Jakarta PinangRaya - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) sepakat untuk melakukan kerjasama riset mengenai arkeologi nasional nan ditandai dengan nota kesepahaman nan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Jogaswara melalui keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan kerja sama tersebut bermaksud untuk mensinergikan sumber daya dan kompetensi nan dimiliki BRIN dan IAAI, nan berfaedah untuk mendukung penyelenggaraan tugas dan kegunaan masing-masing.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi nuklir untuk mempermudah riset cagar budaya
"Ruang lingkup nan dikerjasamakan, salah satunya adalah peningkatan kapabilitas dan kompetensi SDM, untuk mendukung penyelenggaraan program penelitian di bagian arkeologi dan pemanfaatan hasil riset dan penemuan masing-masing," katanya.
Herry mengatakan sudah ada peneliti nan ditugaskan untuk melakukan riset dan menyiapkan beragam perihal materi terkait.
Untuk membuka wacana kegiatan, dia menyebut pihaknya berencana membuka ekskavasi jangka panjang di Bumiayu, Jawa Tengah nan bakal berjalan selama 5-7 tahun.
"Caranya dengan menempatkan para periset, arkeolog, maupun mahasiswa untuk tinggal di kamp periset," ujar Herry Jogaswara.
Sementara itu, Ketua IAAI Marsis Sutopo mengatakan kerja sama keduanya untuk menginisiasi aktivitas penelitian berbareng mengenai arkeologi guna mendukung riset, invensi, dan penemuan nasional.
Baca juga: Riset arkeologi Maluku dipaparkan di konvensi internasional
Baca juga: BRIN tekankan urgensi faedah nuklir untuk riset arkeologi
Ia mengatakan kerja sama ini sejalan dengan maksud dan tujuan IAAI, dengan angan para personil IAAI nan tersebar di beragam lembaga pemerintah maupun swasta dan nan sudah purna tugas, dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian nan dikolaborasikan.
Marsis menyebut pihaknya saat ini sedang memfasilitasi terbentuknya organisasi pekerjaan baru, ialah Perkumpulan Tenaga Ahli Pelestarian Cagar Budaya Indonesia (PTAP CBI), nan tengah menunggu pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
"Organisasi ini bukan sebagai anak organisasi dari IAAI, tetapi sebagai mitra IAAI, meskipun pengurus dan anggotanya juga dari Arkeologi, Arsitek, dan pengetahuan lainnya," ucap Marsis Sutopo.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024