mantan bankir, saya mendukung penuh pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk RM Margono Djojohadikusumo," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa setelah Proklamasi kemerdekaan salah satu tantangan berat nan dihadapi adalah kedaulatan di bagian ekonomi. Apalagi saat itu Bank Sentral Belanda De Javasche Bank jelas-jelas menolak kedaulatan Indonesia sebagai bangsa merdeka.
Dengan mandat dari Bung Karno dan Bung Hatta, lanjut Eddy, RM Margono sukses mendirikan Bank Sentral pertama Indonesia di tengah keterbatasan pemerintah nan baru merdeka dan tetap menghadapi tekanan kolonialis Belanda.
"Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung waktu itu RM Margono berkedudukan aktif mengusulkan hingga akhirnya mendirikan Bank Negara Indonesia pada 5 Juli 1946. Karena terobosan itulah, beliau diangkat oleh Bung Karno menjadi Dirut pertamanya hingga tahun 1950," katanya.
Eddy menjelaskan bahwa RM Margono menjadi pionir dalam menegakkan kedaulatan ekonomi bangsa sekaligus meletakkan dasar-dasar kebijakan perbankan dalam sistem ekonomi Indonesia.
Sebagai ahli di bagian perbankan dan finansial internasional selama 27 tahun, Eddy membayangkan kompleksnya situasi ketika RM Margono memimpin Bank Sentral di negara nan baru merdeka.
Pak RM Margono kata Wakil Ketua MPR itu, dihadapkan pada situasi susah tekanan ekonomi Belanda nan menolak kedaulatan Indonesia. Di sisi lain beliau juga kudu memberikan pemahaman mengenai literasi finansial di masyarakat nan waktu itu kebanyakan tetap buta huruf," ujarnya.
"Situasi itu beliau lalui dengan luar biasa hingga di bawah kepemimpinannya BNI menerbitkan Oeang Republik Indonesia pada September 1946. Selain itu BNI juga aktif memberikan angsuran dan juga mempersiapkan skema simpanan pada masyarakat," katanya.
Untuk mendorong gelar Pahlawan Nasional untuk RM Margono, Eddy mengaku siap mensosialisasikan karya dan jasa RM Margono agar diangkat menjadi Pahlawan Nasional kepada publik dan para pihak terkait.
"Semua kajian nan sudah dan sedang dilaksanakan mengenai usulan RM Margono sebagai hari Pahlawan Nasional bakal terus kami dukung dan fasilitasi untuk disampaikan langsung pada pihak-pihak mengenai sebagai pengambil kebijakan," kata Eddy dalam keterangan resminya.
Baca juga: Sejarawan: Ahmad Syafii Maarif layak jadi pahlawan nasional
Baca juga: Kemensos lakukan anjangsana beri support kepada family pahlawan
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024