Apa itu hukum tajwid dan contoh bacaannya?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta PinangRaya -

Dalam membaca Al-Qur'an perlu memahami pengetahuan Tajwid. Membaca Al-Qur'an tidak boleh asal-asalan tanpa mengikuti patokan pengetahuan tajwid, karena perihal tersebut bisa mengubah makna dari ayat-ayat suci.

Tajwid adalah istilah bahasa Arab nan secara harfiah berarti "melakukan sesuatu dengan bagus alias bagus", maka secara umum pengetahuan tajwid dapat diartikan sebagai pengetahuan nan mempelajari langkah membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.

Oleh lantaran itu, memahami dan menggunakan norma tajwid menjadi sangat krusial bagi setiap Muslim dalam membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.

Hukum-hukum tajwid

Dalam pengetahuan tajwid, terdapat beberapa macam norma tajwid nan perlu diketahui apalagi dihafalkan. Melansir dari Buku Panduan Ilmu Tajwid Praktis karya Zulkarnaini Umar, berikut norma tajwid dan contohnya nan sering dijumpai saat membaca Al-Qur'an.

Hukum nun sukun dan tanwin

1. Idzhar

Idzhar ialah menerangkan alias menjelaskan, dan Halqi ialah kerongkongan.

Bila terdapat huruf nun sukun alias tanwin berjumpa salah satu huruf Halqi ialah Hamzah, Ha', Ha, Kha, ‘Ain dan Ghai (ا ع غ ح خ ها) disebut dengan Idzhar halqi.

Nun sukun dan tanwin kudu dibaca dengan terang dan jelas lantaran huruf Halqi keluar dari mulut pada bagian kerongkongan.

Contoh:

  • وَتَنْحِتُونَ
  • غَفُوْرٌ حَلِيمٌ
  • عَلِيمٌ حَلِيمٌ
  • مِنْ خَيْرٍ,
  • وَإِنْ خِفْتُمْ
  • عَلَى رَفْرَفٍ خُضْرٍ
  • يَنْهَوْنَ
  • إِنْ هُوَ
  • أَسِحْرٌ هَذَا

2. Idgham Bighunnah

Idgham artinya adalah memasukkan alias mentasydid, dan Bighunnah adalah mendengung.

Bila terdapat Nun sukun alias tanwin berjumpa dengan salah satu dari huruf Ya, Waw, Mim dan Nun (ي ن م و), maka norma bacaannya disebut ldgham Bighunnah.

Sehingga, nun sukun alias tanwin dimasukkan alias ditasydidkan kedalam salah satu huruf tersebut dengan langkah didengungkan.

Contoh:

  • وَمَنْ يَعْمَلْ
  • وَمِنْ وَرَائِ
  • عَنْ مَنْ يَشَاءُ
  • حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ

​​​​​​

3. Idgham Bilaghunnah

Sama seperti idghan bighunnah, ialah artinya memasukkan alias mentasydid. Namun, untuk Bilaghunnah artinya tidak didengungkan.

Bila terdapat nun sukun dan tanwin berjumpa dengan salah satu huruf Lam ( ل ) alias Ra ( ر ), referensi ini disebut Idgham Bilaghunnah.

Contoh:

  • مِنْ لَدُنْكَ
  • هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
  • مَنْ لَمْ
  • مِنْ رَّبِّهِمْ
  • ثَمَرَاةٍ رِّزْقًا
  • غَفُورٌ رَّحِيمٌ

4. Iqlab

Iqlab artinya adalah membalikkan alias ditukar.

Bila terdapat huruf Nun sukun alias tanwin berjumpa dengan huruf Ba' (ب) disebut norma Iqlab.

Sehingga, Nun alias tanwin nan berjumpa Ba mesti dibalik alias ditukar menjadi dibaca Mim ( م ) sembari didengungkan.

Contoh:

  • أَنْبِئُونِي
  • مِنْ بَعْدِ
  • خَبِيْرٌ بَصِيْرٌ
  • سَمِيعٌ بَصِيْرٌ

5. Ikhfa Haqiqi

​​​​​​​Ikhfa artinya adalah menyamarkan alias disembunyikan, dan Haqiqi artinya benar.

Bila terdapat nun sukun alias Tanwin berjumpa dengan salah satu dari huruf 15 hijaiyyah ialah shad (ص), zha (ظ), dzal (ذ), jim (ج), tsa (ث), kaf (ك), syin (ش), qaf (ق), sin (س), dal (د), tha (ط), za (ز), fa (ف), ta (ت), dan dhad (ض), norma bacaannya disebut Ikhfa Haqiqi.

Sehingga, Nun sukun alias tanwin dibaca samar-samar antara pengucapan idgham dan izhar berbarengan dengan huruf 15 tersebut dengan didengungkan.

Contoh:

  • وَمَنْ تَابَ
  • وَلَنْ تَفْعَلُوْا
  • فَمَنْ ثَقُلَتْ
  • وَالْأُنْثَى
  • قَوْلًا ثَقِيلًا

Hukum mim sukun

1. Ikhfa Syafawi

Bila terdapat mim sukun berjumpa dengan huruf Ba disebut dengan norma Ikhfa Syafawi.

Sehingga, Mim sukun dan Ba dibaca samar sembari nada didengungkan.

Contoh:

  • تَرْمِيهِمْ بِحِجَارِةٍ
  • وَهُمْ بِالْآخِرَةِ
  • صُمٌّ بُكْمٌ

2. Idgham Mim

Bila terdapat Mim sukun berjumpa dengan huruf Mim disebut dengan norma Idgham Mimi alias Idgham Mutamatsilain. Hukum ini dibaca mim berstasydid dan didengungkan.

Contoh:

  • وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ
  • وَلَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ
  • وَمَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ

3. Izhar Syafawi

Bila terdapat mim sukun berjumpa salah satu dari 26 huruf hijaiyyah, selain Mim dan Ba disebut norma Izhar Syafawi.

Sehingga, mim sukun dan salah satu huruf dari 26 huruf hijaiyyah dibaca dengan tidak boleh didengungkan dan jelas tanpa nafas nan berhenti.

Contoh:

  • صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
  • خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوْبِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ

Hukum lam ta'rif

Dalam seluruh huruf hijaiyyah, dibagi menjadi dua golongan jika berjumpa huruf alif dan lam ialah huruf Qomariyah dan huruf Syamsiyah. Hukum tajwid ini disebut Lam ta'rif.

1. Huruf Qomariyah

Berasal dari kata Qomar nan artinya bulan, Qomaryah artinya sebangsa bulan, lam ta'rif dianggap sebagai bintang, dan huruf Qomariyah sebagai bulan.

Huruf Qomariyah terdiri dari 14 huruf hijaiyyah ialah Ba (ب), Jim (ج), Ha (ح), Kho (خ), ‘Ain (ع), Ghain (غ), Fa (ف,) Qof (ق), Kaf (ك), Mim (م), Wauw (و), Hamzah (ء), Ha (ه), Ya (ي).

Bila huruf Alim dan Lam berjumpa huruf hijaiyyah tersebut norma baca menjadi Idzhar Qomariyah.

Cara membacanya mesti secara terang dan jelas, seperti makna umpamaan dari lam ta'rif dan huruf Qomariyah, jika terdapat bulan nan terlihat terang, bintang pun bakal tetap jelas terlihat.

Contoh:

  • أَبْغِ حَجَّكَ وَخَفْ عَقِيمَهُ
  • الْأَنْعَامُ
  • البِرُّ
  • الغَمَامُ
  • الْحَمِيمَ
  • الْجَنَّةُ
  • الكَوْثَرُ
  • الْوِلْدَانُ

2. Huruf Syamsiyah

Berasal dari kata Syams artinya matahari, dan Syamsyiah artinya sebangsa matahari.

Huruf Syamsiyah terdiri dari 14 huruf hijaiyyah ialah Tha (ط), Tsa (ث), Shad (ص), Ra (ر), Ta (ت), Dha (ض), Dzal (ذ), Nun (ن), Dal (د), Zai (ز), Sin (س), Zha (ظ), Syin (ش), dan Lam (ل).

Bila huruf Alim dan La berjumpa dengan salah satu huruf Syamsiyah tersebut norma referensi menjadi Idgham Syamsyiah.

Cara membacanya mesti dimasukkan alias di idghamkan ke dalam salah satu huruf Syamsiyah.

Bintang nan berjumpa mentari tentunya tidak terlihat, meskipun ada. Sama halnya lam ta'rif nan berjumpa huruf Syamsiyah, alif lam tidak terbaca walaupun ada tulisannya dan kudu langsung dimasukkan ke huruf Syamsiyah.

Contoh:

  • بِالضُّرِّ
  • بِالْفَجْرِ
  • وَالشَّمْسِ
  • الرَّحِيمِ
  • التَّوَّابُ
  • السَّلَامُ الدِّيْنُ النَّاسُ

Hukum mad

Mad artinya memanjangkan referensi lebih dari dua rakaat saat mad berjumpa dengan huruf hamzah alias tanda sukun. Huruf mad ialah Alif, Ya, dan Wau, berikut ini adalah jenis-jenis mad.

1. Mad thobi'i

Kata tabi'i artinya biasa. Pembacaan mad thobi'i dengan panjang dua harakat alias satu Alif.

Bila terdapat huruf Alif berada setelah tanda fathah alias huruf Yaa sukun setelah tanda kasrah, norma bacaannya adalah Mad thobi'i.

Mad thobi'i mempunyai beberapa golongan ialah mad silah qashirah, mad iwad, mad tamkin, dan mad alifat.

Contoh:

ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ

2. Mad Far'i

Hukum mad far'i mempunyai panjang nan lebih dari mad thobi'i, ketika huruf hamzah alias tanda sukun setelah huruf mad.

Mad far'i mempunyai dibagi dalam dalam beberapa golongan ialah mad wajib muttasil, mad jaiz munfasil, mad badal, mad silah kubra, mad arid lissukun, dan mad lin.

Itulah hukum-hukum tajwid dan contoh bacaannya. Hukum tajwid adalah kunci untuk membaca Al-Qur'an dengan benar. Dengan memahami norma tajwid, kita bisa tetap menjaga makna dan keelokan dari ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024

Selengkapnya
Sumber Kesehatan
Kesehatan